Antara Dendam Dan Cinta - Bab 111 Rugi adalah Keberuntungan

Dua kata ini, terbaca dengan pelan, lalu otak Glen mulai meledak.

Dia tidak menyangka Celine akan menolaknya, tetapi ia tidak menduga ia akan menggunakan kata-kata yang tegas untuk langsung menolaknya, tidak menyisakan sedikit ruang untuknya. Wajahnya langsung berubah menjadi tidak enak dilihat.

"Tuan muda, aku tidak bisa berenang, jika aku melompat maka akan mati sungguhan."

Celine terus tertawa, seperti sedang ngobrol dengan santai.

Dia menoleh wajah ke arahnya, "Tuan muda, kamu sungguh berharap aku mati?"

Glen terdiam.

Gadis ini di bola matanya terus tertawa, pupil mata yang seperti kedua mutiara kaca hitam terbayang cahaya lampu yang panjang seperti jembatan tinggi, seperti memasukkannya di dalam bayangan.

Dia merasa dia sendiri dalam 3 tahun ini selalu berhati tenang, dan sekarang mulai ada riak-riak.

"Kamu mati atau tidak mati ada apa hubungannya denganku?"

Celine menggerakkan bahunya, "Kalau begitu aku lebih tidak boleh lompat, jika aku lompat, mati, kamu berada di sampingku, maka kamu akan menjadi orang yang dicurigai nomor satu. Sampai saatnya kamu akan diduga sengaja mendorongku jatuh.

Mata Glen bergetar sejenak.

Dorong......

Dia mendorongnya jatuh......

Di otaknya tiba-tiba terpikir 3 tahun lalu, malam itu di atap, Ketika Felicia lompat dari atap, di sampingnya hanya berdiri seorang Celine.

Celine melihat tatapan Glen, ia langsung tahu dia saat ini sedang memikirkan kejadian 3 tahun lalu.

Dia melanjutkan perkataannya: "Sampai saatnya maka kamu akan ditarik ke kantor polisi, siapa tahu kamu akan memaksamu. Aku dengar-dengar ya, cara polisi mengatasi masalah di kantor polisi, bisa membuat kulit orang lepas satu lapis!"

Glen teringat ketika terakhir kali bertemu dengan Celine di pengadilan.

Dalam waktu singkat 3 tahun, dia seluruh badannya berubah menjadi kurus, pipinya mengarah masuk sangat dalam, border matanya cekung ke dalam, seperti hantu wanita.

Dalam keadaan normal, hanya dalam waktu 3 hari, bagaimana mungkin ada perubahan sebesar itu?

Di dalam otak Glen terus berputar, sedikit berantakan.

Apakah ketika Celine berada di dalam kantor polisi juga dilakukan pemaksaan?

Dalam hati Celine mengerti, dia telah berhasil mengungkit kenangan buruk pada masa lalu Glen.

Dia berpura-pura tidak mengerti, "Tuan muda, Anda kenapa?"

Dia mengangkat tangan Glen ke depan matanya dan mengibas tangan, "Tuan......"

Pergelangan tangannya dicengkram kuat oleh Glen, di matanya ada cahaya membara seperti api, "Apa yang kamu tahu? Apa yang kamu tahu soal memaksa? Apa yang kamu pahami?"

Pergelangan tangan Celine memberikan informasi rasa sakit, dia mengerutkan alis matanya, "Tuan muda, Kamu...... telah menyakitiku."

Glen melihat wajah Celine, dan bara api yang berada di dalam dirinya mulai keluar, apinya seperti sudah ingin terbakar.

Dia melempar pergelangan tangannya dengan kuat, berjalan maju dengan langkah besar.

Celine mundur dengan langkah kecil, "Maaf Tuan muda, aku tidak tahu...... Tadi aku hanya sembarang bicara, lain kali aku tidak akan sembarang bicara lagi."

Glen menoleh kepalanya dan melototkan mata pada pembantu wanita ini, tertawa dingin :"Aku tidak merasa kamu bersalah, kamu keluar makan dengan dokter Leon, dekat dengan Calvin, ada hal apa lagi yang kamu tidak berani?"

Kedua mata Celine melebar, "Aku...... Tuan muda, aku sangat penakut."

"Penakut?" Glen tertawa dingin dan bertanya kembali, menabrak pintu dengan kuat, "Kamu mengandalkan maklumanku saja!"

Celine mengikutinya, duduk di kursi di samping pengemudi, "Terima kasih Tuan muda."

Glen melipat kemah, dan melihat ke arahnya, "Untuk apa kamu berterima kasih padaku?"

"Terima kasih atas kemakluman Tuan muda terhadapku," Celine memiringkan kepalanya, "Umurku masih kecil, juga keluar dari kampung. Setelah datang ke keluarga Yu, ada kemakluman dari tuan muda padaku, dan juga perlindungan dari Pembantu rumah Ibu Laura, aku merasa sangat baik dibandingkan dulu."

"Dulu kamu hidup di desa sangat menderita? Bukannya ada tanah?"

"Tanah sudah dijual dari dulu, ayahku pergi keluar bekerja, ibuku mengutamakan anak laki daripada perempuan, aku dikeluarkan sebelum lulus SMA, agar adik laki-lakiku bisa sekolah."

Glen melihat ekspresi sedih Celine dari kaca belakang, "Kalau begitu setelah kamu keluar dari sekolah, kamu di rumah ngapain?"

"Bekerja dan melakukan pekerjaan rumah, di desa ada swalayan kecil, aku pergi ke sana untuk merapikan dan memindahkan barang, terkadang juga turun untuk memberi makan babi.

Selama perjalan, Celine bercerita banyak tentang kisah seru di dalam desa.

Ketika kecil, ia pernah bersama kakak Steven untuk ke desa semasa libur musim panas, ia bermain dengan sangat senang, itulah saat ia tanpa ada kekhawatiran sedikitpun.

"Ada satu kali ia memanjat pohon untuk mengambir telur burung, terakhir terlihat oleh induk burung yang baru pulang, belum sempat lompat ke bawah, ia melindungi kepala. Burung itu mematuk di tangannya hingga berdarah. Ada satu kali ia dikejar oleh babi, lalu kakak Steven......" Celine hampir keceplos, "Orang lain segera menutup kandang babi sengaja, dan melihat aku dikelilingi babi di pojok dinding, seluruh badanku penuh dengan kotoran air babi."

Glen "......"

"Apakah kamu ada kecendrungan melakukan penyiksaan?"

Celine:"Ha?"

Glen berkata dingin, "Kamu sudah terluka pun masih merasa senang?"

Celine tertawa, "Bukan, rugi adalah keberuntungan."

Ini adalah nasihat yang diberikan kakak Steven kepadanya.

Dalam pepatah China berkata, meskipun kehilangan kuda, belum tentu merupakan kesialan, bisa jadi sebuah keberuntungan.

Dia selalu mengingatnya.

Perjalanan pulang di fly over, suasananya penuh dengan udara, seperti ada sesuatu yang berbeda.

Ketika Celine turun dari mobil, bajunya terjepit di dalam mobil.

Glen langsung menarik pergelangan tangannya, menarik bajunya, "Apakah kamu selalu ceroboh dalam melakukan sesuatu?"

Celine melihat ke arahnya dan berkata, "Terima kasih Tuan muda."

Ketika ia menarik kembali tangannya,tak sengaja tersentuh punggung tangan Glen.

Juga tidak tahu mengapa, bagian punggung tangan Glen yang tersentuh dengan.Celine, mengantarkan perasaan kebas yang sejenak, dan darah mengambil dengan lambat.

Dia memukul punggung tangannya dengan keras, dan memasukkan tangan ke dalam kantong.

Dia merasa sangat marah dengan responnya sendiri.

Apakah karena dia sudah lama tidak memiliki wanita?

Beraninya ada perasaan tidak biasa pada seorang pembantu wanita dengan kelahiran miskin.

Chatrine menunggunya di ruang tamu. Begitu Celine masuk, amarahnya langsung meningkat, "Celine! Kamu dan Tuan muda pergi kemana? Kenapa tidak angkat telepon? Siapa yang memberikan keberanian ini padamu? Kamu....."

Tepat di belakang Celine, masuk seorang Glen.

Ketika Chatrine melihat kaki panjang Glen yang sudah bisa melangkah, pandangan matanya menunjukkan keanehan, lalu menerjangnya dengan sangat senang, "Glen, kakimu sudah membaik?"

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu