Antara Dendam Dan Cinta - Bab 117 Mimpi Buruk

Celine menggenggam tangan Arthur berjalan keluar, mengantarnya sampai pintu depan kamarnya.

Sosok Arthur yang mungil berdiri di depan pintu, melihat ke arah Celine, “Egy kapan datang?”

Celine memutar badan menatap Arthur.

Kapan datang…..

Celine juga berharap Egy bisa datang.

Tetapi, Dia juga tidak ingin Egy kembali masuk ke tengah-tengah keluarga besar Glen, juga sedikit menjauhi Arthur.

Namun sepertinya saat ini melihat tatapan mata Arthur yang tulus, dia juga tidak tega menolaknya.

Dia tersenyum, “pasti datang.”

…………………….

Malam harinya Celine bermimpi.

Sebelum terbangun dari mimpi buruknya, dia bermimpi untuk yang terakhir kalinya.

Didalam mimpinya, ada tiga orang, dia, Egy, dan Glen.

Tidak mudah baginya untuk bertemu Egy, lalu dia membawa Egy pergi bermain ke Taman.

Pada hari itu suasananya sangat cerah, tetapi hati Celine selalu merasa tidak tenang, seperti ada yang mengikuti Egy dan berniat buruk kepadanya.

Celine membalikkan badan, melihat Glen berdiri di belakangnya.

Celine sangat terkejut, menarik tangan Egy lalu berlari.

Glen mengejarnya dari belakang dan semakin dekat, “Kembalikan anak perempuanku.”

Celine menggelengkan kepala, memegang erat tangan Egy, “Tidak, Egy bukan anak kamu!”

Ekspresi wajah Glen berubah menjadi sangat menakutkan, menggenggam lengan Egy, “Egy adalah anakku, aku pernah tes uji DNA dia, Celine, waktu pesta perayaan ulang tahunku yang ke 24, itu kamu.”

“Bukan aku, bukan aku, kamu salah orang! Egy bukan anak kamu…..”

“Kembalikan Egy kepadaku.” Glen memperlihatkan keganasannya, belakang punggungnya seperti iblis yang mengepakan sayapnya.

Celine menangis tersedu-sedu, lalu tiba-tiba dia terbangun.

Dia perlahan-lahan membalikkan badannya, terlihat wajah Nadia Zhao tepat di depannya yang semakin lama semakin terlihat jelas.

Nadia Zhao berkata: “Kamu mimpi buruk.”

Seluruh tubuh Celine bercucuran keringat dingin seperti baru keluar dari air dingin, dia membuka selimut, dia mencoba menyingkirkan rasa menggigil karena udara dingin sekitarnya.

Cynthia dan Laura yang tertidur di kasur bawahnya pun terbangun.

Laura mengomel dengan sangat kesal: “Tengah malam begini malah teriak-teriak, mengagetkanku saja, aku kira kamu tertimpa hantu.”

Cynthia sedikit memakluminya, “Kakak Cherry, barusan kamu panggil nama…..Egy?”

Celine menggigil ketakutan.

Andai waktu dulu dia bisa menyembunyikan masalah ini, pasti masalah ini tidak mungkin membuat orang lain curiga.

Tetapi sekarang pikirannya sangat kacau seperti terekat kuat, tidak tahu harus berkata apa.

Cynthia menatapnya, “Mungkin tidur kakak Cherry sembarangan, karena barusan berteriak sakit.”

Hati Celine berdegup, “Aku barusan bermimpi naik kuda, lalu terjatuh dan kakiku patah,aku merasa sangat kesakitan.”

Chyntia mengedipkan mata, “Oh begitu.”

Laura menutup selimut dan membalikkan badannya, “Hmm, cepat tidur, besok pagi harus bangun pagi-pagi! sangat sial, sangat sulit bisa tertidur lelap malah terbangun.”

Celine pergi ke kamar mandi mencuci muka.

Saat keluar, Chyntia menuangkan air hangat untuknya, “minum banyak air ya.”

Celine mengucapkan terima kasih.

Begitulah sosok Chyntia yang suka menolong.

Chyntia terlihat sangat bersih, pertama kali melihatnya tidak begitu menarik, namun ingin terus-menerus melihatnya, semakin dilihat semakin cantik.

Dia meminum air, hatinya sedang memikirkan sesuatu, barusan Chyntia mengulang perkataan yang diucapkan olehnya, tidak tahu apakah benar yang didengar Chyntia itu dia berteriak sakit, atau apa…………

Tetapi jika memang Chyntia benar-benar sengaja membantu dia, lalu kenapa?

Celine tidak ada cara untuk menanyakannya, menanyakan hal itu sama saja seperti memperlihatkan kegundahan hatinya, dan sama saja dia mengakui bahwa barusan dia berteriak memanggil nama Egy.

Meskipun dia saat ini mengenakan jaket tebal, tapi dia masih merasa sangat dingin.

Teringat akan suasana dalam mimpi barusan, dia merasa tubuhnya semakin dingin.

Mimpi biasanya adalah kebalikan dari kenyataan.

Glen tidak mungkin kemari merebut anaknya, juga tidak mungkin tahu keberadaan Egy.

Jam sudah menunjukkan pukul lima lebih, Celine masih belum bisa tidur, berbaring sebentar lalu bangun mencuci muka dan menggosok gigi.

Udara pagi hari di luar sangat segar, Celine langsung pergi ke ruang bunga.

Udara didalam ruang bunga sangat bersih dan segar, di berbagai sudut ruangan tercium aroma wangi bunga, lalu dia menyiram tanaman dengan air, menetralisir suasana hati di tengah hangatnya lingkungan sekitar.

Celine berjalan masuk, dia melihat ke depan lalu dengan sengaja memetik bunga milik Suzy.

Suzy mendengar langkah kaki, membalikkan badan melihat Celine lalu tersenyum, “Aku disini sudah tiga hari menunggu.”

“Menungguku?” tanya Celine sambil menunjuk hidungnya.

Suzy tersenyum sambil menganggukkan kepala, “Iya, menunggu kamu.”

Teringat olehnya sejak pesta perayaan ulang tahun dulu hingga sekarang dia dan Suzy sudah lama tidak bertemu, terakhir kali bertemu yaitu pada suatu malam menemukan sepasang bebek liar yang tertangkap sinar lampu senter.

Hm………….

Suzy mempersilahkan Celine duduk, dirinya duduk di bangku panjang, “Kamu juga duduklah, aku tahu kamu sekarang punya banyak hal yang ingin ditanyakan kepadaku, saya juga bersedia memberitahumu.”

Celine didalam hatinya terkejut.

Dia segera melambaikan tangannya, “Tidak perlu, kamu tidak perlu memberitahuku!”

Dia tidak berminat ingin tahu rahasia Suzy, menurut Celine, mengetahui rahasia orang lain menandakan dalam hatinya mempunyai tanggungjawab lebih.

“Kamu begitu risau kenapa,” Suzy melihat Celine kaget melambaikan tangannya, Suzy tidah tahan melihatnya lalu tertawa, “Sebenarnya, kamu sudah menduganya kan?”

Celine menganggukkan kepala, lalu menggelengkan kepala.

“Aku tidak tahu apapun.”

“Apa kamu tidak penasaran?”

Celine dengan serius berkata: “Keingintahuan seseorang bisa berakibat besar.”

Suzy tertawa mendengarnya.

Dia hari ini memakai rok panjang, memakai jaket tak berlengan, dicocokkan dengan baju berbulu berwarna putih, rambutnya dirapikan ke bahu, “Tidak heran kalau Zhiyi berkata kamu adalah orang yang sangat menarik.”

Celine: “…………………………….”

Dia teringat saat Zhiyi sebelum pergi menuliskan tanda tangan yang susah ditebak tulisannya di tangan dia, membolak-balikkan matanya pun tidak bisa menebaknya.

Dia merasa sangat nyaman berbincang dengan Suzy, Celine menanyakan hubungan Glen, Nyonya besar Melly, dan Bibi Fera.

Suzy datang terakhir, dia juga baru masuk ke tengah-tengah keluarga Glen tiga tahun yang lalu.

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu