Antara Dendam Dan Cinta - Bab 149 Demam tinggi

Celine diantar ke tempat tinggal Leon.

Awalnya dia ingin berdebat dengan Leon, tetapi luka di punggungnya sangat perih dan ia tidak bisa menahannya lagi. Dia pun hanya bisa menuruti Leon.

Pokoknya disampingnya masih ada Seno yang mengikuti, ada yang mengamati disamping, jika Leon bertanya itu pun tidak akan menjadi masalah.

Leon membawa Celine ke ruangan pengobatan.

Ada tempat tidur tunggal di dalam, kasurnya sangat lembut dan tebal, dan ada selimut juga.

Leon meminta Celine untuk berbaring di tempat tidur. Awalnya dia ingin membuka pakaian belakang Celine, namun ketika dibuka, Celine merasa sangat sakit.

Leon tersenyum dengan dingin, "Syukurin."

Meskipun dia mengatakan itu, namun dia tetap mengambil gunting dari rak di samping dan memotong kain kemeja belakang Celine.

Bagian punggungnya yang putih terbuka.

Pada saat itu, mengerikan.

Totalnya ada empat bekas cambukan.

Ada dua tanda cambukan yang saling terkait, kulitnya terbuka dan dagingnya keluar, darahnya telah mencemari seluruh bajunya.

Leon melepaskan kancing bra Celine.

Bahkan walaupun gerakan tangan Leon sangat ringan, namun itu masih membuat Celine merasa sakit.

Celine tengkurap di atas bantal dan wajahnya terbenam kedalam.

Leon mengambilkan satu handuk bersih untuknya,"Gigitlah, lukamu ini harus di steril dulu, dan itu akan membuatmu kesakitan."

Celine mengambil handuk itu, "Terima kasih."

"Apakah perlu aku memberimu suntikan morfin?"

"Tidak perlu" Ujar Celine, "Aku bisa menahannya."

Leon berdiri di sisi lain, menyiapkan obat dan lain-lain. Ia agak tampak sedikit tidak peduli dan bertanya pada Celine "Apakah kamu merasa empat cambukan ini layak?"

"Iya."

Ujar Celine.

Ketika dia melihat ayah Glen mencambuk, dia sudah memikirkan itu.

Dia harus lebih maju selangkah di hati Glen.

Ini bukan hanya tentang menjaga hubungan mereka.

Dalam hatinya, ia juga harus menempati satu tempat.

Celine pun berpikir untuk menghadang cambukan itu.

Tetapi itu dua puluh cambukan, tubuhnya tidak akan kuat jika harus menerima semuanya, diperkirakan hidupnya akan hilang setengah jika dia melakukan itu. Jadi ketika hanya tersisa empat cambukan, ia pun maju kedepan.

Dia membuat dosa Misha jatuh pada dirinya.

Karena surat kerja sama itu keluar dari tangan Misha, dan Misha adalah orang yang di berikan ayah Glen untuk nya. Ketika ayah Glen bertanya, Glen tidak mengatakannya, itu pasti karena dia memikirkannya.

Dan ayah Glen pun tidak menyalahkannya, itu sudah sangat jelas, sejelas cermin.

Leon mendekat, "Berbaring yang benar, aku akan membantumu membersihkannya."

"Iya ..."

Walaupun dia sudah siap secara psikologis, namun dia masih tetap menggigit handuk itu.

Meskipun gerakan Leon sudah sangat pelan, Namun lukanya terlalu dalam, dan tidak ada cara lain untuk menghentikan rasa sakitnya itu.

Sepuluh menit kemudian, Leon telah selesai membalut luka Celine dan dia menutupinya dengan selimut.

Kamu hanya bisa tengkurap begini selama dua hari, tidak boleh bangun dulu.

"Ya."

Suara Celine sangat lemah, seolah-olah sudah tertidur.

Leon memberinya pil. "Ini adalah obat antibiotik. Takutnya lukamu akan menyebabkan peradangan dan itu juga akan menyebabkan demam. Maka obat ini harus dimakan." Dia mengambil pil putih lain. "Ini adalah obat penghilang rasa sakit. Kamu akan sulit melewati malam ini. "

Celine memakan obat antibiotik itu, "Obat penghilang rasa sakit di letakan saja dulu disitu, aku akan memakannya jika aku tidak tahan lagi."

Leon mengangguk.

Dia tahu bakat khusus Celine dalam bidang kimia dan dia juga tidak perlu untuk mengulangi perkataannya.

"Malam ini aku akan membuatkanmu bubur, kamu harus beristirahat dengan baik."

Leon berbalik dan keluar.

Celine tiba-tiba memanggilnya, "Dokter Leon."

"Iya?"

"Terima kasih banyak."

Leon tidak menjawabnya, lalu menutup pintu.

Dia tidak pernah menginginkan dia berterima kasih padanya.

Keduanya tidak menyebutkan tentang pertengkaran mereka di masa lalu.

Tampaknya itu sudah berlalu, tetapi juga tampak seperti belum berlalu.

Dalam hati Leon itu sangat jelas.

Tujuannya, pada saat ia dipukul oleh Glen, itu menjadi semakin jelas.

Celine tidak meminum obat penghilang rasa sakit.

Karena rasa sakit dapat membuatnya sadar.

Inilah yang selalu diingat Celine.

Walaupun dia bisa menahan rasa sakit itu, tetapi dia tetap saja masih demam.

Malam itu, Celine demam tinggi.

Leon tidur di tempat tidur luar, dan dia akan mengukur suhu badannya Celine setiap dua jam sekali.

Suhu pada termometer telah naik ke angka tiga puluh sembilan derajat.

Alis Leon berkerut, dia mengangkatnya lalu memanggilnya dua kali. "Bangun, bangun?"

Mata Celine terbuka sedikit, dan tatapannya agak menyebar, lalu kemudian terfokus lagi, pandanganya jatuh Leon "Bukan aku, bukan aku yang melakukannya, percayalah padaku ..."

Leon menyadari bahwa Celine telah salah mengira orang.

Dia menenangkan diri lalu menuntun kata-kata Celine"Kenapa bukan kamu?"

"Bukan aku, Glen, aku benar-benar tidak mendorongnya, dia melompat sendiri ..."

Mata Leon langsung menegang tiba-tiba.

Melompat sendiri? Tidak mendorongnya?

Dia mencubit telapak tangannya dan terus bertanya padanya, "Bagaimana aku bisa percaya padamu?"

Celine menggelengkan kepalanya "Percayalah padaku, itu benar-benar bukan aku. Kakakku melompat sendiri ... Aku tidak ingin masuk ke penjara ... Aku mohon, jangan biarkan aku masuk penjara ..."

Tatapan Leon bergetar.

Penjara?

Dia tahu bahwa pelayan ini pasti memiliki masa lalu, tetapi dia tidak pernah menyangka bahwa ...

"Siapa yang ingin memasukanmu ke penjara? Glen?" Leon memegangi pergelangan tangan Celine.

"Jangan sentuh aku! Jangan sentuh aku! Aku tidak mau disuntik! Pergi! Pergi! Dia tidak akan melakukan ini padaku, kalian semua pergi!"

Celine tampaknya tiba-tiba ketakutan, dan tidak mempedulikan lukanya lagi, dia menyusutkna tubuhnya kesamping, dan selimutnya jatuh kebawah. Bahunya yang halus terlihat, begitu juga dengan tubuh bagian atasnya.

Dada depannya terbuka di hadapan Leon ...

Jakun Leon menggulung naik dan turun,"Kamu sadar! Ini adalah tempat tinggalku, buka matamu dan lihat aku, aku adalah Leon."

Celine memberontak sesaat, tiba-tiba agak sedikit kejang lalu pingsan.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu