Antara Dendam Dan Cinta - Bab 215 Ada Yang Menyerang Secara Terang-terangan, Dan Ada Pula Yang Menyerang Secara Sembunyi-sembunyi

Si pria menundukkan kepala, menciumi bibir Celine dengan lembut.

“Wangi sekali.”

Sepertinya dia masih belum merasa puas sampai disini, dari bibirnya, dia menciumi lehernya, lalu menciumi tulang selangkanya.

Hidung pria yang mancung sulit dijelaskan menyentuh kulit wanita itu, napas hangat yang dikeluarkan oleh hidungnya itu membuat wanita itu merasa geli.

Celine tidak bisa menahan ingin tertawa, dan dia ingin bersembunyi dari Glen, “Tuan, kamu mau melakukan apa?”

“Tubuhmu begitu wangi,” Glen menekan bahu Celine, “Ragaku terpikat olehmu.”

Sudut bibir Celine sedikit mencibir ke atas, kelopak matanya seperti sutera, rambutnya yang hitam terurai ke bawah bahunya, ditambah lagi kulitnya yang putih seperti salju.

“Tuan ingin dipikat aku tidak?”

Suaranya sangat lembut dan tipis, tipis seperti sehelai benang, perlahan-lahan menyentuh hati Glen.

Telapak tangan Glen langsung menjulur ke atas gaun pengantin merah Celine, menutupi kulitnya yang lembut seperti air, “Ingin, aku ingin sekali berada di atas tubuhmu.”

Celine sedikit tersenyum mendekap leher Glen, dan menempelkan bibirnya yang indah.

Harapannya ini mungkin benar-benar akan terkabul.

Gaun pernikahan Celine ini bergaya klasik, baju luarannya sudah dilepas, tapi didalamnya masih ada baju lagi.

Glen melepaskan ikat pinggang Celine, dia sangat tidak sabar, “Tidak seperti Gaun pengantin gaya Barat yang mudah dilepas.”

Celine mengulurkan tangannya membantu melepaskan dasi dan kancing baju Glen, “Tetapi tidak bisa menggambarkan pesta pernikahan gaya Chinese, pesta ini adalah pesta besar sekali seumur hidup.”

Saat 2 orang itu melepas setengah bagian bajunya, tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu.

“Tuan, Nyonya Besar mengutus orang untuk memanggilmu.”

Glen mengerutkan alis.

“Pergi beritahu ibuku, aku sebentar lagi menemuinya.”

Suara dari luar pintu berganti orang.

Tante Selvie berkata: “Tuan, ini masalah Tuan Muda, sangat darurat.”

Glen seketika itu juga berbalik badan, “Terjadi masalah apa?”

“Tidak tahu kenapa, barusan, setengah jam yang lalu, dia mulai muntah dan diare, badannya mulai lemas.”

Celine mendengar itu tidak bisa menahan hatinya tersenyum sinis.

Setengah jam yang lalu?

Setengah jam yang lalu, dia baru saja tiba di pintu rumah Glen, apa yang ingin dia katakan itu bisa disimpulkan tidak jelas, baru tiba di pintu masuk langsung membuat Tuan Muda terserang penyakit?

Glen sedikit ragu, tetapi dia tahu biarpun Arthur sedang sakit, orang di gedung utama mana yang tidak bisa merawatnya, Arthur sangat dipuji-puji dan disayangi.

“Lalu untuk apa kamu mencariku? seharusnya kamu cari dokter.”

“Tetapi Tuan Muda terus menangis dan berkata ingin mencari ayahnya, aku……..” ucap Tante Selvie, “Nyonya Besar menghentaknya pun tidak berhasil, tidak punya cara lain lagi dan barulah menyuruhku datang kesini memohon Tuan untuk menemuinya.”

Celine berkata: “Kamu pergi saja, anakmu masih kecil, apalagi sudah beberapa bulan tidak bertemu denganmu, pasti dia merindukan ayahnya.”

Glen melihat wanita yang sedang berbaring di kasur itu, rambutnya yang indah terurai di atas bantal, dia terlihat sangat cantik seperti bidadari.

“Kamu begitu ingin mengusirku ya?” ucap Glen sengaja bercanda.

Celine mencibirkan mulutnya, “Tuan, aku sangat menyayangi anak-anak, apa mungkin kamu ingin aku cemburu dengan anak kandungmu sendiri?”

Glen mencolek hidung Celine, “Aku suka melihat kamu cemburu.”

Celine memegang tangan, “Baiklah kalau begitu kamu jangan pergi, malam ini di kamar saja menemaniku, dilarang pergi kemanapun, apa kamu sanggup?”

Glen mendekap pinggang Celine, “Kenapa tidak?”

Celine mendorong bahu Glen, “Tuan, kamu cepat bangun! jika kamu ingin di kamar bersamaku dan tidak pergi melihat anakmu, belum tentu tidak sampai besok, seluruh keluargamu ini akan tahu kalau aku ini memonopoli kamu hingga membuat kamu ini tidak peduli lagi dengan anakmu sendiri.”

Celine berinisiatif menutup pakaian dan turun dari kasur, dia berjalan sampai lemari baju untuk mencari baju ganti, “Tuan, kamu mengganti baju dulu baru kesana, baju yang kamu pakai sudah kucel.”

Celine memilihkan pakaian santai untuk Glen, berwarna biru tua, setelah selesai mengganti baju, dia mengantarnya sampai pintu tangga.

Dia melihat Tante Selvie sedang menunggunya sambil berdiri di ruang tamu lantai bawah.

Celine memandang Glen sampai lantai bawah, Tante Selvie melihat Celine sekilas, ekspresi peringatan darinya sangat nampak dikeluarkannya.

Raut wajah Celine tidak berubah, dia tersenyum sambil memandang mereka berdua keluar.

Dia kembali ke kamar, lalu dia menyuruh Bunga masuk untuk menyiapkan baju.

Bunga juga termasuk orang yang memiliki sikap tidak bisa menahan mulutnya, dia langsung berkata: “Nona, aku benar-benar mewakilimu mengeluh!”

Celine sedang melepas hiasan mutiara yang ada di kepalanya, “Kamu mewakiliku mengeluh apa?”

“Tahu kalau orang gedung utama tadi itu sengaja! sakit macam apa itu, pagi tidak sakit dan malam juga tidak sakit, justru di saat seperti ini malah sakit, dan menyuruh Tuan harus pergi pula, didalam hatinya tidak ingin membuat kamu dan Tuan melakukan malam pertama!”

Celine tersenyum.

Didalam hatinya mengerti.

Barusan perkataan Tante Selvie itu pasti sudah direncanakan oleh Melly sebelumnya, sengaja mencari kelemahan Glen.

Jadi, begitu mudahnya dia langsung setuju, juga memberikan Glen untuk mempererat jiwa sosialnya.

Dia melihat ke arah Bunga, “Kamu tahu apa?”

Bunga heran, “Tahu apa?”

“Tahu aku berkata bahaya, kamu tahu maksudnya kan?”

Bunga tiba-tiba teringat kejadian sehari sebelum pesta pernikahan, Celine mengatakan itu kepadanya.

Dia tiba-tiba mengerti, “Nona, yang kamu bilang jebakan dan bahaya………..”

Celine menganggukkan kepala, “Beberapa kejadian ini hanya sebagian kecil dari masalah yang lebih besar, selanjutnya, ada yang menyerang secara terang-terangan dan ada pula yang menyerang secara sembunyi-sembunyi, dan jika ada pun itu mengarah kepadaku dan orang terdekatku.”

Bunga termenung melamun dan tidak bicara apapun.

Baru saja mengalaminya, jadi jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya kedengarannya lebih mengejutkan.

Celine berkata: “Jika kamu sekarang ingin pergi, aku masih bisa memberimu seperti yang aku bicarakan waktu itu, aku bisa membantumu di luar sana mendapatkan pekerjaan yang bagus, kamu boleh tidak harus mengikutiku didalam rumah ini.”

Celine melihat Bunga dengan tajam, Bunga pun melihat Celine.

Selang puluhan detik, barulah Bunga tiba-tiba terlihat sudah mengambil keputusan, dia langsung memegang tangan Celine, “Nona, jawabanku masih tetap sama seperti dulu.”

“Kamu sekarang masih belum mengalaminya sendiri, jika kamu nantinya punya pemikiran untuk pergi, kamu masih boleh mengusulkannya………”

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu