Antara Dendam Dan Cinta - Bab 171 Darah Tali Pusat

Saat perjalanan pulang, Celine terlihat lebih terpuruk.

Saat tiba di rumah Glen, wajahnya yang murung terlihat oleh Ibu Laura, Ibu Laura terkejut, “Kenapa? tidak mungkin hal itu benar-benar terjadi kan, Cherry?”

Celine baru menggerakkan bibirnya, memperlihatkan senyuman palsu, “Tidak apa-apa, aku baik-baik saja.”

Dia mengeluarkan hasil check-up dari dalam tasnya, “Sistem pencernaan tidak lancar, dokter sudah memberiku obat.”

Laura dengan angkuh mengalihkan pandangannya melihat langit-langit kamar, “Aku kira kamu mengidap penyakit yang kronis.”

Ibu Laura melototi Laura, “Bicara sembarangan!”

Laura bergumam, “Memang faktanya begitu.”

Ibu Laura tahu jika suasana hati Celine sedang buruk, dia tidak banyak bicara, lalu langsung menyuruh Celine beristirahat.

Seno membantu Dokter Leon memberikan hasil check-up palsu mengenai kondisi usus dan perut Celine kepada Chatrine.

Chatrine dengan sembarang membuka hasil check-up tersebut, “Hanya pergi ke rumah sakit?”

“Betul.” jawab Seno

“Terus awasi dia.” perintah Chatrine

……………………….

Celine menelepon Peter Zhou, tetapi Peter Zhou masih tidak menerima teleponnya.

Celine setiap hari memegang handphone, mencari tahu informasi dan data yang berhubungan dengan penyakit leukemia.

Setiap hari, berbagai macam pendapat publik membuat dia menjatuhkan harapannya yang setinggi langit, jatuh kedalam tempat yang sangat dalam, yang mungkin di tempat yang amat dalam itu dia bisa membangkitkan sepercik harapannya yang hilang itu.

Hingga akhirnya setelah 48 jam, Celine bisa menghubungi Peter Zhou.

Dia melihat nama pemanggil di layar handphone-nya “Pengacara Peter”, saat itu juga dia lupa menghindar dari orang lain di sekitarnya dan langsung menerima panggilan telepon itu, lalu berbicara dengan nada yang keras: “Hallo! ini aku!”

Suaranya yang keras membuat pembantu lain yang sedang sibuk membersihkan kamar mengalihkan pandangannya ke Celine.

Celine memegang handphone dan berlari keluar hingga menghentikan langkahnya di ruang terbuka, dia mengambil napas sambil menjawab telepon: “Pengacara Peter…….”

“Sudah di tempat yang aman untuk mengobrol kah?”

“Iya.” ucap Celine

“Sepertinya kamu sudah mengetahui masalah Egy, benar kan?” tanya Pengacara Peter dengan nada yang berat.

Celine beberapa hari ini sangat mengkhawatirkan Egy, seluruh tubuhnya seperti mengobarkan bara api yang sebentar lagi meledak, “Benar, aku sudah tahu! aku beberapa hari ini meneleponmu hingga puluhan kali, tetapi satupun tidak kamu terima! kamu tahu aku seperti hampir mau mati dibuatnya! apa mungkin karena dia bukan anakmu jadi kamu tidak khawatir, iya kan?! kalian memang seperti itu menganiaya anak?!”

Celine berteriak memarahinya, lalu seketika tidak ada suara dari lawan bicaranya.

Saat dia selesai bertanya dan berteriak memarahinya, lalu beberapa detik kemudian Peter baru berbicara: “Sudah selesai bicaranya?”

Celine menggigit bibir.

“Nona Celine, jika kenyamanan hidupmu berjalan terlalu lama, maka bisa saja setiap orang di keluarga Glen sewaktu-waktu menyadari keberadaanmu, lalu memasukkan kamu kedalam penjara, kamu lupa dengan perjanjian kita? jangan berinisiatif menelepon jika tidak ada hal yang mendesak dan hal yang tidak penting untuk dilaporkan.”

“Aku………”Celine menggigit giginya, “Apa mungkin hidup dan mati anakku tidak termasuk keadaan darurat?”

“Anakmu disini diasuh oleh pemilik rumah, bahkan sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri, apalagi Claire juga ada disini, biarpun kamu tidak percaya pada pemilik rumah itu, tetapi kamu harus percaya pada Claire.”

Celine terdiam.

Peter berkata: “Masalah kali ini, kamu melakukan kesalahan terus berulang kali, pemilik rumah itu memaafkanmu karena dia menyayangi anakmu, dan dia tidak perhitungan terhadap kamu, harusnya kamu memahaminya, kamu sekarang seperti didalam kandang serigala, orang-orang di sekitarmu semuanya bertopeng, sekalinya topengmu terbongkar, saat itu juga terakhir kalinya kamu dan bahkan anakmu.menampakkan muka di bumi ini.”

“Aku………..”

“Tidak usah bicarakan yang lain, aku meneleponmu kali ini hanya untuk memberitahumu, Egy sebenarnya mengidap leukemia, berbagai macam teknik pengobatan telah dilakukan, tetapi hasilnya tidak begitu memuaskan, keadaannya justru terus semakin memburuk.”

“Kalau begitu bagaimana……….”

Kedua mata Celine memerah, bola matanya yang berwarna putih seakan-akan dikelilingi oleh garis merah, seperti terlihat ganas, terlihat ragu, dan terlihat sedih…….

Apa mungkin hanya bisa seperti ini?

Celine teringat saat beberapa hari yang lalu mencari informasi mengenai penyakit leukemia,dia melihat beberapa wacana.

Leukemia, bisa disebut juga kanker darah, dan leukemia termasuk penyakit yang kronis…….…

Bahkan Dokter Leon pun mengatakan bahwa Egy mengidap penyakit leukemia kronis.

Pikiran Celine kacau, saat kondisinya hampir lemah tak berdaya, terdengar suara Peter berbicara dari telepon, suaranya seperti memecahkan suasana Celine yang terpuruk.

“Hal ini bukan berarti tidak ada cara lain, saat ini para ahli medis sedang mencoba sebuah cara yaitu menggunakan darah tali pusat.”

Celine membelalakkan kedua matanya, “Darah tali pusat?”

“Bisa menggunakan darah tali pusat untuk transplantasi sel punca, cara ini sudah teruji dalam ilmu kedokteran.”

“Tetapi aku…….aku waktu itu……..”

Darimana dia bisa mendapatkan darah tali pusat!

Bahkan Celine setengah mati melahirkan Egy, dia lahir dengan keadaan yang sangat lemah, jika bukan karena bantuan kepala pengawas penjara untuk membayar biaya pengobatan Egy selama 1 bulan dirawat di incubator, takutnya Egy………

Hal ini juga yang menyebabkan tubuh Egy dari kecil tidak sehat jika dibandingkan dengan anak kecil seusianya.

“Darah tali pusat bisa menggunakan tubuhnya sendiri untuk menyuplai darah, juga bisa melalui saudara kandungnya.”

Perkataan Peter barusan membuat hati Celine sedikit memancarkan cahaya harapan dari hatinya yang redup.

Dari kejauhan, Ibu Laura berjalan menghampiri Celine, “Cherry, apa kamu baik-baik saja?”

Peter juga mendengar suara orang lain dari telepon, “Untuk lebih jelasnya kamu bisa cari informasinya di internet atau tanya Dokter Leon.”

“Peter………….”

Celine belum selesai bicara, tetapi Peter sudah memutuskan teleponnya.

Ibu Laura mendekatinya, “Cherry?”

“Barusan siapa yang menelepon, Laura bilang kalau barusan wajahmu pucat.”

“Barusan seseorang mencari adikku untuk menagih hutang,” ucap Celine, “Adikku di luar terus-menerus bermain judi, dia meminjam uang pada orang lain dan menuliskan nomor teleponku untuk orang tersebut, barusan aku memarahinya.”

Ibu Laura menenangkan Celine, “Tidak apa-apa, kamu sekarang berada di rumah Glen, tidak ada seorang pun yang berani mengganggu.”

“Iya.”

Celine tersenyum seperti terlihat sangat tenang, lalu dia mengikuti Ibu Laura masuk kedalam rumah, padahal saat itu hatinya sedikit khawatir.

Butuh darah tali pusat saudara kandung…………..

Kalau begitu artinya dia harus melahirkan seorang anak lagi, dan……….dengan Glen.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu