Antara Dendam Dan Cinta - Bab 18 Kelaparan Tetapi Tidak Mati

Setelah dia turun ke bawah tadi malam, Chatrine tidak menemukan pelayan untuk ke atas membersih-bersih. Pasti kucing Persia yang dibesarkan oleh Chatrine tidak sengaja memakan obat tikus itu!

Apakah mungkin ketika membersih-bersihkan lantai atas dan lupa dengan benda ini?

“Cherry, Cherry?” Ibu Laura melihat Celine tidak berbicara, dan memanggilnya dua kali.

Celine tiba-tiba tersadar kembali.

Dia agak malu-malu dan memegang lengan Ibu Laura, "Ibu Laura, aku, aku sedikit takut, aku lupa dengan semangkuk sup di lantai atas tadi malam ..."

Karena Chatrine membantunya mencari alasan tadi malam, dia pun menggunakannya.

Ibu Laura juga sudah mendengar tentang kejadian tadi malam, gadis ini sangat malang dan menjadi ketakutan.

Dia menghibur Celine dan berkata, "Jangan khawatir, tidak apa-apa, seseorang sudah pergi untuk membersihkan di pagi hari, dan nyonya muda tidak akan membahasnya lagi."

Celine merasa lega.

"Bagaimana dengan Yunita?

Ibu Laura menghela nafas, "Tuan muda masih di rumah hari ini, sepertinya tidak ada yang masalah, hanya bisa berharap kucing itu akan baik-baik saja."

Celine bekerja di lantai bawah dan tidak tahu dengan apa yang terjadi di lantai atas.

Sekitar setengah jam pun berlalu, dan terdengar suara langkah-langkah kaki di tangga.

“Tuan Glen tidak perlu mengantarnya.” Dr. Zhang memegang kandang kucing di tangannya, berkata dengan sangat sopan.

“Tidak ada, aku juga ingin keluar dan berjalan-jalan.” Glen mengenakan pakaian kasual abu-abu dengan satu tangan di sakunya, yang terlihat berbeda dengan pakaian jas yang dipakai setiap hari dan terlihat sedikit lebih santai.

Di belakangnya, ada Chatrine yang sedang menagis hebat, "Dokter Zhang, Mary hanya berharap padamu."."

Dokter Zhang langsung berkata, "Tidak, racunnya tidak parah, aku sudah mengambil sampel dan membawanya kembali ke lab untuk diperiksa."

Kucing gemuk yang dipelihara ini tertidur di dalam kandang, dan sama sekali tidak terlihat kesombongannya yang dulu..

Dokter Zhang berkata dalam hatinya, kucing ini juga terlalu gemuk untuk diberi makan.

Glen menenangkan pundak Chatrine, "Jangan menangis, Mary pasti akan baik-baik saja."

Chatrine menangis kecil, suara itu membuat seorang pria yang mendengarnya akan luluh.

Celine berdiri di bawah bayangan mereka, melihat pemandangan seperti itu, dan merasa konyol.

Chatrine bisa mencintai kucingnya seperti ini, diberi makan yang terbaik, menggunakan barang yang terbaik.

Demikian pula, Arthur juga diperlakukan seperti itu oleh Chatrine.

Celine tiba-tiba teringat suatu hal.

Dia berbalik badan untuk bertanya pada Ibu Laura.

“Ibu Laura, tuan muda kecil yang sudah hampir berusia tiga tahun tahun ini, tidak bisakah dia berbicara?” Celine berkata dengan suara kebingungan, “Tadi malam, tuan muda kecil itu menangis dan tidak bisa tidur, ketika aku pergi untuk melihatnya, dia tidak mengatakan sepatah kata pun. "

"Tidak, tubuh anak ini sedikit lemah, dia terlambat mulai berbicara, ketika dia berusia dua tahun, dia memanggil ayah unutk pertama kalinya, sekarang aku tidak tahu mengapa, selain kata Ayah ini, dia tidak bisa lagi mengatakan kata-kata lain, inilah cucu kesayangan Ayah Glen dan istrinya, sudah mengundang beberapa dokter tetapi tidak juga baik, hanya mengatakan bahwa dia mulai berbicaranya lambat., dan juga mengundang seorang guru, diperkirakan dua hari ini akan datang. "

Celine merenung.

Yunita dari atas turun ke bawah dan sama seperti Celine, akan diberi potongan setengah gaji sebulan karena "kelalaian tugas".

Ini sudah merupakan acara yang baik.

Semua pelayan sudah tahu cara penyelesaian masalah nyonya muda, dan hukuman "ringan" ini sudah yang paling baik.

Yunita juga merasa beruntung.

Bagaimanapun, kucing ini adalah hal yang paling berharga bagi nyonya muda, dan berteriak sepanjang hari.

Celine pergi membersihkan lantai untuk menggantikan Laura.

Apalagi, itu pintu merah, lantainya tidak bisa dibersihkan dengan pel, hanya bisa jika pelayan yang berlutut di lantai dan membersihkannya.

Celine hanya bisa menggunakan tangan kirinya untuk menyeka lantai, yang seperti dengan dua kali lipat beban kerja orang lain.

Dia tidak makan di pagi hari dan bekerja sampai siang hari.

Saat makan, Laura sengaja mengambil nasi yang ada di dapur dan membuangnya ke tempat sampah.

Tiara berkata: "Ini tidak terlalu baik, dia tidak sarapan ..."

"Tidak makan dua kali pun tidak mati kelaparan," Laura membuang makanan yang ada di mangkuk dan meletakkan mangkuk dan sumpit ke wastafel. "Jika dia ingin makan, biarkan dia ambil dari tempat sampah! "

Dia melihat wajah Celine yang kasihan membuatnya semakin benci.

Sudah jelas tangan kanannya patah, dan masih menunjukkan ekspresi yang seperti itu untuk diperlihatkan kepada siapa!

Ketika Celine ke dapur, melihat panci dan mangkuk kosong, dia pun tahu itu adalah aksi Laura.

Para pelayan sedang makan, melihat Celine dan terdiam.

Bagaimanapun ini adalah sebuah aturan.

Pendatang baru harus selalu diganggu.

Ibu Laura berjongkok dan memberikan setengah dari nasinya ke Celine, "Sini, makan sedikit."

Laura melihatnya dan berkata, "Kamu tidak menyelesaikan pekerjaanmu, dan kamu masih berani untuk makan? Jika kamu melapornya kepada nyonya muda, kamu juga akan terus kelaparan!"

Ibu Laura mengerutkan kening, "Kurangi omonganmu! Tidak ada menganggapmu bisu! Kamu sudah membuang makanan, dan ini adalah kesalahanmu."

Laura berkata dengan keras. "Ibu Laura, kamu sudah terlalu pilih kasih! Siapa yang tidak tahu bahwa kamu diam-diam memberi manfaat yang baik untuk Cherry! Kamu harus berhati-hati dan jangan ketahuan oleh kamu!"

Ekspresi wajah Ibu Laura berubah. "Di mana aku pilih kasih? Semua adalah pelayan, semua bekerja, bukankah mereka harus saling mendukung?"

Celine mengulurkan tangan dan menahan Ibu Laura. "Ibu Laura, jangan katakan lagi, aku akan pergi bekerja, nasinya juga tidak banyak, kamu makan, saja, aku tidak lapar."

Dia menyeret tubuhnya yang lelah, dengan lengan yang masih diplester, jadi dia keluar selangkah demi selangkah.

Laura berteriak di belakangnya: "Jangan lupa dengan pengangan tangan tangga!"

Lantai di lantai pertama sudah dibersihkan.

Celine membawa baskom yang berisi air dan mulai membersihkannya.

Dia berlutut di lantai, membersihkannya dengan sangat berhati-hati.

Mungkin sudah lama berlutut di lantai, ditambah dengan tidak makan dua kali, saat dia berdiri, tiba-tiba tatapannya gelap, kepalanya pusing, tubuhnya tidak terkendali dan kemudian jatuh kebelakang.

Dia berada di anak tangga ketujuh atau kedelapan dan refleknya pun memegang pengangan tangan tangga.

Ketika tangan terpeleset dan lepas, dia menginjak ke anak tangga.

"Ah!"

Celine berteriak.

Namun, rasa sakit yang diperkirakan tidak terasa.

Dia jatuh ke dalam pelukan, dan pergelangan tangannya dipegang dengan erat.

Tatapan hitam yang ada di depannya dengan perlahan menghilang, dan pria di depannya dengan perlahn terlihat jelas.

Dia sangat terkejut sehingga dia bergegas mundur dan pikirannya tersadar kembali.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu