Antara Dendam Dan Cinta - Bab 127 Malam Pertama Palsu (1)

Mulut Celine bergetar mengeluarkan suara.

Dia malam ini sebelum melakukan hal itu, sudah menduga kemungkinan yang akan terjadi.

Tetapi bukannya Glen tidak ada kemungkinan melakukan itu?

Tetapi sekarang kemampuan menggoda seperti ini, keahlian menciumnya, hampir membuatnya tidak sanggup menahannya.

Saat pikiran Celine kacau tercampur aduk, tiba-tiba merasa kedua pahanya seakan dibuka seseorang.

“Tidak…..”

Celine akhirnya mampu mengontrol pikirannya, mengulurkan tangan menghalangi gerakan Glen, menarik pergelangan tangannya.

Kedua bola mata hitam Glen berkobar seperti api, bola matanya memancarkan cahaya merah.

“Kamu tidak bersedia?”

Suara tenggorokannya parau tidak tertahankan, Celine merasa pantatnya semakin panas karena panasnya benda keras di bawahnya, hatinya berdetak kehilangan kendali, “Aku, Aku…..Aku hanya takut.”

Glen tersenyum pelan.

Suaranya seperti wewangian melayang di udara.

Glen memegang pantat Celine, mengangkat Celine duduk di atas meja kerjanya, tubuhnya menghimpit Celine hingga membuat pahanya terbuka, mencium bibirnya, “Jangan takut, aku pelan-pelan kok.”

Telapak tangan Glen meraba perut Celine, tiba-tiba menggerak-gerakkan tangannya.

Dia menyentuh bekas luka yang sedikit aneh.

Dia membuka rok Celine, melihat bekas luka di perut Celine.

Otak Celine berdengung, dia sontak berkata: “Ini adalah bekas luka dulu operasi usus buntu.”

Glen mengangkat alis, “Segini panjang?”

“Aku…..aku di desa, tiba-tiba terkena usus buntu, mencari dokter UGD, dokter tidak memotongnya dengan baik.”

Hatinya tidak tenang.

Ini sebenarnya adalah bekas luka saat melahirkan Egy didalam penjara.

Kemampuan tubuhnya tidak mudah meninggalkan bekas luka, bekas luka saat didalam penjara akibat disiksa oleh beberapa narapidana lain sudah menghilang tanpa bekas, luka operasi di perutnya ini, sekarang sudah tidak terasa sakit.

Tetapi sebenarnya luka bekas operasi usus buntu dengan luka bekas melahirkan sangat berbeda.

Telapak tangannya berkeringat.

Jika Glen memojokkan dia untuk memberitahunya…..

Hanya melihat Glen tiba-tiba memiringkan pinggang, kedua tangannya memegang tubuh Celine.

Celine merasa gaya ini membuatnya malu, dia menutupi bibirnya yang kering, “Tuan, aku…..!”

Bibir Glen tiba-tiba menjilat bekas luka di perutnya.

Celine terkejut membelalakkan mata, seperti terserang aliran listrik, sekejap meraba seluruh tubuhnya.

……………………….

Ini adalah kedua kalinya Celine memadu kasih dengan Glen.

Pertama kalinya mereka lakukan tiga tahun yang lalu, kali ini, dia membawa kenangan, tidak seperti awan dan kabut yang tercampur menjadi satu, setiap sentuhan Glen di tubuhnya, semuanya seperti membesarkan pembuluh kapiler, seluruh tubuhnya bergetar.

Pikiran di otaknya pun akhirnya tak sanggup mengendalikannya.

“Tidak mau…..Tuan, kamu…..kamu pelan sedikit…..ya……”

Glen merasakan gelombang panas mengalir hingga perutnya.

Saat Celine memanggilnya dengan suara tangisan pelan, dia mencium bibirnya, “Tubuhmu kenapa bisa seharum ini, seperti bau aroma susu.”

“Aku tidak tahu……”

Kedua mata Celine meneteskan air mata, menggelengkan kepala, rambutnya menempel di pipi, mukanya memerah.

Glen mendekap didepan dadanya, “Sekarang, tahu kan?”

Tiga tahun sudah tidak melakukan hubungan seksual, akhirnya melakukannya kembali, membuat sekujur tubuh Glen seperti liar, seluruh tubuhnya seperti ada tenaga yang tidak ada habis-habisnya sampai menunggu meledak.

Tangisan Celine semakin keras.

Dia tidak tahu harus bagaimana.

Otaknya berdengung tidak karuan, hanya menyisakan organ perasa yang seperti membesar berkali-kali lipat, semua gerakannya dimainkan di atas tubuhnya, di otaknya seperti kembang api yang meledak.

Tidak tahu kapan akan berakhir.

Dia hanya tahu, dia dipeluk Glen mandi di kamar mandi ruang membaca, memberikan dia baju mandinya.

Dia memeluk kedua pahanya, menghempaskannya di atas sofa ruang membaca, ketakutan melihat Glen, baju mandinya tercium aroma tubuhnya.

Glen menuangkan segelas air hangat untuk Celine, berlutut di depan sofa, mengulurkan tangan menyentuh wajahnya, “Masih menangis?”

Celine mengedipkan mata, air matanya menetes.

“Aku……aku bisa menganggap semuanya tidak pernah terjadi, Tuan, kamu lepaskan aku…..”

Tatapan Glen tiba-tiba berubah.

“Melepaskan kamu? saat dulu aku membenci tubuhmu, seumur hidup pun jangan harap aku bisa melepaskan kamu.”

Celine tidak berani menangis tersedu, hanya bisa diam-diam meneteskan air mata.

Postur tubuh Glen yang menawan, bersandar sambil merokok, jari tangannya yang panjang memegang puntung rokok, puntung rokoknya melambungkan gumpalan asap putih.

Menghisap satu batang rokok, dia melihat Celine masih menangis.

Dia menjepit puntung rokok, mengangkat dagu Celine, “Kamu terbuat dari air ya? air mengalir begitu deras?”

Celine baru mengerti maksud perkataan Glen langsung bereaksi, tiba-tiba telinganya merah.

“Tuan, aku takut, aku takut Nyonya Muda Chatrine…….”

“Kenapa takut sama dia,” ucap Glen sambil mengelus punggungnya, “Ada aku disini.”

Hati Celine berdetak.

Dia melepaskan diri dari pelukan Glen, poni rambutnya berantakan menutupi kedua matanya dan tangisannya perlahan-lahan reda.

Malam ini, saat dia berjalan keluar, sudah berpikiran pasti akan hamil.

Dia teringat saat di rumah sakit, karyawan rumah sakit meneleponnya berkata padanya.

Iya.

Dia adalah seorang perempuan.

Dia sudah memiliki kemampuan, memiliki kondisi tubuh, memanfaatkan kelemahannya untuk membuat Glen siap siaga menjaganya.

Saat ini Glen terhadap penyesalan dan ketertarikan Celine sudah sampai pada titik puncak, Jeffry sementara ini tidak bisa berbuat apapun kepada Celine.

Chatrine hari ini tidak di rumah, Glen tidak menyuruh pembantu lain naik ke atas.

Saat Glen di kamarnya, dia memeluk Celine di atas kasur dan ingin melakukannya lagi, lalu tertidur nyenyak.

Celine justru tidak tidur.

Tubuhnya kesakitan, pinggang dan punggungnya terasa kram.

Dia menghadap wajah Glen.

Alisnya, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, seluruh wajahnya seperti pemberian terindah dari Tuhan, tidak ada cacat sedikitpun.

Tiga tahun yang lalu, dia juga tidur di sampingnya.

Saat Glen belum terbangun, Celine menahan kesakitan di tubuhnya lalu meninggalkannya.

Itu adalah rahasia yang tidak akan terbongkar, hanya Felicia yang sudah meninggal dan dia yang tahu.

Sedangkan kali ini, sama seperti rahasia sebelumnya yang tidak akan terbongkar.

Hanya dia dan Glen yang tahu.

Terlalu ironis.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu