Antara Dendam Dan Cinta - Bab 229 Memperebutkan Anak

Celine baru saja bangkit, dan dia mendengar suara sebelum melihat siapa pun di pintu masuk.

"Ayah, aku lapar."

Begitu Arthur masuk, dia mencium aroma yang wangi.

Beberapa hari ini dia telah mogok makan, dia tidak pernah makan dengan kenyang, sekarang ketika dia mencium aroma wangi yang menggugah selera makan orang yang seperti itu, dia tidak bisa menahan diri, dia menarik lengan Glen dan berkata.

"Tuan muda sudah pulang," Celine menyapanya, "Tuan muda kecil juga pulang?"

Wajah Celine tiba-tiba muncul di depannya, Arthur terkejut, dia tidak menyembunyikan keterkejutannya sedikit pun, setelah terkejut, dia merasa jijik.

Wanita ini lagi.

Wanita inilah yang membuat guru Liena tidak pernah disukai oleh ayah.

Glen tidak memiliki ekspresi apa-apa, dia bahkan tidak melihat ke arah Celine, dia menarik Arthur dan melewati Celine.

"Arthur lapar? Ibu Laura, buatkan sedikit makanan." Glen berteriak ke arah dapur.

Ibu Laura keluar, "Nyonya muda ketiga sudah menyiapkannya."

Saat itulah dia mengerti mengapa Celine telah sibuk begitu lama, dia menyajikan tiga mangkuk sup, dan terus memanaskannya.

Glen baru menatap Celine yang di belakangnya dengan sedikit terkejut.

Arthur telah melihat bakso udang goreng di atas meja, dan kedua matanya menatap ke sana terus.

Celine berjalan mendekat dan mengambil inisiatif untuk menarik kursi, "Arthur ayo duduk, bibi telah menggoreng bakso udang."

Dia tahu bahwa Arthur suka makan udang.

Arthur juga sudah sangat lapar, jadi dia langsung duduk dan mulai makan sup dan makan bakso udang.

Celine yang di samping tersenyum dan berkata, "Makannya pelan sedikit, beberapa hari ini lambungmu tidak baik, jangan makan terlalu banyak dulu, kelak bibi masih akan membuatkannya untukmu."

Arthur baru saja memasukkan bakso udang ke mulutnya, dan setelah mengunyahnya setengah dia berhenti.

Makanan ini dibuat oleh Celine?

Tetapi wanita ini adalah wanita jahat, dia adalah pelaku yang mencelaki guru Celine!

"Tidak sesuai seleramu? Masih ada Cranberry Cookies, ibu Laura!" Celine memanggilnya, "Sajikan kue dan makanan ringan di dapur, berikan kepada Tuan muda kecil untuk mencobanya."

Ibu Laura menjawabnya, dia begegas menyajikan nampan dan meletakkannya di atas meja.

Arthur menatap bentuk kue yang sangat imut itu, matanya langsung bulat, matanya mengeluarkan beberapa bintang yang berkelip.

Ketika Glen melihat Arthur tidak mengatakan apa-apa untuk meolaknya, dia juga duduk.

Dapat dilihat bahwa Celine telah berusaha.

Baik itu bakso udang goreng, biskuit, atau sup rumput laut.

Dia merasa sedikit aneh karena Celine dapat menebak bahwa dia akan membawa Arthur kembali malam ini?

Begitu mereka bertiga duduk, Bunga bergegas masuk dari pintu, "Nona, bagaimana mereka bisa jahat seperti itu! Semua kue yang kamu buat ..."

"Uhuk."

Celine memotong perkataan Bunga, "Berhati-hatilah berbicara, Tuan muda dan Tuan muda kecil ada di sini."

Bunga menutup mulutnya, dia membawa kotak kue di tangannya, dan tutup kotak itu bengkok.

Glen mengangkat alisnya dan melihat itu, "Apa ini? Ayo tunjukkan padaku."

Celine berkata: "Tuan muda jangan lihat, tidak ada apa-apa, hanya kue ..."

"Bawa ke sini." Glen berkata dengan dingin.

Bunga melirik Celine lagi, kemudian dia menyerahkan kue dalam kotak kayu mahoni yang indah itu.

Begitu tutupnya dibuka, kue di dalamnya masih indah, tetapi ada warna hitam abu-abu, itu sama saja dengan menghancurkan makanan yang begitu indah.

"Apa yang terjadi?" Glen bertanya dengan dingin.

"Ini ... ini ... Ini adalah hasil kerja keras Nona tadi sore, Nona mengatakan ingin mengantarkannya ke gedung utama untuk Tuan muda kecil, dan Nyonya besar untuk mencobanya, tetapi begitu aku membawanya masuk, Selvie melemparnya keluar, dia mengatakan ... barang ini tidak layak, makanan apa yang dikirim ke gedung utama, apakah tidak tahu malu, diberikan kepada anjing pun dia tidak mau memakannya... orang yang dibawa ibu Nyonya Chatrine juga menginjaknya ... "

Ketika Glen mendengar itu, wajahnya langsung menjadi lebih gelap.

Ini membuat Arthur yang baru saja memakan sepotong tart, hampir tersedak.

Celine memberi isyarat dan bergegas menyuruh Bunga untuk membawanya ke tempat lain. "Bukan apa-apa, seharusnya aku membuatnya tidak cukup baik. Nyonya besar dan Nyonya muda melakukan itu karena ada alasannya."

Selama makan, Celine sangat pandai, dia membantu Arthur untuk mengambilkan sayuran, tetapi ia tidak terlihat terlalu antusias.

Setelah makan, Glen takut pencernaan Arthur ada gangguan, jadi dia meminta paman Lin untuk membawanya ke taman kecil untuk berkeliling, dan dia pergi ke ruang kerja di lantai atas.

Celine kembali ke kamar terlebih dahulu untuk mengganti pakaian.

Bunga masuk dan mengeluh kepada Celine, "Nona, aku tadi membawa empat kotak kue untuk diantarkan, begitu Selvie mendengar dua kotak lainnya akan aku antarkan ke Nyonya ketiga, dia langsung melemparnya keluar, dia benar-benar tidak memiliki didikan! "

Celine menyisir rambutnya yang berantakan, "Aku malah takut dia tidak membuangnya."

"Apa?"

"Jika dia tidak membuangnya, bukankah kamu tidak akan bisa mengeluh di depan Glen?" Celine berdiri dan merapikan bagian bawah roknya.

Dia meminta Bunga untuk mengantarkan kotak kue ke gedung utama terlebih dahulu, Melly pasti akan menanyakannya, berdasarkan cinta Herman kepada Suzy, Melly pasti sangat membencinya, dia pasti akan membuang apa yang dia berikannya.

Bunga tampaknya sedikit mengerti: "Kalau begitu, Nona, sekarang apa yang harus kita lakukan?"

"Tunggu."

"Tunggu?" Bunga menjadi semakin bingung.

Celine tersenyum: "Pergi sana, turun ke bawah dulu, dan minta Ibu Laura menyeduh seteko teh, kita mencicipi teh sambil menunggu."

Air dalam teko sudah diseduh dua kali, dan telepon di kamar tiba-tiba berdering.

Telepon di kamar biasanya hanya dapat diakses setelah dialihkan, yang tidak perlu dialihkan hanya telepon dari ruang kerja Glen.

Celine perlahan-lahan menghabiskan teh merah di cangkir, kemudian berjalan ke meja dan menjawab telepon.

Dia bahkan belum berbicara, dia mendengar suara tidak bahagia dari telepon: "Kamu datang ke sini!"

Celine membuka pintu ruang kerja dan berjalan masuk. Dia melirik pria yang duduk di belakang meja dan merokok, dia menundukkan kepala dengan sedikit takut, dia tidak menutup pintu, dia berdiri di pintu masuk: "Tuan muda."

Glen melirik Celine, "Kamu tidak menutup pintu supaya mudah untuk melarikan diri? Kamu sekarang sudah tahu takut? Mengapa kamu tidak takut ketika melakukan hal itu?"

Dia menekan puntung rokok di asbak dan menggeram dengan dingin: "Tutup pintunya, dan ke sini!"

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu