Antara Dendam Dan Cinta - Bab 316 Dokter Leon Memberikan Bantuan Pada Saat yang Dibutuhkan

Leon memiringkan kepalanya, dia menatap cahaya lilin yang terus melompat di sisi lain, dan sedikit tersenyum, "Karena aku sudah datang, aku sudah membuat persiapan sepenuhnya dan pasti tidak akan ketahuan."

Dia lanjut berkata: "Malam ini, Glen tidak akan pulang."

Celine Ning mengerjapkan matanya, "Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Perjamuan mereka di atas kapal pesiar, tetapi tadi mereka menerima peringatan badai dan akan berlabuh di dermaga C untuk sementara."

Bunga tiba-tiba mengerti, "Aku mengerti! Angin yang tadi tiba-tiba datang sebenarnya adalah perubahan cuaca! Itu sangat mengejutkanku, aku benar-benar berpikir tempat ini berhantu."

Kenzo tertawa, "Nyalimu kecil sekali."

Bunga tersipu, "Aku adalah seorang gadis, aku tentu saja akan merasa takut berada di tempat seperti ini!"

Kenzo berkata: "Jangan khawatir, aku dan guruku memiliki aura positif yang kuat, tidak akan ada hantu yang akan mendatangimu."

Leon juga hanya mengobrol sebentar, lalu mereka pergi.

Di luar, itu seperti kata Leon, ada kilat dan guntur.

Petir yang menggelegar terdengar seperti traktor raksasa yang berguling-guling di tanah, suaranya sangat berat, bahkan mengguncang tanah, tampaknya udara di aula leluhur mulai terguncang.

Dari jendela kaca ke arah luar, mereka bisa melihat kegelapan di malam hari, kilat menyambar secepat ular roh, seolah merobek tirai biru gelap di langit, dan membuat sebuah celah.

Tetapi setelah beberapa saat, setelah gemuruh, mulai turun hujan.

Ini adalah hujan badai.

Dan membawa sedikit es.

Jendela aula leluhur bisa mendengar suara guntur yang disebabkan oleh hujan es.

Bunga menyusut di selimut, dia hanya mengeluarkan kepala kecilnya, dan ketika mereka hampir tertidur, dia berkata dengan tidak jelas: "Untungnya, Dokter Leon memikirkannya dengan baik, jika tidak malam ini kita pasti akan membeku."

Celine Ning juga mengenakan selimut.

Telinganya menempel di bawah, dia mendengarkan suara gemuruh dari bawah, dan perlahan-lahan mulai tertidur.

Dan pada saat ini, di sisi lain.

Sebuah kapal pesiar mewah yang telah berlabuh di sebelah dermaga, lampu menyala terang, di geladak, berbagai pejabat dan wanita yang berpakaian bagus dan mewah, menyusun strategi dan mengobrol tentang bisnis.

Glen berdiri di sebelah pagar di sisi lain, dan memegang gelas anggur tinggi di tangannya, anggur merah-mawar di gelas anggur berubah menjadi berbagai warna, memancar ke matanya dan membuat matanya seperti menyembunyikan laut yang indah.

Pria ini misterius, dingin, dan tampan, dia menarik hati hampir semua wanita di atas kapal yang usianya cocok dengannya.

Hanya dalam beberapa menit, Glen telah menerima mawar dari tiga wanita muda dan mereka ingin mengundangnya untuk menari.

Sayangnya……

"Maaf, aku tidak bisa menari."

Glen menolak mereka semua dengan perkataan ini.

Yang dia dapatkan tentu saja ekspresi penyesalan dari para wanita tersebut.

Hansen Song menarikan dua waltz dengan dua Nona muda keluarga kaya, ketika melihat Glen masih tetap dalam posisi yang hampir tidak berubah ini dia menggelengkan kepalanya, "Kamu ini terlalu membosankan, di sini ada begitu banyak gadis, apakah tidak ada yang bisa kamu membuatmu tertarik? "

"Tidak."

Sebenarnya bukan tidak ada yang membuat Glen tertarik, melainkan hatinya terikat di sisi lain.

"Agnes dihukum oleh ibuku berlutut di aula leluhur, itu terjadi tadi sore."

Hansen Song langsung mengerti, "Hatimu ini terikat dengan seorang wanita cantik di sisi lain," Dia menggelengkan kepalanya, "Orang-orang di dunia ini, selalu ada berbagai hal yang tidak sesuai keinginannya, kamu tidak dapat mengambil keputusan antara ibumu dan orang yang kamu cintai, untung saja ibu kandungku sudah tiada sejak lama. "

Ibu kandung Hansen Song meninggal karena distosia ketika ia lahir, dan kemudian ayahnya terus memberi Hansen Song ibu tiri.

Tiba-tiba, kilatan petir melintas di atas kepala.

Mata Glen menatap ke langit, "Gawat, cuacanya berubah."

Dia segera berbalik dan berjalan ke ruang kemudi.

"Cuacanya tidak baik, ayo kita segera kembali!"

"Tidak bisa!"

Ruang kemudi juga menerima sinyal perubahan cuaca terlebih dahulu, mereka berkata: "Jika sekarang kembali itu terlalu berbahaya, jadi terpaksa berlabuh di dermaga C terdekat untuk satu malam dan besok baru kembali."

Ketika Glen mendengar perkataam ini, dia segera membantahnya.

"Tidak! Segera kembali!"

"Tuan muda Glen," Staf di ruang kemudi juga mengenal Glen, dia tahu statusnya yang terhormat, "Hal ini bukan sesuatu yang bisa diputuskan oleh kami. Begitu kami memutuskan untuk kembali, jika menemui bahaya yang luar biasa, yang harus dipertanggung jawabkan adalah nyawa ratusan orang. "

Hansen Song juga mengikutinya ke sana, "Glen, yang mereka katakan itu benar, badai laut sangat menakutkan, tidak perlu mengambil risiko."

Glen berbalik dan pergi mencari Lukas.

Badai muncul dalam sekejap.

Dua menit sebelumnya di geladak, masih ada suara tawa dan adegan yang meriah, dengan munculnya beberapa petir, semua orang kembali ke kamar mereka sendiri yang di kabin.

Kapal sudah perlahan-lahan mendekat ke arah Dermaga C.

"Lukas! Lukas!"

Glen memanggil dua kali.

Lukas bergegas datang, "Presdir, apakah ada yang Anda perlukan."

"Segera siapkan kapal, siapkan speedboat."

Sebelum Glen selesai mengatakannya, Hansen Song memotong perkataannya.

Hansen Song berkata dengan terkejut: "Glen, apakah kamu sudah gila! Sekarang peringatan badai telah dikeluarkan, dan kamu masih ingin pergi dengan menggunakan speedboat? Apakah kamu sudah bosan hidup?"

Lukas juga merasa itu tidak masuk akal.

Harus diketahui, Glen yang sebagai bosnya, selalu menjadi orang yang sangat rasional, sebelum melakukan apa pun, ia akan mempertimbangkan untung dan ruginya terlebih dahulu.

Dia tidak akan dengan mudahnya melakukan hal-hal yang membahayakan keselamatannya.

Lukas juga membujuknya dan berkata: "Presdir, sekarang memakai speedboat di laut benar-benar sangat berbahaya."

Sepasang mata hitam di Glen mendarat di laut yang terus bergelombang.

Gelombang hitam itu, jika dibandingkan dengan sebelumnya yang seperti cermin datar, seolah-olah air tiba-tiba menggulung dan terus bergelombang.

Angin dingin bertiup di atas kepala, dan hujan dingin sudah mulai turun.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu