Antara Dendam Dan Cinta - Bab 132 Tidak Menemukannya

“Tutup mulut kamu!” tegas Asisten Lukas memotong perkataan Joanna, lalu sontak bicara, “Maaf Direktur, Joanna adalah bawahanku, aku pasti akan mengajarinya baik-baik, Joanna, masih belum juga minta maaf ke istri Direktur?”

Joanna didalam hatinya masih merasa kurang puas, tetapi tidak berani melawan perintah Lukas, menundukkan kepala sambil berkata, “Maaf.”

Chatrine dengan pelan berkata, “Tidak apa-apa, aku bagaimanapun juga tidak perhitungan dengan seorang bawahan.”

Glen dalam hatinya mengerti, tetapi pikirannya malah tidak disini, dia mengatakan beberapa kata untuk menghibur Chatrine, lalu menyuruh Lukas mengantarnya pergi.

Setelah tiba di luar pintu, Sekretaris Misha berkata kepada Asisten Lukas: “Biar aku saja yang mengantar Nyonya muda Chatrine, Asisten Lukas, kamu disini pasti sangat dibutuhkan Direktur.”

Dalam perkatannya tersimpan maksud lain, menjelaskan bahwa di depannya Lukas adalah kaki tangannya!

Lukas juga tidak keberatan, dia tersenyum lalu berkata: “Kalau begitu aku sangat berterima kasih kepada Sekretaris Misha.”

Joanna melihat mereka berdua pergi meninggalkan kantor, kesal sambil menggigit gigi, “Kesal sekali aku! sudah jelas ini adalah Misha yang melakukannya, malah melimpahkan kesalahannya kepadaku! Boss! kenapa kamu melarangku mengatakan hal yang sebenarnya kepada Direktur!”

“Bodoh, kamu tidak mengerti apa yang ada didalam hati Direktur?” Lukas menepuk dahi Joanna, “Tidak lihat kalau pikiran Direktur sedang tidak memikirkan hal ini? semakin kamu banyak bicara, maka Direktur akan semakin marah, cepat masuk cari orang.”

Joanna mengelus dahinya, “Aduh lupa, Nona tadi kemana ya!”

Chatrine berjalan diikuti Misha di belakangnya naik eskalator, Seno menekan tombol eskalator.

Saat Misha ingin berbicara, terdengar suara pukulan, sebuah tangan menampar wajahnya.

Chatrine dengan sinis berkata: “Ini adalah pelajaran untuk kamu! berani memberiku laporan palsu, jangan pikir kamu masih bisa terus bekerja di Keluarga Glen, aku selaku keluarga Chatrine juga punya hak untuk memecatmu!”

Wajah Misha memerah kesakitan, memaksakan diri untuk menjelaskan: “Nyonya, aku tidak membohongimu, aku benar-benar melihatnya, saat masuk aku melihat perempuan itu telanjang, Direktur menggunakan bajunya untuk menutupi tubuh perempuan itu.”

“Lalu orang itu kemana? barusan kamu dan aku masuk bersama, lalu orang itu?” Chatrine bertanya balik ke Misha.

Misha tidak punya kata-kata yang ingin dikatakan lagi.

Dia masih tetap berkata, “Nyonya, aku berani memastikan bahwa perempuan itu ada, aku benar-benar tidak membohongimu! aku akan membuat perempuan itu keluar untuk membuktikan kejujuranku!”

Chatrine terlihat puas lalu menganggukkan kepala, “Tidak sia-sia barusan aku tidak mengatakan kepada Glen kalau kamu yang memberikan laporan kepadaku.”

Ini adalah tujuan utama Chatrine.

Jika ada bawahan Glen yang berpihak kepadanya, Chatrine selanjutnya akan lebih mudah untuk mengawasi Glen.

Misha mengerti bahwa dirinya berhutang budi pada Chatrine, jika barusan Chatrine tidak mengenali Joanna, tetapi mengenali perempuan yang dikatakannya, Glen pasti tidak akan melepaskannya.

Misha mengantar Chatrine sampai di luar rumah, lalu kembali ke kantor.

Didalam hatinya juga menyimpan rasa curiga.

Dia jelas-jelas melihat seseorang naik ke atas, dan menyuruh orang untuk mengawasi kantor Direktur, setelah Glen dan Lukas keluar, jangankan bayangannya bahkan seekor lalat terbang pun tidak kelihatan.

Lalu sebenarnya dia kabur kemana?

………………………..

Orang itu………………………

Masih ada didalam kantor.

Lukas menutup pintu, dan Joanna ikut membantu Lukas mencarinya, hingga mencarinya dengan sangat teliti.

Tetapi hasilnya malah——

“Direktur, tidak ada orang.”

Tatapan Glen semakin mendalam.

Mengingat kembali saat sebelum pergi rapat Celine masih ada di pelukannya, baru saja pergi setengah jam yang lalu, orangnya sudah langsung menghilang?

Joanna memeriksa kamar mandi, tiba-tiba berteriak, " ini apa!”

Glen berjalan mendekatinya, tangan Joanna mengambil sebuah tang.

“Barusan tidak ada ini.”

Glen sedikit mengedipkan mata sambil menerka-nerka, dilihatnya hiasan dinding yang terbuat dari keramik itu sedikit berpindah ke atas, lalu melihat ventilasi kamar.

“Turunkan ventilasi itu.”

“A?” Joanna terkejut.

Lukas justru sudah mengetahuinya, dia langsung menginjak pinggir bak mandi, kebetulan menyentuh ventilasi.

Kelihatannya ventilasi itu dibuat permanen dan sangat kuat, tetapi sebenarnya, Lukas sekali menyentuhnya pelan, ternyata ventilasi itu langsung terjatuh!

Ventilasi yang jatuh hanya menyisakan kerangka batasnya.

Lukas melihat ke arah bawah, melihat perempuan itu memeluk kakinya yang terlekuk Lukas kaget lalu berteriak: “Direktur, orangnya ada disini!”

Glen segera naik, Lukas segera memapah Glen naik, “Direktur, anda berhati-hati sedikit.”

Glen dari jendela melihat perempuan itu sedang menggigil.

Celine menengadah ke atas, melihat ke arah jendela, sepasang mata terbasahi oleh air mata, “Nyonya, bisa berjalan?”

Hati Glen seketika luruh menjadi satu.

“Jalan, kamu naiklah.”

Bagian luar kamar mandi adalah dinding penghalang angin, di tengahnya ada celah sekitar sepuluh centimeter, di satu sisi luarnya adalah kaca, hanya orang yang memiliki kaki ramping dan kecil yang bisa masuk kedalamnya.

Celine berdiri dengan keadaan menggigil, malah terjatuh ke lantai. memapah kakinya, merintih kesakitan, “Kakiku keseleo.”

Glen mengerutkan dahi, lalu mendorong Lukas.

Lukas langsung mengerti maksud Glen, dia buru-buru berkata: “Direktur, biar aku yang turun, di luar sebenarnya sangat berbahaya.”

Apalagi kaca jendela yang sangat menyilaukan mata, menyulitkan pandangan orang yang melihatnya.

Lukas melihat Glen tidak berbicara, langsung mengerti bahawa tandanya dia setuju.

Dia menginjak rak sebelah bak mandi, lalu naik ke lubang ventilasi.

Lubang ventilasinya sangat sempit, baju Lukas sobek dibuatnya, dia pelan-pelan mendesak ke pojokan lalu lompat ke bawah.

Lukas memapah Celine berdiri, “Maafkan aku menyentuhmu.”

Dia langsung menggendongnya ke bahunya.

Glen mengulurkan tangannya dari atas.

“Pegang erat tanganku.”

Celine menengadah ke atas memandang Glen dari jarak dekat.

Wajahnya yang tampan terlihat sangat khawatir, gerakan uluran tangannya, memperlihatkan seorang lelaki yang bertanggungjawab.

Celine berhenti sejenak, mengulurkan tangan dan memegang erat tangan Glen.

Glen menariknya ke atas, memapah pinggangnya, lalu mengangkatnya keluar.

“Hati-hati Direktur!” Joanna melihat dua orang itu gemetaran di pinggir bak mandi, terkejut lalu buru-buru memapahnya.

Namun akhirnya terlambat selangkah.

Dua orang itu terjatuh ke bak mandi.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu