Antara Dendam Dan Cinta - Bab 339 Menjaga Aula Leluhur

"Nyonya besar sudah 20 tahun tidak pulang ke kampung halaman bukan."

Selama ini, Herman selalu memberi Melly wajah, di depan umum, dia selalu memanggilnya dengan panggilan Nyonya besar, dia cukup menghormatinya.

Tetapi kali ini, ketika Herman berbicara dengan nada yang santai, itu malah membuat seluruh tubuh Melly merasa tegang.

Melly memegang sumpit di tangannya dan berusaha menstabilkan suaranya.

"Orang-orang di kampung halamanku telah pindah ke sini."

Keluarga Melly bukan di Kota Cease, melainkan di kota B.

Keluarga Zhu waktu itu juga merupakan keluarga besar yang terkenal. Ketika dia menikah dengan Herman, itu juga menimbulkan sensasi.

Kemudian, fokus ekonomi keluarga Zhu telah berkembang ke Kota Cease, dan sekarang mereka juga merupakan keluarga yang terkenal di Kota Cease, jika dikatakan keluar itu pasti akan menambah martabat keluarga Yu.

"Maksudku bukan keluarga Zhu." Nada suara Herman datar, "Yang aku katakan adalah kuil leluhur kota asal keluarga Yu."

Melly merasa terkejut.

Herman meletakkan sumpit dan mengangguk, "Aku sudah ingat, memang begitu, kamu sudah tidak pernah ke sana belasan hingga 20-an tahun, terakhir kali kamu ke sana, itu ketika kamu masih mengandung Glen."

Melly sudah menebak apa yang ingin Herman katakan.

Dia menjilat bibirnya, dia tahu bahwa jika sekarang dia tidak menolak atau tidak mengatakan sesuatu, begitu Herman sudah mengambil keputusan, maka itu tidak mungkin untuk diubah lagi.

"Tuan, aku ..."

Herman tidak memberi Melly kesempatan untuk menyelesaikan perkataannya, dia memotong perkataannya.

"Dua hari ini, kamu ke sana untuk pergi lihat-lihat, kuil leluhur sana selalu tidak ada yang mengunjungi, akhir-akhir ini, keluarga kita berada dalam keadaan yang sangat kacau, kamu juga dapat pergi menenangkan diri."

Ketika Fera mendengar itu, sudut bibirnya naik ke atas tanpa sadar.

Meskipun di permukaan tidak memberikan hukuman atau tindakan apa pun padanya, namun pada kenyataannya ...

Pergi ke kuil leluhur di desa yang terpencil dan menjaga aula leluhur, dia tidak akan bisa melewati kehidupannya dengan baik.

Wajah Melly sudah memucat.

Tangannya yang memegang sumpit diertakan lalu di longgarkan, di longgarkan lalu dieratkan lagi, dia menjilat bibirnya, "Tuan, tempat itu terlalu terpencil, aku ..."

"Apakah kuil leluhur terpencil?" Ujar Herman dengan nada bicara datar, "Keluarga Yu kita semua berasal dari tempat seperti itu, sekarang kamu tidak menyukainya?"

Meskipun perkataan ini dikatakan dengan nada bicara datar, namun seluruh tubuh Melly bergidik.

"Bukan begitu, aku tidak bermaksud begitu."

"Kalau begitu lakukan saja sesuai yang aku katakan. Lusa, aku akan menyuruh Glen untuk menemanimu ke sana, sekalian mewakiliku bersembahyang pada leluhur."

Karena Herman telah mengatakan hal ini, maka tidak ada ruang untuk dia mengubah keputusannya.

Pada saat ini Herman tampaknya baru menyadari bahwa ada orang yang belum datang. Dia berbalik untuk bertanya kepada Li, "Mengapa Nyonya Suzy tidak turun?"

"Nyonya Suzy sedang tidak sehat, dia mencuci muka dengan air mata setiap hari." Paman Li juga tidak tega melihatnya dan langsung menghela napas.

Herman menghentikan gerakan sumpit.

"Apakah makanannya sudah diantarkan?"

"Sudah diantarkan."

"Beberapa hari ini banyak antarkan suplemen dan makanan bergizi untuk Nyonya Suzy."

"Iya."

Herman tidak punya nafsu makan dan dia hanya makan sangat sedikit, yang lainnya juga tidak berani makan dengan lahap, mereka semua hanya makan beberapa suap makanan.

Herman meninggalkan ruang makan terlebih dahulu, dia pergi ke ruang kerja, dia sekalian memanggil Glen ke ruang kerja lantai atas.

Fera mengeluarkan tisu dan menyeka bibirnya dengan santai, dia tersenyum, "Aku teringat akan perkataan ini yang cocok dengan situasi saat ini, berusaha menjebak orang lain, akhirnya senjata makan tuan."

Melly menyipitkan matanya dengan dingin, "Kamu jangan terlalu bangga."

"Aku tentu saja tidak perlu terlalu bangga." Ujar Fera dengan kasar, "Jika bukan karena kamu menjadikanku sebagai kambing hitam, sekarang kamu belum tentu berakhir seperti ini, dibandingkan denganku yang disuruh pergi ke kuil untuk menginstropeksi diri 2 tahun lalu, kali ini Nyonya besar benar-benar pergi ke tempat terpencil. "

Dia berkata: "Di kuil leluhur, yang disembah adalah semua generasi keluarga Yu, itu lebih menyeramkan daripada aula leluhur di rumah, Nyonya besar, aula leluhur di rumah kita ini Anda sudah beberapa tahun tidak pernah ke sana, kali ini Anda pergi untuk menemani kuil keluarga Yu, itu benar-benar tugas yang bagus. "

"Kamu……"

Melly tidak bisa menarik napasnya, dan dia tiba-tiba terbatuk dengan keras.

Selvie bergegas menepuk-nepuk punggung Melly.

Melly batuk dengan sangat keras, matanya selalu naik ke atas, Selvie buru-buru memegangnya, namun Melly masih tetap pingsan dan terjatuh ke lantai.

"Pelayan! Cepat panggil dokter!"

Fera buru-buru mundur selangkah.

Dia tidak menyangka bahwa Melly tidak bisa ditakut-takuti, dia ketakutan hingga pingsan?

Chatrine dan Celine Ning membantunya pan pergi ke sisi kiri dan kanannya.

Bahkan jika mereka berdua tidak menyukai Melly, dan menantu yang selalu diinginkan Melly adalah Liena Guan, tetapi mereka juga harus berpura-pura.

Melly di bantu oleh dokter, dia disuntik, dan segera di beri minum obat, kemudian dia perlahan sadarkan diri.

Celine Ning yang di samping mengingatkannya dan berkata: "Nyonya besar sedang tidak sehat, kalau tidak katakan kepada Tuan Herman agar masalah pergi ke kuil leluhur di tunda dulu untuk sementara waktu."

Chatrine mengangguk, "Kalau begitu aku akan pergi mengatakannya."

Dia dan Celine Ning berjalan bersama, Chatrine menatap Celine Ning, "Apakah Melly jarang memperlakuaknmu dengan tidak baik? Sekarang kamu masih membantunya berbicara, kamu benar-benar membuatku merasa aku telah meremehkanmu."

Celine Ning tersenyum, "Hal membantunya berbicara, dengan apakah Tuan Herman bisa mengubah pemikirannya atau tidak, itu adalah dua masalah yang berbeda."

Chatrine menghentikan langkah kakinya, "Apa maksud perkataanmu, apakah menurutmu ..."

Tatapan mata Celine Ning tenang dan damai, "Aku tidak mengatakan apa-apa."

Mereka berdua datang ke pintu ruang kerja dan mengetuk pintu.

Celine Ning secara alami berdiri di belakang Chatrine.

Chatrine merasa tidak benar, sekarang Celine Ning ini, jelas-jelas membuat jebakan untuknya, dan menyuruhnya untuk melompat masuk.

Dia langsung mengambil langkah mundur dan mendorong Celine Ning ke depan, "Kamu saja yang mengatakannya, aku akan pergi ke toilet sebentar."

Setelah selesai mengatakannya, Chatrine tidak menunggu pintu ruang kerja terbuka, dia berbalik dan berjalan melewati koridor, dia bergegas berjalan ke toilet di lantai dua.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu