Antara Dendam Dan Cinta - Bab 109 Pertemuan Yang Tidak Disengaja

“Kamu pesan lah,” Celine menyanggah pipi sambil melihat daftar menu yang terpampang lebar di dinding, “saya rasa daftar menu ini sangat indah dipandang.”

Dokter Leon sambil memesan beberapa menu khas restoran, Celine sekalinya mendengar tidak ada menu tahu dengan resep rahasia kesukaannya, dengan sontak berkata “itu……saya lihat lagi daftar menunya.”

Dokter Leon terkejut mengangkat alis sambil berkata berikan daftar menunya kepada dia.

Celine membolak-balikkan daftar menu lalu berpura-pura berpikir hingga akhirnya memesan menu tahu sebagai menu tambahan.

Dokter Leon mengangkat alis sambil bertanya, “kamu sebelumnya pernah makan disini?”

“Mana mungkin?” Celine jelas menyangkal, “saya datang dari kampung, pertama kali makan di restoran mewah seperti ini.”

Kebetulan saat itu mobil di luar yang berlalu lalang berhenti karena lampu lalu lintas penyeberangan di depan restoran berwarna merah.

Sebuah mobil pribadi mewah berwarna hitam menurunkan kaca mobilnya, satu tangannya membuang puntung rokok dan matanya mengarah ke luar kaca, pandangan matanya tepat melihat sebuah meja dekat jendela restoran.

“Itu bukannya pembantu yang di rumahmu?”

Jeffry terkejut berteriak “Ah.”

Lelaki di sebelahnya mengikuti Jeffry memandang ke luar, lalu terkejut melotot.

Jeffry mengecap lidah, memandang sekilas waktu dulu, “Glen, pembantumu sangat hebat ya, secepat itu bisa berpaling dan sekarang bersama keponakan bibi keduamu….Ai, ngapain kamu pergi! Sudah tidak perlu duduk di kursi roda?”

Glen sudah membuka pintu mobil dan turun dari mobil.

Mobil di depan sudah mulai bergerak melaju, Jeffry tidak sedikitipun mengedipkan mata, dia memutar mobil lalu menepi dan menghentikan mobil, bersama Glen ikut masuk kedalam restoran.

Glen bertemu dengan Agus, seorang lelaki bertubuh tinggi yang baru saja masuk restoran, seakan-akan pandangan mata semua orang yang berada di ruangan tertuju padanya.

Tubuh seperti itu memang sangat menarik perhatian.

Pelayan sekalinya melihat tubuh Glen yang hanya mengenakan baju yang sederhana dan tidak bermerek, terburu-buru menyambutnya lalu berkata, “Tuan, anda butuh kursi untuk berapa orang?”

Glen dengan raut wajah masam, tidak berkata apapun, berjalan lurus melewati pelayan itu.

Jeffry mendorong pintu lalu masuk restoran dan berkata, “ 2 orang.”

Jika dibandingkan dengan Glen, Jeffry lebih terlihat ramah dan sopan, kedua matanya saat tersenyum seperti bunga yang bermekaran saat musim semi, sambil berjalan mendekati Glen dia berkata, “kami sedang mencari orang, tidak terburu-buru.”

Dia mengikuti Glen, berjalan sampai di meja depan jendela.

Celine duduk membelakangi pintu masuk restoran, sedangkan Dokter Leon duduk menghadap pintu masuk.

Jeffry tersenyum mengejek, “ Leon, sangat kebetulan sekali disini bertemu kamu.”

Suara ini terdengar dari atas kepala, gerakan tangan Celine kaku saat meminum air.

Ini Jeffry……

Jeffry ternyata datang, Glen kemana…..

Celine menengok mencari Glen, tepat di depannya melihat Glen dengan mata murung.

Celine gemetaran, ingin sekali rasanya berdiri, tepat saat itu pelayan menyajikan hidangan, Jeffry melihat hidangan yang sudah tersaji lalu berkata, “ Leon, disini sudah tidak ada tempat kosong, keberatan ataupun tidak keberatan kita bergabung satu meja ya?”

Dokter Leon membetulkan kacamata dan berkata, “Jeffry, kamu kenapa suka mempersulit seseorang? Hidangan kami semuanya sudah tersaji, maksud kamu datang ingin merebut makanan kami?”

Glen sudah duduk di samping Celine.

Celine kaget lalu segera mendesak kedalam dan pindah tempat duduk.

Jeffry mengangkat bahu, dan duduk di sebelah Dokter Leon, “merebut makanan tanpa harus bicara, ada kakak Glen, kakak Glen yang bayar semua makanan ini juga semua masalah pasti beres, pelayan, tolong ambilkan daftar menu kesini, kami ingin menambah makanan.”

Celine makan dengan perasaan yang sangat kacau.

Tidak sampai menunggu lama, hidangan berikutnya datang, Celine sudah meletakkan sumpitnya dan berkata, “Tuan, saya sepertinya lebih baik berdiri.”

“Berdiri untuk apa?”Glen berkata dengan nada biasa, “bisa makan bersama Dokter Leon, ditambah aku masih belum cukup?”

Celine menundukkan kepala, “Tuan, saya hanya seorang pembantu…..”

“Heh,” Glen tertawa sengit, “kamu masih sadar diri kalau kamu hanya seorang pembantu?”

Celine bingung mau jawab apa “……..”

Saat Celine akan berdiri, tangan Glen menahan bahunya dan berkata, “duduk.”

Kondisi Celine semakin sulit, masuk ataupun keluar semuanya sulit.

Jeffry termasuk orang yang suka bercanda, tidak peduli dengan kondisi bagaimanapun, menunggu hidangan disajikan, mengambil sumpit lalu mulai makan, “aku juga lapar, makan duluan ya.”

Dokter Leon terlihat sudah tidak berdaya, tinggal menunggu menu tahu dengan resep rahasia disajikan, lalu menggunakan sendok sup untuk mengambilnya dan meletakkannya kedalam mangkok Celine.

“Coba rasakan.”

Celine menundukkan kepala sambil bergumam: “terima kasih Dokter Leon.”

Glen menatap sinis ke Celine lalu tertawa sinis.

Begitulah hidangan itu dimakan tanpa ada rasa apapun.

Bahkan menu tahu dengan resep rahasia kesukaan Celine pun dimakan tanpa ada rasa apapun.

Celine tidak mengambil banyak makanan, Glen juga tidak makan apapun, hanya Jeffry dan Dokter Leon yang saling berbincang dan sopan menjawab dan sebenarnya suasananya tidak begitu mencekam.

Setelah selesai makan, Dokter Leon membayar tagihan, namun Jeffry menghalanginya.

“Kami sudah merebut meja kalian, biarkan Kakak Glen yang membayarnya.”

Kakak Glen sudah membayarnya.

Celine mendesir di belakang Glen, lalu Dokter Leon memanggilnya, “Hei.”

Celine tidak berhenti mendesir sampai Glen berdiri di depannya, Celine tanpa sadar menabrak punggung Glen.

“Aku antar kamu pulang ya?” ajak Dokter Leon.

Celine menundukkan kepala, kali ini tidak bisa menghindar.

Glen tersenyum sinis, dengan curiga melihat Celine dan berkata, “Leon ingin mengantarmu pulang.”

Celine tersenyum malu sambil berkata, “Tidak usah Dokter Leon, saya dengan Tuan Glen satu arah jalan pulang, saya pulang bersama Tuan Glen saja.”

Tangan Dokter Leon sudah memegang kunci mobil, “saya juga satu arah jalan pulang.”

Tiba-tiba suasananya kembali mencekam.

Dokter Leon tanpa mengurangi senyum di wajahnya, tak berpaling sedikitpun menatap Celine.

Jeffry dari belakang menghampiri mereka, dengan sengaja tidak berhati-hati tangannya menyikut bahu Dokter Leon, “Leon, kenapa harus memaksa? Kalau mau tidak searah jalan pulang, antar aku saja?”

Glen sudah melangkah menuju jalan raya dan langsung naik ke mobil dan duduk di kursi pengemudi.

Celine menengok ke arah Glen, lalu melihat Dokter Leon yang berdiri hanya jarak beberapa meter dari dirinya, Celine dengan berat menghembuskan napas lalu berkata, “Dokter Leon, saya sangat minta maaf sekali tidak bisa ikut pulang bersama anda.”

Celine menundukkan kepala dan membungkukkan badan kepada Dokter Leon, lalu berjalan ke arah mobil Glen.

Jeffry mendesah dan menggeleng-gelengkan kepala, “aku tidak mengerti, Leon, dia hanya seorang pembantu, apa pantas kamu berebut dengan Glen?”

Dokter Leon tidak berkata apapun, lalu membalikkan badan, “jalan Jeffry, aku antar kamu pulang ke istana kediamanmu.”

Raut wajahnya tidak menampakkan ekspresi apapun, namun kunci mobil yang dipegangnya dia cekam.

Seberapa sempurna persiapan yang dia lakukan, saat itu hatinya seperti terbang tertiup angin.

………………….

Glen mengemudi dengan sangat cepat.

Saat memasuki terowongan, kecepatannya semakin cepat.

Didalam mobil tidak seorangpun berbicara, Celine memegang erat sabuk pengaman, dia melihat kilauan cahaya lampu di atas kepalanya.

Tiba-tiba, Glen dengan sengit memutar balik arah dan sesukanya melakukan rem mendadak.

Celine merasa perutnya tertekan sabuk pengaman.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu