Antara Dendam Dan Cinta - Bab 43 Hidup sedang dipertaruhkan (1)

"Tidak!"

Celine berteriak, dia dengan cepat dia merebut handphone Peter dari tangannya, matanya melihat handphone itu dengan ngeri, "Tidak, tidak bisa, aku tidak ingin kembali....."

Bersembunyi di bayangan hitam pojok penjara, ia hanya bisa disuruh-suruh untung tenang, hanya bisa meringkuk dan gemetaran di lumpur, dengan kehidupan seperti ini, masih juga dia tidak mau pulang.

Tidak mau dipertimbangkan kembali.

Itu adalah mimpi buruk hidupnya.

Atasannya sepertinya sudah tahu akan reaksinya seperti ini dair Celine, "Jadi?"

Celine mati-matian menggigit bagian bawah lidahnya, dan muncul bekas darah di bibirnya.

"Aku sudah berjanji."

Suara tertawa melengking keluar dari mesin itu, keluar dari speaker handphone, tangan Celine yang gemetaran memegang handphone tersebut sepertinya sedikit mati rasa.

"Gadis yang pintar, kamu tahu harus berbuat apa."

Omongan selanjutnya, Celine juga tidak mendengarnya dengan jelas, langsung ditutup oleh Peter, Celine mengangkat kepalanya, "Tapi Glen tidak bisa hidup lagi, perlahan-lahan........"

"Atasanku telah mencarikan dokter virus, Jack Carrey. Dalam dua hari ini akan kembali, Glen akan sadar kembali."

Dia juga selalu tahu, atasan ini punya kekuasaan.

Kalau tidak, tidak bisa juga untuk membawanya keluar dari penjara tanpa sepengetahuan dia, lalu, memberikan gambaran yang salah untuk bunuh diri, bahkan orang dengan serapuh Glen saja tidak akan menyadari sesuatu yang aneh.

Jadi latihan kebakaran sementara rumah sakit kali ini, hanya atasan-atasan rumah sakit yang bisa memerintahkan ini, untuk sementara waktu diumumkan ke semuanya.

Lalu mau mengundang dokter virus internasional, harus tahu bahwa Jack Carrey bukanlah seseorang yang dapat ditemukan orang biasa.

Ini adalah atasan, sebenarnya siapa dia?

Celine berpikir begitu, lalu menanyakannya.

"Pengacara, atasanmu..... apakah kamu melihatnya?"

Peter mengetuk dua kali pada handphone nya, "Tidak seharusnya tahu, sudah tidak usah bertanya lagi, cepat pergi ke atas, sudah terlalu lama, takut mencurigakan."

Celine mengangguk, sembari berbalik badan ke arah pintu.

"Betul sekali, saya lupa memberitahumu, "Peter bilang, "Sebagai hukuman kamu bertindak sendiri menggunakan virus, kamu 3 bulan tidak boleh menelpon anak perempuanmu."

Tubuh Celine tiba-tiba membeku, ia menggeleng-ggelengkan kepala, "Aku sudah tahu kesalahanku, kamu tidak boleh seperti ini, aku bisa tidak menemuinya, tapi...... kamu tidak boleh melarangku untuk menelpon dia......"

Peter tidak tahan, ia menundukan kepala untuk menghindari tatapan Celine, "Ini perintah dari atasan."

Bibir Celine bergetar, "Tidak bisa, kalian tidak boleh seperti ini..... tidak boleh......"

Peter menghela nafas, "Atasan bilang, akan melihat performamu, dan memotong waktu sesuai dengannya."

Setelah lewat beberapa menit, Celine akhirnya memecah keheningan.

Dia mengusap mukanya, berbalik badan membuka pintu, "Aku mengerti."

"Ambil ini."

Peter memberikannya sebuat botol semprotan.

Celine sekilas meilhat botol semprotan itu, mengambilnya, lalu mengucapkan terima kasih.

Di koridor luar, asap yang tebal menyelimuti seluruh koridor.

Celine menutup mulut dan hidungnya, batuk dua kali, lalu dengan cepat berlari ke depan, mencari jalan yang diterangi lampu dibawah asap tebal ini.

Di waktu ini, masih ada pemadam kebakaran yang keluar masuk, melihat Celine, ia berteriak: "Mengapa kamu masih ada disini?!"

Celine meilhatnya, batuk sampai mukanya merah, pandangannya sudah buram.

Dia cepat-cepat mengambil semprotan dan menyemprotkannya dua kali pada mukanya, baru merasa lebih enakan sedikit.

"Ayo cepat keluar, disini perlu ventilasi udara, tidak boleh berhenti." Pemadam kebakaran itu membantu Celine ke arah jalan keluar yang aman.

Setelah menemukan jalan yang aman, baru legaan sedikit.

Celine sampai di hall lantai bawah, banyak pasien yang dievakuasi, anggota keluarga dan staf medis, semuanya menunggu di sini.

Dia mencari, disini sama sekali tidak terlihat keluarga Glen.

Aneh Sekali.

Keluarga Glen adalah keluarga aristokrat, di rumah sakit ini yang terhitung sebagai latihan darurat, mereka juga punya ruangan istirahat khusus sendiri, mengapa harus bergabung dengan orang-orang biasa ini.

Celine baru saja mengalami serangan asma, meskipun telah menggunakan obat, ia masih sangat lemah.

Dia mencari pojokan, menyandar pada dinding dan duduk di lantai unutk mengembalikan energinya kembali.

Di sampingnya adalah seseorang wanita yang menggendong anaknya, anak itu terus-menerus menangis di pelukan wanita itu, tangisannya sangat memekikan telinga, pelipis Celine sangat sakit.

Tiba-tiba seluruh aula yang berisik itu tampak sunyi sesaat.

Celine mengusap-ngusap pelipisnya sambil memandangi pengunjung-pengunjung yang masuk ke hall tersebut.

Ada sesosok orang yang masuk bersamaan dengan sinar matahari dari luar jendela, hiasan logam pada seragam militernya memantulkan warna emas.

Ternyata itu Calvin.

Pandangan Calvin menyapu ruangan tersebut tajam bagai elang, dan terjatuh pada Celine.

Dia berjalan dengan sepatu botnya.

Celine memegang tembok dan berdiri, kakinya agak sedikit lemah, "Tuan Calvin."

Dia tidak tahu sebenarnya apa jabatan orang ini, tapi mengikuti Nyonya Muda Chatrine tidak pernah salah.

Calvin mengangguk untuk pertama kalinya, "Bisa jalan tidak?"

"Bisa."

Celine mengikuti Calvin berjalan keluar.

"Tadi kamu pergi kemana?" Calvin melambatkan langkah menyeimbangi Celine.

"Tadi ada seorang dokter melihat asma ku kambuh, untung dia punya semprotannya, jadi mengajakku ke kantornya dan memberikan sebotol untukku."

Calvin menunduk, melihat di tangan Celine ada sebotol semprotan penyembuh asma.

Mata Celine tenang.

Dia tahu Calvin pasti akan pergi memeriksanya.

Asapnya sangat tebal, ditambah lagi Peter memakai mantel putih, bahakn jika tertangkap kamera pun, tidak akan ada orang yang menyadarinya.

Calvin menuntun Celine ke area VIP di sisi kanan lantai satu, jarinya mengetuk pintu dua kali, lalu mendorong buka pintunya.

Nyonya muda Chatrine sedang mengusap bahunya, sudah merasa tidak sanggup setelah berlari beberapa langkah tadi, dia melihat Celine, "Cherry, tadi kamu pergi kemana? Aku harus menyuruh Calvin pergi mencarimu."

Celine berkata: "Tadi aku pergi ke lantai bawah, asma ku kambuh."

Cathrine sembarang bertanya, dan hanya dengar-dengar kalai Celine punya penyakit asma, memutar matanya, "kamu benar-benar rapuh ya."

Celine menundukkan kepala, tidak komplain.

"Baiklah, lanjutkanlah, sebenarnya siapa yang menggunakan virus itu?"

Celine ragu-ragu, "Betul, saya yang menggunakannya."

Di kantor itu hening beberapa menit, Cathrine tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, "Kamu?? Hanya kamu? Cherry, mengapa aku merasa bahwa cintamu sangat besar ya? Jelaskan padaku, bagaimana kamu menaruh virusnya? Dan kamu pakai virus apa?"

Muka Celine berubah sedikit panik, "Aku, aku......"

Nyonya mudah Cathrine mengambil piring teh, dan membantingnya ke arah Celine, pecahan porselen itu meledak di kakinya, "Masih tidak mau mengatakan yang sejujurnya lagi?!?"

Celine bergetar, "Aku tidak tahu siapa yang menaruhnya..... aku, aku hanya tahu dokter Leon yang memasak."

Nyonya muda Cathrine senyum dengan puas.

Calvin menatap Celine, matanya berpikir, tapi dia tidak berbicara.

Muka Cathrine sambil tersenyum dan berdiri, "Tuan Calvin, lihat hasilnya......."

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu