Antara Dendam Dan Cinta - Bab 148 Orang Yang Paling Sulit Untuk Dihadapi

Glen bertanya: "Cherry, yang baru saja kamu katakan, Apakah itu benar?"

Celine menunduk dan berkata dengan keras, "Semua itu benar!"

Herman mengangguk dan berkata kepada pelayan, "Tekan dia."

"Tuan, Silahkan anda pukul, aku tidak akan lari."

Celine menundukkan kepalanya dan ia memalingkan punggungnya yang telah terluka oleh cambukan itu ke Herman.

Pandangan mata Herman sangat dalam dan dia mengangkat tangannya kemudian menyerahkan cambuk itu kepada Asisten Li. "Li, kamu saja yang melakukannya, aku sudah lelah."

Asisten Li melangkah maju, "Ya."

Cambuk itu seperti ular perak yang berenang di udara, dua kali……

Dahi Celine mengeluarkan keringat.

Dia tengkurap di lantai, menggigit giginya, dan tidak mengeluarkan suara.

Ketika Asisten Li menghitung ke dua puluh, Celine tampaknya seperti orang yang tulangnya telah di keluarkan, dan seluruh tubuhnya tanpa terkendali bergetar untuk sesaat.

Lebih menyakitkan dibanding dengan apa yang dia bayangkan.

Namun tidak melebihi sepersepuluh dari apa yang dia alami di penjara.

Celine berpegangan pada dinding dan kemudian berdiri. Tidak ada satu pun pelayan yang berani datang untuk membantunya, Hanya ... Seno.

Seno berjalan dengan cepat, dan membantu Celine untuk bangkit.

Herman menyuruh Asisten Li untuk menyimpan cambuk dan berkata, "Pergi panggilkan dokter untuk melihat luka Tuan muda. Biarkan dia beristirahat selama dua hari ini. Jangan sampai itu menyisakan penyakit ditubuhnya nanti."

Tidak perlu menunggu perintah Herman, Melly sudah meminta orang untuk membantu Glen naik ke atas sejak awal.

Chatrine datang membantu, lalu ia mundur selangkah ketika di pelototi oleh Melly.

"Tadi sebagai contoh Nyonya muda yang baik? bahkan menatapku pun tidak berani. Bahkan tidak bisa dibandingkan dengan seorang pelayan! Menurutku kamu tidak perlu lagi menjadi nyonya muda disini!"

Chatrine menyusutkan lehernya, "Bu, aku ... aku tadi juga tidak melewati adegan ini, aku terkejut oleh ayah, aku ..."

Ketik tiba di kamar, Melly meminta tante Selvie untuk menghentikan Chatrine.

Chatrine ingin masuk, tante Selvie menghalanginya dengan satu lengan. "Nyonya muda, jika anda sudah terkejut maka anda tidak perlu masuk ke dalam lagi, nanti anda akan lebih terkejut ketika melihat luka Tuan muda yang begitu banyak darah ."

Peng(suara pintu), Tante Selvie membanting pintu didepan Chatrine.

Di lantai bawah, jika bukan Seno mengangkatnya, seluruh badan Celine sudah tidak bisa tertahankan lagi.

"Mengapa kamu melakukan ini? Mengapa kamu mau maju kedepan?" Seno berkata, "Kali ini, kamu telah menjadi titik fokus semua orang, dan telah menjadi paku di mata nyonya muda!"

Celine tersenyum sedih, "Seno, aku baik-baik saja, aku juga terpaksa melakukannya."

"Apa yang memaksamu? Api itu masih seratus meter jauhnya dan kamu sengaja pergi masuk kedalamnya. Apa kamu merasa hidupmu terlalu tenang sekarang!" Seno mengetuk dua kali kepalanya Celine. Sepertinya ingin membangunkannya.

Celine tersenyum.

Dia tahu bahwa kata-kata Seno itu benar-benar sedang mempedulikannya dan itu demi kebaikannya.

Seno melintasi bahu Celine "Tuan muda Leon."

Leon melepas mantelnya dan menaruhnya di bahu Celine. Dia berkata kepada Seno: "Bawa dia ketempatku, aku punya obat disana."

Seno mengangguk, "Terima kasih, Tuan muda."

Leon memiringkan kepala dan melihat Celine,"Kamu ini namanya menkontribusi tenaga namun tidak membuat orang senang. Kamu telah menerima empat cambukan untuknya. Sekarang dia dikelilingi oleh orang-orang dan dibawa pergi ke dokter. Dan kamu, apakah ada orang yang memperhatikanmu?"

"Bagaimana anda tahu bahwa itu tidak membuat orang senang?" Celine berkata dengan lembut. "Kita harus memandang lebih jauh, Kadang-kadang, untuk sementara tidak ada keuntungan di depan. Namun itu bukan dalam jangka panjang, itu seperti anda dokter Leon ..." Dia melihatnya dari samping, kedua matanya bercahaya "Bahkan jika kamu hanya memanfaatkannya, kamu juga akan menyembuhkanku dan akan membuatkanku obat untuk menyembuhkan suaraku, bukankan begitu?"

"Kamu sudah tahu?"

Celine menoleh, "Aku menebaknya, aku tidak pernah memakan obat apa pun, hanya kamu yang terus membuatkan obat untuk ku, dan tenggorokanku telah perlahan membaik dalam beberapa bulan ini. Tadi setelah bertanya, aku pun sudah yakin akan itu. "

Dia menghela nafas, "Aku berutang budi padamu."

Leon mengangkat alisnya, "Aku tidak mengharapkan kamu untuk membayarnya."

"Tapi aku harus membayarnya," kata Celine, "Aku akan membayarnya."

…………

Fera yang baru saja keluar dari gedung utama, memandang Leon dari kejauhan, dia melihatnya bersama dengan pelayan itu lagi, kemudian dia kesal dan ia berjalan dengan cepat "Tunggu ..."

"Kakak kedua." Suzy berjalan dari belakang, sambil tersenyum, "Kakak kedua kok jalannya cepat sekali?"

Fera dihentikan oleh Suzy, dia pun tidak enak untuk mengejar mereka. Lalu ia menyerah. Dia menatap Suzy dengan mata dingin. "Suzy, awalnya aku pikir wanita sepertimu hanya bisa melakukan suatu hal rendahan untuk merayu pria. Sekarang, sepertinya kamu masih punya otak. Kali ini, kamu adalah orang yang paling diuntungkan! "

Suzy menundukkan kepalanya dan tersenyum,"Kata-kata kakak kedua ini. Hari ini yang menerima hukuman hanya Tuan muda, dan itu tidak ada hubungannya dengan aku, kamu, bahkan Nyonya besar bukan?"

"Tidak ada hubungan? Jika tidak ada hubungan kamu kok bisa jadi pembuat perdamaian? Lalu masih membiarkan pelayan yang keluar itu menerima tiga cambukan? Kamu hanya ingin menyatu dengan lumpur, kamu ingin mendapatkan perasaan baiknya Melly bukan? Ku beritahu padamu, Kamu jangan terlalu banyak berharap! Melly membencimu tidak lebih sedikit daripada rasa benciku padamu! Berhati-hatilah! "

Fera langsung mendorong Suzy dan berjalan kedepan. Dia berjalan seperti ular air, berjalan sambil menggoyangkan pinggangnya.

“Suzy didorong, Karin bergegas untuk membantu, lalu ia melihat ke arah Fera dan memarahinya: "Bibi kedua sangat tidak baik ! Dia sering membully mu!"

Suzy melambaikan tangannya, lalu ia merapikan kerah pakaiannya, "Ayo pulang, tidak perlu marah padanya."

"Ayo kita beri tahu tuan! Biarkan tuan menghukumnya!"

"Karin" Suzy menepuk-nepuk dadanya Karin, "Aku sudah bilang berapa kali, setiap hal jangan hanya melihat permukaannya saja. Dirumah besar ini, Fera adalah orang yang paling mudah untuk dihadapi."

Karin menyentuh dahinya dan bertanya, "Siapa yang paling sulit dihadapi?"

Pandangan Suzy jatuh ke arah Celine pergi, "... dia."

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu