Antara Dendam Dan Cinta - Bab 27 Dia Bukan Perempuan Yang Normal

“Itu kucing Nyonya muda.”

“membungkuk dan mengikis seperti budak! memangnya kenapa jika itu kucing Nyonya muda, itukan hanya seekor hewan peliharan seekor binatang! Kamu bersujud untuk mengakui kesalahan kepada seekor hewan. Cherry, kamu benar-benar hidup lebih buruk daripada hewan.”

Suara Dialog semacam itu datang melalui ponsel, dan keduanya sangat mengenali suara itu!

Senyum kaku laura terlihat di sudut mulutnya.

Dia perlahan memutar kepalanya, dan menatap Celine.

Celine menekan teleponnya, “Apakah kamu ingat? Aku bisa membantumu mengingatkan kembali jika kamu tidak ingat. Inilah sindiran yang kamu katakan kemaren.”

Laura mengerakkan bibirnya, tetapi karena warna bibirnya sudah berubah menjadi biru pucat, dia tidak bisa mengeluarkan suaranya.

Celine memegang teleponnya, “Jika saya membiarkan Nyonya muda mendengarkan rekaman suara ini, Nyonya muda sangat menyayangi kucingnya, menurut kamu, hukuman macam apa yang akan kamu dapatkan?”

Celine mengangkat alisnya, “Dia kan pemilik kucing itu, tetapi kamu baru saja menyebutnya…binatang.”

Laura mengigil ketakutan.

Dia hanya bisa merasakan suara yang diucapkan Celine sedikit serak, dengan kata-katamya yang dingin itu menyelinap ke kerahnya, dan langsung menempel dan merayapi kulit tubuhnya yang membuat seluruh tubuhnya merinding.

Tatapan Laura bergerak mengarah ke tangan Celine, dengan cepat dia menerkam sambil mengulurkan tangannya untuk merampas ponsel yang berada di tangan Celine.

Dia sambil mengigit giginya dan berkata: “ berikan ponselnya padaku, atau aku akan menbunuhmu.

Tangannya mencekik lehernya Celine.

Wajah Celine memerah, tetapi ia masih bisa tertawa, “rekaman itu bukan hanya berada di telepon… saya… Aku juga mengirimkan rekaman itu sebanyak 2kali kepada teman baikku, dan saya juga selalu membawa satu… surat wasiat, didalam surat wasiat saya menulis… bahwa kamu adalah… pembunuh… setiap hari jumat…saya selalu menelepon dengan teman-temanku, jika….”

Celine—tidak bisa memgatakan sepatah kalimat lagi, dan dia mulai batuk.

Pintu tiba-tiba terbuka dari luar, dan Tiara masuk dengan tangannya yang membawa sarapan, “Laura, makan kamu… ah!”

Dia melihat adegan ini, dia sangat terkejut dan tangannya menjatuhkan sarapan kelantai, nasi dan makanan didalamnya semua jatuh berantakan dilantai.

Ibu Laura yang sempat melewati koridor, mendengar suara seperti itu, dia langsung bergegas lari masuk ke dalam, “Apa yang sedang terjadi? Ya Tuhan! Laura, apa yang sedang kamu lakukan?”

Ibu Laura yang segera lari kemari, ingin menarik Laura pergi.

Laura sendiri sudah mundur 2 langkak kebelakang.

“Cherry, apa kamu baik baik saja?

Ibu Laura membantu Celine untuk berdiri, Celine batuk dengan keras, dan ia batuk sampai air matanya pun menetes keluar.

Dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan suara serak: “tidak, tidak apa-apa.”

Ibu Laura menatap kearah Laura, “Laura, apa kamu sudah gila?”

“Bukan, Dia yang…”

Laura mendapatkan tatapan Celine kearahnya.

Kata-katanya tiba-tiba berhenti.

Sekarang Celine memilik rekaman didalam tangannya, dan surat wasiat yang bisa membuktikan bahwa dia adalah seorang pembunuh, dalam situasi seperti ini kecuali dia juga sudah tidak ingin hidup, kalau tidak meskipun dia maju atau mundur, sama dengan jalan buntuh.

Kecuali dia tetap berdiri ditempat semula, dan tidak boleh bergerak selangkah pun.

Dia menelan ludahnya.

Dia itu tidak bodoh, sekarang dia sudah mengerti situasi yang sedang dia alami.

Dari waktu dia mulai melawan Celine, mengintimidasi Celine, dan melihat lengan utuh Celine, Celine telah membuat sebuah jebakan dan menunggunya untuk melompat kedalam.

Dia sama sekali tidak mengetahuinya, dan dia tetap saja melompat masuk jebakan Celine.

Tiara yang memegangi Laura, “Dia kenapa? Laura, kenapa tidak kamu lanjutkan bicaranya?”

Diwajah Laura sedikit tersenyum, “tidak kenapa, aku tadi hanya sedang bermain dengan Cherry.”

Ibu Laura dengan nada marah: “Apakah mencekik leher itu bisa di bercandakan? Kamu tidak bisa memikirkan ini masalah yang serius. Kamu lihat leher Cherry sudah biru memar karenamu.”

Memang benar, bekas luka biru memar dileher Celine.

Laura tidak mengetahui bahwa Celine juga sangat pandai menahan emosinya.

Tadi, hanya dalam hitungan detik, perbatasan antara hidup dan mati harus dibedakan dengan jelas, tetapi jika ia menghabiskan waktu lebih lama lagi, nyawanya akan segera di serahkan! Barang kali dia langsung dilarikan ke ICU juga tidak akan bisa terselamatkan, tetapi Celine pun tidak melonggarkan tangannya dan tidak memohon ampun kepada Laura.

Laura mengepalkan gigi untuk meminta maaf : “maaf, Cherry.”

Celine hanya menghapus air matanya, punggung tangannya yang kasar menyentuh menyentuh wajahnya, kemudian memasukkan ponsel kuno itu kedalam sakunya.

Orang-orang yang hanya melihat adegan ini, pasti hanya akan berpikir Celine seperti domba kecil yang sedang diganggu.

Dan Laura hanyalah orang jahat yang senang menganggu orang lemah.

Menurut Laura adegan ini sangat dramatis.

Dia menatap Celine, didalam pandangannya ada perasaan yang memuakkan, ada kejahatan, ada kebencian, dan juga ada kegelisahan dan ketakutan.

Wanita ini memang bukan wanita yang normal!

Setelah kejadian ini, sikap Laura menjadi lebih baik, dan dia tidak lagi mencari masalah dengan Celine, Celine akhirnya bisa menjalani kehidupan yang tenang dan stabil selama beberapa hari.

Diwaktu luangnya, Celine pergi taman bunga kecil yang ada didalam ruangan memelihara dan merawat beberapa macam bunga dan tanaman yang berharga.

Pada suatu tengah malam, bunga telosma cordata telah mekar. Celine memilih salah satu bunga yang paling indah, ia memangkas daun-daun yang berlebihan, memilih vas untuk bunga yang cantik, dan membawanya berjalan keluar.

“Dimana Nyonya muda Chatrine?” Celine bertanya kepada seorang pelayan yang sedang membersihkan ruang makan.

Pelayan itu menunjukkan kearah teras, “Nyonya muda Chatrine baru siap makan malam, setelah teleponnya berdering, dia pergi kesana untuk menjawab panggilan telepon.”

Celine berjalan ke teras dengan membawa vas berisi bunga, dan melalui pintu kaca yang transparan, dia melihat bayangan belakang chatrine.

Chatrine mengenakan gaun panjang renda sutra hitam, dia sedang memegang ponsel dan bersandar didinding sambil melakukan panggilan telepon.

Pintu kaca itu tidak tertutup rapat, Celine diam-diam bisa mendengar kata-kata dari dalam.

“Aku tahu, itu tidak mungkin, dia berani mencari wanita liar diluar, aku juga berani…” Chatrine sedang sedikit marah, “apa? Bukannya kamu seorang dokter khusus pria? Apakah penyakit kurang dalam hasrat seksual seperti ini tidak bisa disembuhkan?”

Pupil mata Celine sedikit menegang.

Kurang hasrat seksual?

Siapa yang dimaksudnya?

Jelas bukan Chatrine sendiri.

Lagi pula, Chatrine selalu melakukan yang terbaik, jika dia mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan dirinya kepada Glen. Jika dia yang terkena penyakit kurang hasrat seksual, maka dia seharusnya tidak bisa melarang Glen mencari wanita lain diluar.

Chatrine menyender dipagar yang dingin, “Bagaiman menurutmu? Bahkan jika saya menanggalkan seluruh pakaian yang ada dibadanku dan menari didepannya… saya juga menggunakan alat-alat peraga yang menyenangkan,…dan tetap saja tidak bisa…”

Dokter yang didalam telepon bertanya: “ada hambatan?”

“Tidak, dia memiliki emosional saat berciuman, tetapi dia tidak bisa…” Chatrine berhenti sebentar, “memasukkannya…”

Tongg,, dengan suara keras, itu berasal dari luar pintu.

Seluruh tubuh Chatrine langsung merinding, dan sepasang matanya langsung menatap kearah pintu, “Siapa?!”

Lampu di ruang tamu tidak nyala, hanya bisa melihat cahaya lampu yang berasal dari dapur ruang makan, dan itu terpantulkan pada pintu kaca, yang menunjukkan bayangan hitam.

Tangan dia memegang telepon, ia berjalan cepat kepintu, dan dengan cepat kilat dia menarik membuka pintu kaca itu.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu