Antara Dendam Dan Cinta - Bab 513 Saingan Ayah

Dengan ditemani Calvin Li, perjalanan mereka lancar tanpa halangan.

Celine Ning, Arthur dan Egy Ning belum pernah keluar negeri, sepanjang perjalanan, Celine Ning sambil terus menggandeng dua bocah itu, melihat segala sesuatunya asing.

Calvin Li mengusap kepala Arthur, "Nanti ketika kita keluar, aku akan membawa kalian makan-makan. "

Arthur awalnya ingin bersikukuh menghindari tangan Calvin Li, tapi pada akhirnya, begitu dia mendengar kata makan, seketika dia menjadi sangat bersemangat.

"Baiklah! "

Egy Ning: "...... "

Dasar setan makan.

Perasaannya sekarang menjelang pertemuannya dengan Bibi Claire heboh.

Surat jalan yang ada di tangan Calvin Li sangat punya pengaruh, tanpa menuliskan nama mereka di buku tamu, mereka sudah bisa langsung naik menuju ke ruang rawat.

"Apa kalian akan masuk? "

Celine Ning menunduk dan bertanya pada Egy Ning dan Arthur.

Egy Ning mengangguk.

Arthur tak bersuara.

Arthur belum pernah bertemu dengan Bibi Claire, maka reaksinya itu bisa dimaklumi.

Calvin Li berkata: "Kalau begitu aku akan mengajak Arthur keluar, kalian masuklah. "

"Baik. "

Celine Ning bersama Egy Ning berjalan masuk.

Ruang rawatnya menghadap matahari.

Sinar mentari memenuhi seisi ruangan, membuat semua menjadi hangat, Bibi Claire sedang duduk di tepi tempat tidurnya.

Dibandingkan dengan keadaannya saat dia dirawat di rumah sakit jiwa di dalam negeri sangat berbeda, Claire Bai tidak menggenggam jarum rajut di tangannya, juga tidak ada sweater, tangannya menggenggam bingkai foto.

Celine Ning berjalan mendekat, dia ingin mengambil foto itu dari tangan Claire Bai untuk melihatnya.

Tapi Claire Bai seakan mendadak merasakan sesuatu, dia mempererat genggamannya pada bingkai foto itu tanpa mengucapkan apa-apa.

Celine Ning sudah dapat melihat foto di dalam bingkai itu.

Orang di dalam foto itu, tak lain adalah Denis Yu.

Ternyata, apa Denis Yu menggunakan cara ini untuk membuatnya patuh padanya?

Egy Ning berjongkok di dekat kaki Claire Bai, "Bibi Claire, apa kamu masih mengingatku? Ini aku Egy. "

Mata Claire Bai berputar, dan tatapannya jatuh di wajah Egy.

Tapi, tidak ada ekspresi apa pun di wajahnya, dia hanya menyapukan pandangannya pada wajah anak itu, kemudian mengamati foto di dalam bingkai itu lagi.

Egy Ning sedikit kecewa, dia menatap Celine Ning.

Celine Ning menunjuk bingkai foto itu dan bertanya pada Claire Bai, "Apa ini adalah orang yang kamu cintai? "

"Hmph, lelaki yang paling aku sukai. "

Claire Bai membuka mulutnya.

Suaranya terdengar parau, sama sekali sudah tidak dapat terdengar suara yang bening seperti saat itu lagi.

"Kalau begitu apa dia juga menyukaimu? "

Claire Bai seakan tenggelam dalam pikirannya, dia berpikir cukup lama, kemudian memeluk foto itu dekat di jantungnya, "Suka, aku bahkan mengandung anaknya. "

Celine Ning tahu Claire Bai belum sadar.

Egy Ning terlihat bingung.

Celine Ning menunjuk ke arah keranjang buah dan berkata, "Egy, cucilah 2 buah apel untuk Bibi Claire makan. "

"Baik. "

Egy Ning menjinjing keranjang buah itu dan pergi ke kamar mandi.

Setelah Celine Ning menjauhkan Egy Ning dari situ, dia baru berkata pada Claire Bai: "Claire, aku dengan susah payah datang menemuimu kali ini, nanti aku akan datang lagi, entah kapan, kamu tidak seharusnya memberikan hatimu pada seorang lelaki yang tidak ada harapan seperti dia. Karena dengan begitu, yang akan tersakiti hanyalah kamu, apa kamu ingin sampai akhir hidupmu kamu hanya memeluk foto itu dan menua seperti itu? "

Claire Bai tidak bergeming.

Celine Ning menghela nafas.

Egy Ning membawa apel yang sudah dia cuci dan meletakannya di meja sebelah, dia kemudian memilih sebuah apel yang paling besar dan merah lalu memberikannya pada Claire Bai.

"Bibi Claire, makan apelnya. "

Claire Bai tidak ingin menerimanya, maka Egy Ning meraih tangannya dan meletakan apel itu ke atas telapak tangannya.

Claire Bai membuka tangannya, di atas telapak tangannya itu, sebuah apel yang sangat merah, yang kebetulan terlihat sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih.

Dia menatap senyum di wajah anak kecil itu, mengangkat apel itu dan menggigitnya.

Di koridor luar.

Calvin Li sedang membeberkan informasi mengenai senjata api pada Arthur.

Semua anak lelaki menyukai senjata macam ini, untuk mai tembak-tembakan.

Arthur merasa Calvin Li mengerti sangat banyak, dan dia juga bisa menceritakan padanya sesuatu yang menarik.

Calvin Li menjelaskan dengan sabar, bahkan berkata, di kesempatan selanjutnya dia akan membawanya pergi ke tempat persenjataan untuk melihat-lihat, dan juga ke lapangan tembak.

Mata Arthur berbinar, "Sungguh? "

"Hmph, sungguh. "

Namun, sedetik kemudian, Arthur sedikit lesu.

Dia......dia tidak seharusnya begitu dekat dengan Calvin Li.

Calvin Li adalah saingan ayahnya.

"Paman Li, bisakah kamu mengejar wanita lain, begitu banyak bibi-bibi yang cantik, yang semua bisa kamu kejar, bisakah paman tidak mengejar ibuku? "

Perkataan ini membuat Calvin Li tertawa.

"Kenapa? "

"Karena Egy dan aku ingin ayah dan ibu tetap bersama. "

Calvin Li tahu dia mengatakannya dengan sungguh, dia juga tahu Arthur dan Egy Ning dalam hati berharap demikian.

Sebelum Calvin Li sempat menjawab, pintu ruang rawat terbuka, Celine Ning menggandeng Egy Ning berjalan keluar.

Egy Ning menatap Arthur, Arthur menundukan kepalanya malu.

Dia berharap adiknya itu tidak melihatnya seakan berkawan baik dengan "musuh" mereka.

Calvin Li: "Bagaimana? "

Celine Ning menggeleng, "Sama seperti yang dulu, hanya saja sekarang dia sudah tidak mengamuk, kondisinya sekarang lebih stabil. "

"Hm, baguslah kalau begitu, "Calvin Li berkata, "Aku punya kenalan di sini, dia akan membantumu mengurusnya di sini, kalau terjadi apa-apa dia akan mengabarkannya padamu. "

"Hmph, baiklah, "

Calvin Li dulu sudah pernah datang ke kota ini, dia juga tahu makanan apa yang enak, maka dia mengajak ibu dan 2 anaknya bertiga makan di sana.

Masuk ke dalam sebuah restoran makanan Barat.

Egy Ning berkata: "Aku sudah pernah makan makanan Barat. "

Celine Ning berkata: "Ini tidak sama, ini sangat asli. "

Egy Ning menjawabnya dengan sebuah 'hm', berbalik dan memeluk lengan Celine Ning.

Tapi dengan cepat, Egy Ning tahu yang Celine Ning katakan benar.

Karena restoran ini menyajikan makanan yang Egy Ning belum pernah makan sebelumnya.

Di atas setiap piring putih cantiknya, terdapat berbagai macam bentuk makanan yang terlihat enak bahkan sebelum memakannya.

Tapi perbedaannya kecil sekali.

Calvin Li tersenyum, "Foie Grass, coba dicicipi. "

Celine Ning melihat Egy Ning dan Arthur dua bocah ini makan dengan begitu lahapnya berkata, "Segera pesankan 2 porsi spageti untuk dua anak ini. "

Ketika spageti yang dipesan datang, Egy Ning dan Arthur memandangi garpu di atas meja, kemudian dengan malu bertanya pada Celine Ning, "Ibu, apa ada sumpit? "

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu