Antara Dendam Dan Cinta - Bab 275 Apakah Kamu Sudah Yakin?

Mata Arthur melebar karena terkejut, dia memelototi Celine Ning dengan marah, dan dia buru-buru mengambil kertas dari keranjang kertas.

"Guru Liena bilang aku menggambar dengan baik!" Arthur nyaris berkata dengan air mata di matanya.

Celine Ning menunjuk ke Ariana Su, "Apakah itu sampah atau bukan, kamu harus melihat itu dibandingkan dengan siapa, bagi guru Liena-mu, apa yang kamu lukis adalah yang pertama di negara ini, tetapi bagi guru Ariana, apa yang kamu lukis itu tidak layak disebut."

Ariana Su: "..."

Dia dengan lembut menarik pakaian Celine Ning dari belakang.

Celine Ning menarik Ariana Su ke depan dan menekan bahunya, "Apakah kamu mau mencobanya sekarang? Aku akan menjadi modelnya dan biarkan guru Ariana-mu menggambar sketsa orang."

Setelah mengatakan itu, Celine Ning tidak mengatakan apa-apa lagi, dia sudah duduk di kursi di depan papan sketsa, dan dia mengambil sebuah buku di rak lalu membacanya.

Setelah Ariana Su mendengar Celine Ning mengatakan itu, dia tahu bahwa Celine Ning membantunya, dia tidak mungkin mengabaikan bantuan Celine Ning.

Ariana Su mencari sebuah sudut dan duduk di depan papan sketsa. Ujung pensil sketsa di tangannya sudah mulai bergerak dengan lembut.

Arthur merasa tidak senang dan ingin pergi, tetapi dia juga ingin mengawasi mereka di sini.

Celine Ning mengangkat matanya dan menatap Arthur, "Apakah kamu mau tinggal dan melihatnya?"

Arthur mengertakkan gigi dan berkata, "Aku ingin tinggal dan melihatnya! Untuk mencegah agar kalian jangan curang!"

Celine Ning tertawa, "Kamu yang masih kecil cukup licik."

Arthur menyeret sebuah bangku kecil dan duduk, di depannya ada papan gambar dengan selembar kertas kosong di atasnya. Dia juga mengambil pensil di tangannya dan menggambarnya dengan santai.

Celine Ning tidak selalu mempertahankan satu postur.

Dia meminta Bunga untuk membawakannya secangkir kopi, kadang-kadang dia minum kopi, kadang-kadang makan kue, dan kadang-kadang pergi ke rak buku untuk mengganti buku majalah di tangannya.

Arthur berkata dengan tidak puas: "Kenapa kamu selalu bergerak?"

Celine Ning meletakkan cangkir kopi di tangannya di meja samping, "Pelukis hebat perlu mempertimbangkan karakter dalam kuas mereka, mereka membutuhkan orang yang hidup, dan bukan model mati."

Sangat jelas, Ariana Su tidak terpengaruh sama sekali.

Setelah Ariana Su melukisnya, ia mengeluarkan cat air dari kotak yang dibawanya, menyesuaikan warnanya di palet, mulai mewarnai dan melukis pinggirannya.

Bagaimanapun, Arthur masih anak-anak, dia tidak tahan dengan rasa ingin tahu. Dia berjalan menuju Ariana Su untuk melihat kertas di papan sketsa Ariana Su.

Dia tampak tertegun.

Sebuah gambar, di tangan Ariana Su, tampak seolah-olah hidup, dalam waktu singkat yang hanya 10 menit lebih, potret yang tidak berbeda dari orang sungguhan terlihat di atas kertas.

Arthur mengedipkan matanya, dia tidak menggerakkan langkahnya, dan hanya melihatnya dengan bodoh.

Ariana Su sangat fokus, ketika semua lukisan selesai, dia menghela napas panjang dan meniup cat basah di atas kertas, "Sudah selesai."

Celine Ning datang dan melirik kertas sketsa.

Dia langsung bertanya pada Arthur, "Bagaimana menurutmu?"

Arthur mengangguk dan hanya mengaakan satu kata, "Bagus."

"Apakah kamu sudah yakin?"

"Ya."

Kalimat ini, diucapkan oleh Arthur dengan yakin.

Dulu, Liena Guan juga pernah mengajari Arthur melukis, tetapi kebanyakan dia mengajarinya berdasarkan beberapa album anak-anak, itu diperbandingkan, dan perlu menggunakan penghapus untuk menghapusnya.

Tetapi kali ini, Ariana Su tidak menggunakan penghapus sama sekali.

Tatapan mata ia menatap Ariana Su sudah sedikit berubah.

Tatapannya berubah menjadi tatapan kekaguman, "Guru Ariana, dapatkah suatu hari nanti aku melukis sebagus lukisanmu?"

Ariana Su menyentuh rambut Arthur, "Tentu saja, kamu sangat berbakat, kamu belum melakukan latihan yang sistematis, dan sudah bisa melukis dengan sangat baik, kamu pasti bisa."

Bunga bergegas masuk dari luar dan mengucapkan beberapa kata di telinga Celine Ning.

Celine Ning melirik Ariana Su.

Ariana Su berkata: "Jika kamu punya urusan, pergi saja sana, ada aku di sini yang menemani Arthur, dan kami juga sudah mau memulai kelas."

Arthur tidak keberatan, dia sudah duduk di depan papan gambar kecilnya seperti murid yang baik.

Bunga keluar dari belakang Celine Ning dan melirik orang yang dilukis di kertas skesa.

Celine Ning bertanya padanya: "Apakah mirip?"

"Mirip!" Bunga berseru dan menggelengkan kepalanya lagi, "Tidak, tidak dapat dikatakan mirip, seharusnya mengatakannya persis sama! Lukisan Nona Ariana benar-benar luar biasa, apakah mau membawa lukisan ini keluar?

"Tidak perlu," Ujar Celine Ning. "Letakkan saja di sini. Ayo turun dulu."

Bunga bergegas mencari Celine Ning karena Paman Deng datang.

Sekarang Celine Ning tidak sering pergi ke ruang bunga, Paman Deng sesekali akan memetik beberapa bunga yang bagus dan mengantarkannya ke sana.

Celine Ning menatap bunga di tangan Paman Deng dan memiringkan kepalanya, "Apakah ini eceng gondok?"

Paman Deng mengacungkan jempol, [Nyonya muda kedua hebat.]

Celine Ning tersenyum, "Aku cukup suka dengan ini ketika aku masih kecil, jadi aku sedikit mengenalinya."

Dia berkata kepada Bunga, "Sudah merepotkan Paman Deng, pergi ambil angpao untuk Paman Deng."

Bunga pergi untuk mengambil angpao, dan melihat apakah ada orang di sekitar yang sedang menguping atau tidak.

Paman Deng memanfaatkan waktu ini dan menyerahkan sebuah kotak di tangannya.

Celine Ning menunduk dan meliriknya, ada sup cokelat di dalamnya.

Tiba-tiba suara Bunga naik, dia berteriak, "Nona Helen, apa yang Anda lakukan di sini?"

Celine Ning mengambil kesempatan untuk memasukkan kotak itu ke laci samping dan berbalik untuk melihat ke sana.

Wajah Helen Ming terlihat malu, tetapi hanya beberapa detik, kemudian rasa malunya menghilang.

Dia berjalan keluar, "Kenapa, apa yang aku lakukan di sini, apakah perlu di tanyakan oleh bawahan sepertimu?"

Celine Ning mencibir, "Bawahan? Mungkin Nona Helen ini putri dari keluarga kaya?"

Wajah Helen Ming memucat.

Dia bukan putri keluarga kaya.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu