Antara Dendam Dan Cinta - Bab 305 Ingin Melakukan Pemeriksaan Ginekologis

Celine Ning dan Suzy tiba di rumah sakit dan langsung pergi ke departemen ginekologi.

Saat melewati departemen penyakit dalam, seorang pemuda memegang orang tua yang berrambut putih dan sedang berdiri di depan seorang dokter yang memakai jas putih.

Orang tua berrambut putih itu terlihat sangat lemah, tubuhnya sangat kurus.

Pergelangan tangannya kurus hingga tulang dibalut kulit, tetapi ada gelang emas berat di pergelangan tangannya, dia yang terlihat begitu lemah, tidak akan tahan sama sekali dengan gelang emas yang begitu berat.

Dokter berkata dengan sungguh-sungguh: "Ibumu terlalu banyak berpikir dan tubuhnya tidak bisa menahannya, sehingga menyebabkan dia kehilangan nafsu makan, muntah dan diare. Aku akan meresepkan dua obat herbal untuk pengkondisian ibumu, tetapi aku juga ingin mengingatkanmu, biarkan ibumu kembali ke rumah lama di kampung halamannya dan beristirahat untuk beberapa waktu. "

Celine Ning sepertinya teringat akan sesuatu, langkahnya tiba-tiba terhenti.

"Agnes?"

Suzy memperhatikan stagnasi langkah Celine Ning, dia berbalik dan memanggilnya.

Kemudian Celine Ning baru menggerakkan langkahnya dan berjalan mendekatinya, "Ayo pergi."

Dokter yang datang untuk memeriksa Suzy adalah orang yang diatur oleh Leon.

Setelah pemeriksaan seperti biasa, Suzy menelepon Sity dan mengatakan bahwa ia akan pergi berbelanja dengan Celine Ning, dia menyuruh Sity datang untuk mengambil laporan inspeksi.

Celine Ning mengambil kesempatan untuk menemui Leon.

Leon sedang berdiri di depan konsol dengan memakai masker anti bakteri, di seberang kaca transparan, dia melihat tabung reaksi yang disiapkan di tangan Leon.

Cairan di dalamnya tampaknya telah di sulap oleh orang, warnanya berubah-ubah.

Celine Ning menunggu sebentar di depan pintu, Leon menyumbat tabung reaksi dengan stopper, dan kemudian keluar.

Celine Ning bercanda dengannya: "Dokter Leon, kamu ini sedang mempertaruhkan nyawamu dan mengabdikan diri untuk karier penelitian negara kita."

Leon memutar matanya, "Katakan topik utama."

Dia baru saja menghabiskan energinya untuk melakukan percobaan, dan tidak memiliki energi untuk bertengkar dengan Celine Ning, dia hanya ingin mendengarkan Celine Ning dengan tenang.

"Aku tadi menemani Nyonya Suzy melakukan pemeriksaan kandungan."

"Kamu berani datang?"

"Aku sengaja membuat suatu kebetulan," Ujar Celine Ning, "Bagaimanapun, Melly selalu tidak menyukaiku, dan aku juga tidak perlu mendekatinya."

"Aku dengar Chatrine membuat jebakan dan membuat saingan barumu diusir?"

"Iya," Celine Ning tersenyum, "Aku yang memberinya ide, tetapi aku tidak menyangka dia akan bertindak begitu cepat."

"Aku sudah tahu itu pasti idemu, hanya kamu yang bisa memikirkan ide buruk seperti itu."

Celine Ning melebarkan matanya, "Eh, Leon, kamu ini memarahiku dengan tidak langsung bukan?"

Leon mengangkat alis, "Aku memang mau memarahimu, kenapa?"

Celine Ning mendengus dan merangkul kedua tangannya, "Apakah kamu masih menganggapku sebagai temanmu, apakah kamu masih mau menjadi temanku, jika tidak maka kita sampai di sini saja!

Leon tertawa, "Katakanlah, hari ini kamu datang mencariku, ada masalah apa lagi?"

"Kenapa, apakah aku tidak bisa datang menemuimu jika tidak ada masalah?"

"Tidak bisa," Ujar Leon, "Kamu lebih baik membutuhkan bantuanku itu akan membuatku sedikit lebih tenang."

Celine Ning memelototinya, "Huh, apakah aku di matamu lebih jahat dari pada Black Widow?"

"Tidak, kamu lebih jahat dari pada Black Widow."

"..."

Bagaimanapun, dia tidak bisa menang dari Leon.

Mengapa sebelumnya Celine Ning tidak menyadari kemampuan Leon berbicara begitu baik.

Perkataan yang ia keluarkan, semuanya bisa di balas olehnya, dan masih ditambahkan olehnya.

Setelah Celine Ning selesai bercanda, ia berinisiatif untuk berkata: "Sebenarnya, aku datang ... ingin melakukan pemeriksaan ginekologis."

"Kenapa? Apakan tubuhmu kurang sehat?" Leon langsung menegakkan punggungnya dan menatap Celine Ning, "Apakah kamu terinfeksi penyakit menular seksual?"

Celine Ning: "... Bisakah kamu memikirkan sesuatu yang lebih baik?"

Dia berhenti sejenak, "Aku hanya ingin melakukan pemeriksaan, aku ... ingin ahu kapan aku bisa hamil, apakah aku tidak bisa hamil lagi atau tidak?"

Leon tiba-tiba mengerti maksud Celine Ning.

Celine Ning menundukkan kepalanya dan lanjut berbicara: "Glen dan aku, meskipun dalam dua bulan ini tidak bisa mengatakan aku adalah satu-satunya wanita yang disayanginya, tetapi kami sudah melakukannya berkali-kali, bahkan ketika tidak dalam periode yang aman juga pernah melakukannya, tetapi setiap beberapa waktu sekali aku mengetesnya dengan kertas tes, itu tidak pernah positif. "

Terkadang, Celine Ning tidak keburu menggunakan kertas tes untuk mengetesnya, manstruasinya sudah datang tepat waktu.

Tatapan mata Leon berkedip.

Dia berdiri, berpura-pura pergi ke meja untuk menuangkan air dan minum, untuk menyembunyikan kekhawatiran di dalam matanya.

Dia dulu tidak tahu bagaimana perasaannya ketika seorang wanita yang dia sukai membicarakan masalahnya dengan pria lain di depannya.

Dia mengambil ketel dan menuangkan secangkir air panas.

Ketika tangan kanan mengambil gelas di tangannya, dia sedikit gemetaran.

Sekarang, betapa kejamnya fakta ini.

Namun, dia masih harus membantunya.

Leon meneguk seteguk air dan tidak menatap Celine Ning. Dia langsung berjalan ke meja kerja, mengangkat telepon, dan menekan interphone, "Tolong sambungkan teleponnya dengan Dokter Febby."

Dokter Febby adalah dokter yang merawat Suzy.

Leon mempercayai seorang dokter wanita yang sangat berkualitas.

Pada saat ini, Dokter Febby baru saja menyerahkan laporan inspeksi kepada Sity dengan kedua tangan dan ia menerima telepon dari Leon.

"... Oke, aku mengerti, kalau begitu suruh dia datang, aku akan mengatur pemeriksaan untuk Nyonya ini di sini."

Setelah menutup telepon, Leon berkata: "Pergilah, pergi temui Dokter Febby."

Celine Ning berdiri, "Terima kasih, Dokter Leon."

Ini adalah perkataan yang paling sering dikatakan Celine Ning kepada Leon.

Untuk pertama kalinya, Leon tidak membantah, tidak menolak, atau menyuruhnya jangan begitu sungkan.

Dia tampak acuh tak acuh, dia hanya sedikit mengangguk.

Celine Ning berjalan keluar dan menutup pintu.

Leon berdiri sisi di meja dan tatapan matanya menatap ke sudut, matanya ditutupi dengan kabut.

Dia seperti patung, tidak bergerak sedikit pun.

Tiba-tiba, patung mengangkat tangannya.

Leon membanting gelas di depannya ke sudut depannya.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu