Antara Dendam Dan Cinta - Bab 408 Sinyal SOS

Dia ingin menulis huruf di pantai dengan menggunakan batu.

Jika menulis sesuatu di pasir, ketika air pasang dan surut, air laut akan menyapu pasir hingga bersih.

Namun, jika sekarang menggunakan batu, bahkan air laut menyapunya itu juga tidak akan berpengaruh sedikit pun.

Bagaimanapun, Glen Yu duduk di atas papan dorong, dan kedua rodanya juga tidak begitu leluasa, Celine Ning melangkah maju untuk membantunya, dia meletakkan batu satu per satu ke pasir.

Itu adalah tiga huruf besar kode internasional —— "SOS".

…………

Seno dipanggil kembali dari tim penyelamat oleh Chatrine.

Sebelum dia pergi, dia mengatakan semua kemajuan dalam beberapa hari terakhir kepada Lukas dan menyelesaikan penyerahan tugas padanya.

"Jika kamu butuh bantuan, hubungi aku kapan saja."

"Oke."

Seno baru saja berbalik, dan Lukas memanggilnya.

"Asisten Lukas?"

"Kamu bukan datang ke sini demi Nyonya muda kedua bukan?"

Seno membeku.

Lalu dia tersenyum, "Mengapa Asisten Lukas berkata demikian?"

"Sekarang kita datang mencari Tuan muda Glen dan Nona Agnes, tetapi tidak peduli apakah itu Tuan muda Jeffry atau Nyonya muda pertama, mereka hanya mengatakan tentang Tuan muda Glen, tetapi kamu berbeda, kamu mencari sesuai dengan rute Nona Agnes."

"Kamu……"

Saat Seno baru menggerakkan bibirnya, Asisten Lukas mengangkat tangannya dan memotong perkataannya.

"Kamu tidak perlu menjelaskannya, bagaimanapun aku hanya sembarangan mengatakannya saja, sekarang hidup dan mati mereka belum diketahui, kita sudah mencari selama setengah bulan, bisa menemukan mereka atau tidak, itu masih tidak bisa dipastikan."

Seno kali ini berkata dengan sangat tegas: "Dapat, pasti dapat ditemukan."

Dia menoleh ke Lukas, ​​"Mulai malam ini, Calvin Li akan memanggil tim pencari helikopter, itu akan lebih cepat dan praktis daripada pencarian di laut."

Calvin Li beberapa hari yang lalu sudah mengatakan ingin datang, sayangnya kebetulan ada pertemuan yang sangat penting di ketentaraan selama seminggu, dalam seminggu ini semuanya benar-benar ditutup dan tidak dapat menghubungi siapa pun.

Begitu pertemuan berakhir hari ini, Calvin Li langsung keluar dan memobilisasi helikopter.

Kejadian itu diketahui oleh atasan.

Atasan meminta Calvin Li untuk tinggal dan berbicara empat mata.

"Ini adalah sumber daya publik, bukan untuk kamu gunakan untuk urusan pribadi kamu sendiri."

Calvin Li berkata: "Orang yang hilang adalah orang yang sangat penting bagiku, aku minta maaf."

Kapten juga selalu memperhatikan Calvin Li tumbuh dewasa, melihatnya melakukan banyak hal yang berjasa selangkah demi selangkah di ketentaraan, selain itu dia berintegritas, semua orang mengatakan bahwa ia memiliki keberanian dan pengetahuan, dia sangat disiplin, bahkan ada gosip, dia akan menjadi penerus kapten berikutnya.

Sekarang, semuanya dirusak begitu saja, dan membuat mereka berpikir semua hal baik yang dilakukan Calvin Li hanya kepura-puraan saja.

Kapten tersenyum, "Aku tidak bermaksud menyalahkanmu, kita yang sebagai tentara juga sama, karena kita bisa melindungi negara, maka kita seharusnya memiliki keluarga kecil kita sendiri, aku bisa meminjamkan dua helikopter lagi kepadamu, nenekmu sudah pernah datang mencariku."

Ketika Calvin Li mendengar itu, ekspresinya berubah seketika, "Nenekku, Anda jangan menganggap serius perkataannya, itu semua ..."

"Apa yang dikatakan nenekmu sangat benar, dia ingin melihatmu menikah dan ingin menggendong cicit, kesehatan nenekmu benar-benar tidak baik, jangan biarkan beliau meninggalkan penyesalan saat menutup matanya."

Calvin Li keluar dari kantor dan berdiri menatap ke langit biru yang luas, ada pesawat terbang di langit, dan meninggalkan suara dengungan.

Dia menelepon, "Apakah helikopternya sudah siap? Berangkat sekarang!"

…………

Seno pergi ke ruang bawah tanah, dia hendak membawa orang itu keluar.

Tetapi siapa sangka ...

Ketika orang itu dibawa keluar dari ruang bawah tanah, dia tiba-tiba berbalik dan menggigit tangan pengawal yang mengawal di belakangnya, kemudian dia berbalik dan bergegas menuju ke jalan raya.

Pada saat itu, kebetulan sebuah truk besar yang melaju dari barat ke timur di jalan raya lewat.

Meskipun kecepatan truk itu melaju tidak terlalu cepat, tetapi siapa sangka pria itu berlari dengan sangat cepat, dan dalam sekejap menabrak ke mobil itu.

Pria itu ditabrak hingga melanting 10 meter jauhnya, dia langsung terbang, dan mendarat dengan tajam di trotoar, dia terguling beberapa kali.

Pupil mata Seno langsung membesar seketika, dia menyuruh orang untuk pergi melihatnya.

Bawahannya memeriksa napas di hidung pria itu dan berkata: "Gawat, tidak bernapas lagi."

Seno memberi tahu Melly tentang masalah ini.

Melly marah hingga hampir meledak.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Aku menyuruhmu membawanya ke sini adalah demi mencegah kecelakaan semacam ini terjadi!"

Seno berkata: "Maaf, Nyonya besar, aku sudah lalai."

Melly sangat marah, "Apa gunanya kamu meminta maaf kepadaku sekarang? Yang awalnya baik-baik saja, pada akhirnya, sandera seperti itu dibuat tiada olehmu? Kamu meminta maaf padaku, namun aku minta maaf pada siapa?"

Seno tidak berbicara lagi.

Melly menutup telepon.

Dia marah hingga dadanya kembang-kempis, dia menghadap ke cermin toilet, menyesuaikan ekspresi wajahnya, kemudian membuka pintu toilet dan berjalan keluar.

Di luar, Fera sedang bersandar di dinding, dia menyalakan korek api di satu tangan, dan sebatang rokok di jepit di antara jari-jarinya, dia mengeluarkan asap rokok.

Ini adalah pertama kalinya Melly melihat Fera merokok.

Dia berpura-pura melewati Fera seperti tidak melihatnya, dan Fera berkata.

"Nyonya besar, kali ini sudah dalam keadaan gawat bukan."

Melly langsung menoleh, "Jangan-jangan kamu ..."

"Memangnya kenapa jika aku?" Fera mengangkat bahunya, "Aku tidak tahu apa-apa, aku tidak memiliki seorang putra bermarga Yu, aku tidak perlu ikut campur pada masalah ini, daripada kamu curiga padaku di sini, lebih baik kamu pikirkan baik-baik, nanti bagaimana menjelaskannya kepada Tuan Herman. "

Melly juga merasa tidak tenang.

Bahkan Fera bersikap seperti itu, bagaimana dengan Herman ...

Ternyata benar, yang dipikirkan Melly tidak salah.

Setelah dia menceritakan apa yang terjadi tadi, Herman tidak menunjukkan ekspresi terkejut sedikit pun, dia menunjukkan ekspresi sepertinya dia sudah menebaknya sejak awal.

"Nyonya besar, jangan bicarakan masalah ini lagi, mereka berdua adalah putraku, dan darah dagingku, utus lebih banyak orang untuk mencari Glen, adapun kembalinya tuan muda kedua, kamu juga jangan ikut campur."

"Tuan, aku ..."

Herman mengangkat tangannya dan memotong perkataan Melly, "Jika kamu tidak ingin kembali ke kuil leluhur untuk berjaga di sana, maka tinggal di rumah ini dengan patuh."

Ini sudah menjadi sebuah peringatan.

Ketika perkataan Melly sudah mencapai sisi mulutnya, namun dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun, dia menggepal tangannya dengan erat.

Dia tidak akan duduk diam! Dia tidak akan pernah membiarkan putra wanita jalang itu mengintimidasinya!

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu