Antara Dendam Dan Cinta - Bab 16 Sudah Mati

Tadi dia sangat marah yang membuat kepalanya sakit.

Pelayan wanita ini, jangan membahas kesombongan dirinya sendiri, sama sekali tidak seperti Celine yang dulu, penampilannya kasar dan kusam, suaranya serak, dan saat melihatnya sekilas akan mengira bahwa dia adalah wanita yang sudah empat puluh atau lima puluh tahun

Tetapi tidak bisa dibandingkan dengan umur.

Tiga tahun lalu, Celine dipenjara saat berumur 18 tahun, dan sekarang berusia 21 tahun.

Kemarahan di wajah Chatrine sudah berkurang, dia mengambil kesempatan ini untuk menegur Celine: "Hari ini kamu tidak perlu melayani yang di lantai atas lagi! Sekarang kamu turun, menghukummu dengan memotong setengah gaji bulan ini, lihatlah ke depannya nanti kamu masih berani mengabaikan tuan muda! "

Glen tidak berbicara.

Yang berarti tidak ada perlawanan tentang keputusan Chatrine.

Celine mengangguk, berdiri dan membungkuk.

Ketika dia berbelok ke arah koridor, dia melirik sebentar ke sup yang hancur di lantai dan menarik kembali tatapannya.

Dia menutup matanya dengan dalam.

Melewati sebuah paksaan.

Glen sudah mengenali dirinya sebelumnya, tetapi sekang menjadi berubah pikiran.

Setelah melewati cermin yang terang di ujung koridor lantai dua, Celine berdiri diam.

Wajah wanita di dalam cermin itu terlihat pucat.

Kedua matanya terlihat kusam dan tidak jelas, kulit kering yang terkelupas memiliki tekstur halus, bibir pucat dan lemah, rambut dicuci sehingga terkelupasnya kulit kepala, dan kekacauannya seperti jerami kuning musim gugur.

Apakah ini dia?

Celine menyentuh wajahnya.

Dia tidak mengenal dirinya sendiri.

Dimana Celine?

Dimana Celine yang tertawa, berpikiran terbuka, percaya diri dan bersinar?

Mati

Dia meninggal karena ditekan oleh batu nisan di Felicia tiga tahun lalu.

Dia meninggal dalam intimidasi yang tak ada habisnya yang berujung ke penjara.

Rasa kasihan di mata Celine, sedikit memudar, berubah menjadi tatapan yang kuat dan dingin.

Kamar Glen masih berantakan dan berceceran.

Chatrine medekatkan dirinya kesana dan mecium bau bir di tubuhnya, dia hanyalah pria yang sedang mabuk.

"Sangat berantakan di sini, besok pagi akan mencari pelayan lagi untuk membersihkannya."

Dia memegang pinggang Glen dan bersandar di dadanya, berkata dengan suara manja: "Tidur di sana? Ok?"

Glen menyimpan kembali tatapannya dan berkata, "OK."

Chatrine sangat gembira, dan dia memegang tangan Glen dan berjalan keluar.

"Kamu sudah minum bir, aku akan memijatmu, aku baru belajar sebuah teknik pijat beberapa hari yang lalu ..."

Ketika dia menyebutkan kata pijat, Glen tiba-tiba teringat tentang Cherry yang memberinya pijatan di pelipisnya.

Cherry, Cherry.

Bukan Celine.

Lampu koridor di menyala.

Keduanya berjalan maju, dan Glen tiba-tiba melangkah maju, dia berbalik badan untuk melihat kamar anak-anak yang tidak jauh darisana.

Pintu kamar terbuka sedikit, menampakkan sebuah kepala yang hitam kecil, membuatnya mengingat kembali sedetik tentang sesuatu yang pernah Glen lihat sebelumnya.

Glen mendekat.

Sesosok tubuh kecil berdiri di depan pintu.

Glen membungkuk dan memeluk anak itu, "Kamu yang ribut dan membuatku terbangun?"

Arthur yang memiliki sepasang mata besar, menyipitkan matanya, lalu melirik Chatrine, dan dengan buru-buru berlari ke pelukan Glen.

Hati Chatrine merasa tidak enak.

"Sini, ibu menggendongmu ke kasur dan tidur."

Arthur memeluk leher Glen dan tidak mau melepaskannya .

Glen membelai punggung anak itu, "Aku sangat sibuk akhir-akhir ini, dan aku belum pernah menemani Arthur, aku akan tidur dengan Arthur malam ini."

Dia sambil berkata, dan berbalik badan, menggendong Arthur kembali ke kamar anak.

Jari Chatrine menusuk ke dalam ke dalam dagingnya.

Sebuah kesempatan yang bagus dihancurkan oleh anak kecil ini!

Dia bisa menjadi bagian keluarga Glen dan dinikahi Glen, semuanya karena anak ini.

Ini benar-benar berhasil karena anak kecil ini, dan gagal juga karena anak kecil ini!

Glen menggendong Arthur dan berbaring di tempat tidurnya.

Tempat tidur Arthur sangat besar, bahkan tidak akan sempit meskipun ada Glen yang berbaring di sampingnya.

Arthur sangat bergantung pada Glen, tetapi Glen terlalu sibuk untuk beberapa minggu ini, sehingga tidak ada waktu untuk menjaganya.

Dia bersandar di dada Glen dan tertidur.

Glen membantu menyelimutinya dan memegang tangan kecilnya yang sedang dikepal.

Dia dengan lembut membuka tangan anaknya, dan di telapak tangannya, terdapat sebuah koin.

Ini bukan koin dollar yang biasa, tetapi ini adalah koin kenangan bertamasya.

Glen tidak banyak berpikir, dan meletakkan koin itu di meja sebelah kasur.

Malam itu dengan perlahan semakin mendalam, dan semuanya hening.

Pada malam yang sunyi itu, muncul sebuah bayangan putih yang berlalu sekilas di lantai dua.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu