Antara Dendam Dan Cinta - Bab 147 Dua Puluh Cambukan

Asisten Li mengambil cambuk yang tergantung dari ruang kerja.

Cambuk nya di ikat dengan karet yang terbuat dari kulit sapi, cambuknya memiliki ketebalan seukuran ibu jari,dan karetnya diikat dengan erat, setiap ujung karet terhubung dengan rapi.

Asisten Li menyerahkan pegangan cambuk kepada Herman dengan kedua tangannya.

Herman mengambilnya dan ia memandang Glen.

Glen berdiri dan Melly meraih lengan Glen. "Tuan, kali ini tidak semuanya salah Glen. Tubuhnya tidak begitu baik setelah keracunan kemarin. Beberapa hari ini tubuhnya baru agak sedikit membaik, jika kamu mencambuknya, dia takutnya tidak bisa tahan. "

Fera tersenyum dengan dingin, "Keluarga ada aturan keluarga. Jika telah melakukan kesalahan lalu menggunakan tubuh sebagai alasan. Maka, bukankah keluarga besar kita akan menjadi kacau?"

Melly mengepalkan tangannya, " Adik kedua, jika hari ini yang disini digantikan dengan keponakanmu, apakah kamu masih akan mengucapkan kata-kata dingin seperti ini?"

"Hei" Fera mengeluarkan tisu wajah untuk mengelap sudut mulutnya. "Nyonya besar, kata-katamu ini tidak benar, Leon tidak melakukan kesalahan apapun. Mengapa Anda membandingkannya dengan Tuan muda besar? Anda ini sedang bercanda, biasanya untuk urusan makan, berpakaian, tempat tinggal dan lain-lain, anda tidak pernah membandingkannya dengan keponakan saya. Dan ketika dia melakukan kesalahan, perlu dihukum, anda ingin menyeret Leon ke dalam masalah ini? "

Melly : "Kamu ..."

“Semuanya diam!” Herman dengan suara dingin memutuskan pertengkaran mereka.

Glen memegangi lengan Melly, "Ibu tidak perlu khawatir, itu hanya sekali cambuk. Tubuhku tidak akan bermasalah."

Dia berdiri dan berlutut di lantai marmer.

Herman berjalan dengan perlahan, "Asisten Li, hitung."

Asisten Li mengangguk "Ya."

Herman mengangkat tangannya dan melipat cambuk menjadi beberapa bagian, lalu ia menyambuknya. (Terdengar suara cambukan)Suara itu menembus udara, dan mengeluarkan suara seperti ledakan petasan.

Asisten Li menghitung: "Satu!"

Melly menoleh ketempat lain.

Fera hampir tidak bisa mengontrol mulutnya yang mau naik keatas. Dia mengambil jus buah dan meminumnya, dengan begitu ia bisa menekan perasaan senangnya.

Cambukan itu benar-benar dapat melepaskan amarah!

Celine melihat bahwa kemeja belakang Glen robek oleh cambukan dan noda darah membasahi kemejanya.

Seno menarik lengan bajunya Celine, memberinya isyarat "Keluar."

Celine tidak bergerak sedikitpun.

Seno menatapnya, bekas darah cambukan itu seperti membuat kornea mata gadis itu memekarkan bunga merah.

"Dua!"

"Tiga!"

Asisten Li dulunya adalah ajudan ayah Glen. Ia menghitung seperti sedang meneriakkan slogan. Dan itu lebih membuat orang gemetaran dibandingkan dengan suara cambukan.

Chatrine gelisah, tetapi tidak berani berbicara.

Melly menatapnya, Chatrine menunduk dan tidak merespon.

"Empat belas!"

"Lima belas!"

Bagian belakang Glen telah sepenuhnya merah oleh darah.

Darah menetes, badannya penuh dengan luka.

Glen berlutut di lantai dengan satu lutut, ia hanya mengandalkan satu lutut dan satu tangannya, ia berusaha agar dirinya tidak jatuh.

Melly berdiri dengan cepat, "Tuan! Apakah kamu benar-benar mau mencambuk Glen sampai mati!"

Herman menangkat cambukan,"pha" (suara cambukan). "Asisten Li, ulangi aturan keluarga untuk nyonya besar!"

Asisten Li: "Enam belas! Nyonya besar, Tuan muda harus menerima dua puluh cambukan."

Melly menarik lengan Herman, "Jangan pukul lagi, benar-benar tidak dapat ditahan lagi! Herman! Apa kamu benar-benar tega? Orang itu hidup! Dan peraturan adalah sesuatu yang mati! Tidak bisakah kamu mengubahnya?"

Fera sambil meminum teh dan berkata, "Nyonya besar, Anda salah, jika tidak ada aturan maka akan sulit menjadi orang yang berhasil, menurut aturan keluarga ..."

Leon berkata:"Bibi."

Fera dihentikan oleh Leon dengan pandangannya.

Herman meneriaki pelayan di belakangnya, "Kesini dan bawa nyonya besar pergi!"

Pembantu itu bergegas menarik Melly kebelakang.

Saat Herman kembali menaikan cambuk itu, Celine yang dari tadi berdiri seperti patung, tiba-tiba seperti bola meriam berlari kedepan, dan menghalang di belakang Glen.

"Pha"(Suara cambukan) Dengan keras cambuk itu jatuh ke tubuh Celine.

Celine mengeluarkan suara tangisan tumpul.

Wajah Semua orang terkejut dan itu tertulis jelas diwajah mereka, bahkan Asisten Li yang bertanggung jawab untuk menghitung pun lupa untuk meneruskan hitungannya.

Glen sama sekali tidak berpikir bahwa Celine akan tiba-tiba muncul dari belakang untuk membantunya memblokir cambukan itu.

"Kamu bangun! Jangan tidak punya aturan!"

Glen berbicara dengan suara serak, tadi ketika Celine membungkuk dibelakangnya, itu hampir membuatnya jatuh ke lantai.

Fera berdiri"Hei, kemarin pahlawan menyelamatkan wanita cantik, dan sekarang wanita cantik yang menyelamatkan pahlawan? Jadi satu cambukan ini, masih dapat dihitung atau tidak? "

Tatapan Leon menggelap.

Dia sama sekali tidak berpikir bahwa Celine bisa melakukan hal ini demi ...

Wajah Celine memucat, dan punggungnya juga berdarah karena cambukan itu. Sepasang bola matanya yang hitam masih dengan keras kepalanya memandang ke Herman. "Tuan, Anda mengatakan dua puluh cambukan, itu adalah hukum keluarga, tetapi kali ini tuan muda melakukan kesalahan, dan aku juga bersalah."

“Oh? Kesalahan apa yang kamu lakukan?” Herman bertanya.

"Surat kontrak dikirim melalui tangan saya. Saya yang menyebabkan surat kontrak itu bocor. Cambukan berikutnya biarkan saya yang menerimanya!" Celine berlutut.

Glen menyipitkan matanya, dalam pandangan matanya ada perasaan terkejut, ada pertimbangan, namun lebih ada perasaan menyayanginya.

Ditempat itu, tidak ada yang berbicara dalam sementara waktu.

Suzy berdiri saat itu "Tuan, dalam aturan keluarga total cambukannya ada dua puluh cambukan. Tuan muda telah menanggung tanggung jawabnya, namun jika orang-orang bawahannya juga melakukan kesalahan, maka mereka juga harus bertanggung jawab untuk itu. Maka dari itu, tiga cambukan selanjutnya, biarkan pelayan itu yang menerimanya."

Fera sangat terkejut.

Dia tahu bahwa Suzy dan pelayan di rumah besar selalu berhubungan baik, kalau tidak saat malam itu dia tidak akan membantunya.

Namun sekarang Suzy malah tidak membantu Celine untuk berbicara, bahkan dia mendukung Herman untuk memcambuknya?

Ini benar-benar hubungan persaudaraan plastik!

Tetapi, Suzy juga bukan orang yang memiliki pemikiran jahat.

Bagaimanapun, pelayan ini sudah sangat bodoh, mau bertanggung jawab atas hal ini. Kata-katanya ini dijualnya untuk mendapatkan hati Melly dan dia juga telah membuat Herman enak dilihat. Dia telah menjadi orang tua yang baik disini, dan dia tidak menyinggung siapapun.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu