Antara Dendam Dan Cinta - Bab 198 Kabar Baik Seperti Mimpi

Di kuil.

Terdengar suara lonceng pagi di kuil, burung-burung tampak tenang.

Celine baru-baru ini suka berlatih menulis, menulis dengan kuas, dan menyalin kitab suci.

Dia menyuruh Bunga untuk membantunya meminta satu set kitab suci Buddha dari ruang depan. Setiap hari selain makan dan tidur, sisa waktu lainnya dia akan memindahkan meja mahoni persegi dan duduk di teras untuk menulis.

Bunga lebih cemas dari pada dia.

"Nona, tuan besar sudah tidak datang selama seminggu! Kamu masih punya mood untuk berlatih menulis!"

"Kenapa aku harus tidak punya mood untuk menulis?" Celine tersenyum, "Jika aku memikirkannya sepanjang hari, maka hari-hari akan terasa sulit dilewati, lebih baik aku mencari sesuatu untuk dilakukan."

Bunga merasa itu sangat benar.

Bagaimanapun, tidak peduli bagaimana ia memikirkannya, tuan besar juga tidak akan datang.

Bunga membantu Celine untuk menggiling tinta sambil bertanya: "Nona, bukankah kamu memiliki ponsel? Mengapa kamu tidak menelpon tuan muda besar?"

Sekarang komunikasi sangat mudah, bahkan berada di kota lain pun dapat melakukan video call.

Tapi dia tidak pernah melihat Celine menelponnya.

Celine tidak menjawabnya, dia terus menulis.

Kepala biara kuil selalu menerima sumbangan dupa dari keluarga Glen, ia tahu orang yang tinggal di halaman ini berhubungan dengan keluarga Glen, ia secara khusus meminta biksu kecil untuk datang mengatakan kitab suci Buddha yang ia salin dapat dipersembahkan kepada Buddha.

Celine buru-buru melambaikan tangannya "Jangan, tulisanku seperti batang korek api, jangan merusak mata para dewa."

"Tulisan apa yang tidak bisa masuk ke mata para dewa?"

Celine terkejut, Dia menatap mata Glen, dan kemudian menatap Bunga yang berdiri di sebelah "Bunga, kenapa kamu tidak memberitahuku tuan muda datang?"

Sebenarnya Bunga ingin mengatakannya sebelumnya.

Glen adalah orang yang hebat, didalam sekelompok biksu ia terlihat dengan mudahnya.

"Aku yang mengatakan padanya untuk tidak memberitahumu" Glen memegang tangan Celine "Biarkan aku melihat tulisan batang korek api mu."

Tangan kanan Celine dibungkus oleh Glen, napas panasnya berhembus di telinganya, dia merasa sedikit geli, lalu diapun agak menyamping.

Glen tersenyum "Ini benar-benar jelek. Orang-orang mengatakan tulisan seperti orangnya, Bagaimana bisa tulisanmu ini begitu jelek?"

Celine mendongak dan melototinya "Oke, tulisanku seperti orangnya, aku memang jelek, maka kamu jangan peluk aku."

"Tiga hari tidak bertemu, kamu sudah nakal sekarang?" Glen memegang tangan Celine "Baiklah, ayo, aku akan mengajarimu."

Bunga dan beberapa pelayan saling memandang lalu mereka semua pun mundur.

Glen mengeluarkan kertas bersih dari bawah dan membentangkannya. Dia memegang tangan Celine dan menulis empat kata di atas kertas itu.

——Kabar Baik Seperti Mimpi.

Celine terbengong seketika.

Ini adalah kedua kalinya dia melihat dua kata ini dari Glen——Kabar baik.

Apakah Glen sedang memberi suatu isyarat padanya?

Glen menempel ke sisinya dan dengan lembut menyentuh cuping telinganya, "Apakah kamu suka nama ini?"

Celine mengangguk "Bagus, namaku terlalu kolot, orang tua ku tidak berbudaya, mereka sembarang memberikan nama."

"Jadi, bolehkah kelak aku memanggilmu Agnes?"

Suara Glen sangat ringan, ringan seperti bulu, itu tampak seperti kata-kata cinta terhangat yang ia dengar, dan itu membuat Celine seperti merasakan arus listrik yang lemah mengalir dari telinga menuju ke hatinya.

Dia agak sedikit menghindar "Jika tuan muda menyukainya, maka aku juga menyukainya."

Glen membungkuk dan tangannya menyelinap masuk dari mantel nya.

Celine mundur dan menolaknya "Tuan muda, ini ... ini di luar."

Glen langsung menggigit daun telinganya, menyampingkan badannya dan memeluknya, lalu menendang pintu di belakangnya.

Hembusan angin bertiup, dan kertas yang ditekan oleh pemberat kertas di atas meja diterbangkan terbuka menjadi sebuah sudut. Kata-kata "Kabar baik seperti mimpi" terbang melayang tertiup angin.

…………

Glen datang ke kuil dengan alasan untuk perjalanan bisnis.

Kali ini ia bisa tinggal selama tiga hari.

Celine hampir di keringkan oleh Glen pada pagi hari pertama, dia menggunakan jari menunjuk di dadanya dan memintanya berjanji.

"Tiga hari ini tidak boleh bermalasan di tempat tidur sepanjang hari, walaupun kamu tidak ingin bangun dari tempat tidur, tetapi aku tetap harus bangun" dengus Celine "Setiap kali kamu datang, aku tidak dapat turun dari tempat tidur seharian, aku ditertawakan setengah mati oleh Bunga dan yang lainnya."

"Ada aku disini, siapa yang berani menertawakanmu?" Glen berkata“Aku menemanimu bermalas-malasan di tempat tidur, sehari tidak dihitung, itu harus tiga hari."

Walaupun begitu, ada banyak hal perusahaan yang mesti dikerjakan.

Dokumen seperti air yang mengalir terus berdatangan, masih ada konferensi video. Akan ada tiga atau empat konferensi video dalam satu sore. Celine juga hanya akan mengantarkan air dan teh masuk di akhir konferensi video.

Dalam dua hari ini, Celine sudah terbiasa dengan kebiasaan Glen.

Satu tatapan dan tindakan Glen, dia sudah tahu apa yang dia butuhkan.

Mungkin ia ingin teh, kopi, atau dokumen, atau dokumen yang ke berapa.

Ketika Glen ingin berhubungan lebih dekat dia menekannya ke meja "Kamu ini benar-benar orang yang paling mengerti aku, kamu membuatku tidak bisa meninggalkanmu."

"Aku memang ingin membuatmu agar tidak bisa meninggalkanku."Celine tersenyum dan mencium jakun nya.

"Masih ada rapat nanti, apakah kamu masih mau tetap berada di sini?" Glen mencubit pinggulnya.

Pinggang kecil Celine keluar dari lengan Glen "Kamu pikir semua orang seperti kamu, aku tidak ingin di ajari menjadi jahat oleh mu."

Dia mengatakannya, lalu meninggalkan tempat itu dengan berlari kecil sepanjang jalan, dan ia juga tidak lupa untuk sekalian membantu nya menutup pintu.

Dia pergi ke sisi meja dan melihat sekejap tulisan di kertas itu.

Oh, Apakah kabar baik seperti mimpi?

Dia pernah melalui waktu yang kotor dan gelap, dan sekarang ini dia juga sudah pernah mati sekali dan hidup kembali, ia tidak dapat lagi muncul terang-terangan dengan identitas aslinya. Apakah masih bisa ... seperti mimpi?

Pada hari ketiga, sebelum Glen pergi, dia menarik Celine untuk duduk di pangkuannya dan menyerahkan tas kertas padanya.

"Apa ini?" Tanya Celine.

Glen memeluk pinggangnya dan menekankan dagunya di bahunya"Buka dan lihatlah."

Jari ramping Celine memutar-mutar kancing itu, membukanya, dan mengeluarkan barang-barang di dalamnya.

Itu adalah sebuah amplop portofolio.

Ada juga dokumen identitas dan paspor.

"Ini ..."

Celine belum berkata, dan ia telah melihat foto di dokumen itu.

Dia tertegun "Ini ... aku?"

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu