Antara Dendam Dan Cinta - Bab 161 Halangi Wanita Gila Ini!

Celine seperti terlalu masuk kedalam awan kabut, kawat duri menusuk hingga hatinya terasa sangat sakit, orang-orang di depannya terlihat samar, dia terus membayangkan keadaan yang baru saja dilihatnya.

“Tidak mungkin, pasti tidak mungkin.”

Celine berbicara dengan nada pelan, tiba-tiba dia memegang kepalanya, lalu melingkarkan kakinya.

Calvin heran sampai mengerutkan alis, “Siapa? kamu membicarakan siapa?”

Celine terus menggelengkan kepala, sepertinya dia tidak mendengar perkataan Calvin.

Calvin dengan simpel tidak menanyakannya lagi, dia melepaskan jaketnya, lalu menutupi tubuh Celine dengan jaketnya, Calvin memegang kedua tangan Celine yang menggigil dan membuatnya hangat, tatapan Celine justru terus melihat pintu ruang chemotherapy itu.

“Rudi.”

Calvin melambaikan tangan sambil memanggil seorang pria yang tidak jauh di belakangnya, pria itu menyaut dengan hormat kepada Calvin: “Tuan Calvin.”

“Selidiki pasien yang berada didalam ruang chemotherapy sekarang juga, berikan padaku daftar namanya.”

“Baik.” jawab Rudi.

Meskipun Rudi merasa aneh, tetapi dia harus melaksanakannya.

Beberapa menit kemudian, Rudi membawa daftar nama pasien yang berada di ruang chemotherapy.

“Ini adalah daftar nama pasien yang sedang melakukan chemotherapy.

Calvin melihat daftar nama tersebut, urutan atas adalah seorang lansia berumur 60 tahun, sedangkan urutan bawah adalah anak kecil berusia 5 tahun, gagal ginjal, leukemia, kanker paru-paru, semuanya adalah berbagi macam jenis penyakit kanker yang sulit disembuhkan.

Calvin memberikan daftar nama tersebut ke Celine, “Kamu lihat, di daftar ini ada nama orang yang kamu cari tidak?”

Tatapan Celine perlahan-lahan menyatu melihat selembar kertas itu, tiba-tiba uluran tangannya dengan cepat mengambil kertas itu, tingkahnya seperti seorang wisatawan yang sedang berwisata ke gurun pasir yang sudah lama tidak menemukan mata air dan akhirnya menemukan sebuah oasis di tengah-tengah gurun pasir.

Tangannya gemetar memegang kertas itu, matanya melihat daftar nama di kertas itu secara berulang-ulang.

Calvin bertanya: “Ada nama orang yang kamu cari tidak?”

Celine menggigit bibir.

Dia menggelengkan kepala.

Tidak ada.

Tetapi dia masih tidak percaya, dia harus masuk ke ruangan itu untuk melihatnya!

Saat itu juga pintu ruang chemotherapy terbuka, seorang pasien pria yang duduk di kursi roda diantar keluar oleh perawat.

Celine buru-buru berdiri, tidak sampai berdiri tegap dia langsung berlari ke ruang chemotherapy, perawat langsung menghalanginya masuk, “Ini adalah ruang chemotherapy, kamu salah masuk kan?”

Suara tenggorokan Celine melengking, “Tidak, aku tidak salah masuk, aku mau masuk! aku sedang mencari orang!”

“Tidak boleh,” perawat itu hampir saja membuat Celine masuk ke ruangan, perawat itu tidak tanggung-tanggung langsung memanggil satpam, “Panggil satpam! halangi wanita gila ini!”

Celine masih tidak mempedulikan ancaman perawat, dia memohon kepada perawat, “Aku hanya melihat sebentar saja, aku mohon, aku hanya ingin melihat seseorang, melihat dia ada didalam atau tidak, melihatnya apakah itu benar dia………”

Perawat perempuan itu tidak tega melihat ekspresi wajah Celine yang penuh belas kasihan.

Perawat itu bertanya: “Kamu mau cari siapa? aku bantu kamu melihatnya.”

Celine berkata tanpa disadarinya: “Egy.”

Perawat perempuan itu mengerutkan alis sambil mengingat-ingat nama itu, “Tidak ada orang yang bernama Egy.”

“Aku ingin masuk melihatnya!”

Celine kebetulan melihat ada celah diantara perawat itu, lalu dia langsung mendorong perawat itu dan berlari ke depan menuju ruang chemotherapy, electronic gate terbuka, dia berlari masuk kedalam.

Perawat perempuan itu didorong Celine hingga tersandung dan hampir terjatuh ke lantai, “Hei, kamu…….”

Saat perawat itu ingin mengejarnya, tiba-tiba di hadapan perawat itu ada seseorang yang berjalan mendekatinya, mengulurkan tangan untuk meghalangi jalannya.

Calvin berkata: “Biarkan dia masuk kedalam untuk melihatnya.”

Calvin dengan santainya masuk kedalam ruangan itu juga.

Kedua bola mata perawat itu terbuka lebar, ada apa gerangan hari ini, kenapa satu per satu semuanya begitu tidak sopan!

Apalagi keutamaan ruangan chemotherapy ini adalah radiasi, seseorang yang normal bagaimana mungkin bisa sembarangan masuk?

Rudi mengeluarkan bukti untuk diberikan kepada perawat perempuan itu, perawat perempuan itu melihat bukti di tangan Rudi yang tersegel hijau, matanya semakin lebar dibandingkan yang tadi……….

Ini…………

Dia sangat merasa bersalah dengan orang ini!

Rudi berkata: “Maaf telah membuatmu membuang waktu 3 menit.”

Dia memutari ruang chemotherapy hingga akhirnya berhenti di depan ruangan terapi leukemia dan melihat anak perempuan itu.

Dia melihat kartu berobat di samping anak itu.

Di atas kartu itu tertulis: Siska Su, 4 tahun, leukemia.

Calvin berjalan mendekat, melihat Celine berdiri di depan alat terapi leukemia dan tidak bergerak sedikitpun.

Celine teringat saat dulu dia menemani Glen pergi ke rumah sakit, saat di depan ICU juga dia seperti ini tidak mempedulikan apapun langsung menerobos masuk sekali.

Tetapi saat itu bukan seorang anak perempuan yang dihadapinya.

Calvin mendengar barusan Celine mengatakan sebuah nama kepada perawat itu—Egy.

Calvin menyuruh Rudi yang ada di belakangnya: “Selidiki di rumah sakit ini ada pasien bernama Egy tidak, umurnya sekitar 3-5 tahun.”

“Baik.” ucap Rudi.

Celine melihat tempat tidur pasien sebentar, bertanya pada seorang perawat, “Apakah ruang chemotherapy hanya 1 ruangan ini saja?”

“Betul” jawab perawat itu.

Celine menutup matanya, lalu mengucapkan terimakasih, setelah itu berbalik badan meninggalkan ruangan.

Saat Calvin mengantar Celine perjalanan pulang, hati Celine masih sedikit tidak tenang.

Apa mungkin dia salah lihat? atau karena sebab lain?

Dia tidak percaya jika dia salah lihat.

Matanya belum rabun seperti lansia namun dia salah mengenali wajah anak kecil itu, tidak mungkin, dia tidak mungkin salah mengenalinya meskipun dia buta dan tuli sekalipun!

Calvin mengantar Celine sampai ke depan pintu gerbang rumah Glen, Calvin melihat Celine masih terlihat sedikit tidak sadarkan diri, “Butuh bantuanku tidak?”

Celine menggelengkan kepala, “Tidak usah, terimakasih.”

Dia membuka pintu mobil lalu turun.

Handphone Calvin di atas dashboard tiba-tiba berdering, Calvin mengambil handphone itu lalu dilihatnya layar handphone itu dan langsung menerima panggilan telepon.

Ternyata yang meneleponnya adalah Rudi.

“Tuan, aku sudah mencari didalam rumah sakit, tetapi tetap tidak ada pasien anak perempuan yang bernama Egy.”

Calvin mengerutkan alis, dia seketika heran, teringat saat Celine berdiri di depan kartu riwayat penyakit yang tergantung di tempat tidur pasien anak perempuan di sebelahnya, dia berkata: “Fokus mencari anak yang mengidap leukemia.”

Calvin diam sejenak, “Oh ya, berikan daftar namanya padaku.”

…………………

Saat itu didalam rumah sakit.

Di lantai yang sama, kamar di sebelah ruang istirahat VIP, Egy duduk di pinggir kasur, kaki kecilnya bergoyang-goyang di kasur.

Pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka dari luar, wajah mungilnya yang pucat melihat ke arah pintu.

“Paman Mo!”

Dia melompat turun dari kasur, berjalan ke arah seorang pria bertubuh tinggi dan besar yang berdiri di hadapannya, menengadah ke atas melihat dia, “Paman Mo, apakah Bibi Celine sudah pergi?”

“Iya, dia sudah pergi.”

Egy baru merasa lega menarik napas panjang.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu