Antara Dendam Dan Cinta - Bab 235 Operasi

"Arthur, makanlah sedikit sayur hijau."

"Aku tidak suka sayur hijau."

Arthur sangat tidak kooperatif, ia langsung mengeluarkan sayur hijau yang di beri Nyonya muda Chatrine dari mangkuk.

Raut wajah Nyonya muda Chatrine tidak terlalu bagus, tapi dia tetap berusaha menjaga senyum di wajahnya, “Anak-anak tidak boleh pilih-pilih makan"

Dia memberi Glen udang, Glen langsung menatapnya dingin, "Jangan banyak bicara saat sedang makan."

Nyonya muda Chatrine: "..."

Nyonya muda Chatrine tidak bisa berkata-kata lagi.

Glen duluan selesai makan, ia membawa Arthur ke kamar anak-anak di atas untuk bermain, meninggalkan Celine dan Nyonya muda Chatrine di meja makan.

Nyonya muda Chatrine tidak lagi berpura-pura menghadapi Celine, ia meletakkan sumpit di atas meja dengan keras.

Celine masih meminum bubur dengan perlahan, ia mengangkat matanya menatap Nyonya muda Chatrine, "Nyonya muda Chatrine, jika aku jadi kamu, aku akan berperilaku lebih baik, aku tidak akan memancing masalah yang besar, atau yang kecil sekalipun. Tidak perlu bersikap menyebalkan seperti itu. "

"Kamu ..."

Nyonya muda Chatrine menggertakkan giginya, tiba-tiba ia seolah terpikir sesuatu, dan tertawa, "kamu tidak perlu menertawakan orang yang tidak berbeda jauh denganmu, bukankah kamu harus pergi memasang cincin kontrasepsi besok, lihatlah, Apakah Tuan muda memperdulikanmu? "

Raut wajah Celine tidak banyak berubah, ia masih melanjutkan makannya.

Nyonya muda Chatrine langsung mengamati wajah wanita tersebut, ia tidak menyerah, bagaimana mungkin orang ini bisa sangat tenang, ia melihat semangkuk bubur itu telah habis hingga ke dasar, kenapa wanita ini masih bisa menghabiskannya.

Nyonya muda Chatrine melanjutkan: "Kamu tidak mungkin berpikir kalau dia tidak tahu, kan? Aku saja sudah tahu bahwa kamu akan pergi memasang cincin kontrasepsi besok. apalagi dia?"

Celine menyelesaikan suapan bubur terakhir di mangkuknya dan mendorong mangkuk ke depan, ia pun berdiri, "Aku sudah selesai makan, permisi."

Nyonya muda Chatrine berteriak di belakang Celine: "Kamu menipu dirimu sendiri!"

Celine naik dan menghilang di sudut tangga.

Nyonya muda Chatrine mencibir pada Seno yang berdiri di belakangnya, "Menurutmu apakah dia lari ke atas dan menangis diam-diam? Aku tidak percaya, wanita yang mengandalkan Glen untuk melanjutkan hidupnya ini tidak bereaksi sama sekali! "

Seno menundukkan kepalanya tanpa berkata apa-apa.

Akankah Celine menangis?

Dia tidak percaya itu.

Bahkan Seno sekalipun, ia tidak pernah melihat air mata Celine yang sesungguhnya.

…………

Celine telah menciptakan satu-satunya andalan untuk dirinya, yaitu ilusi Glen.

Tapi sesungguhnya, dukungan dan andalan wanita tersebut, adalah dirinya sendiri.

Waktu operasi Celine disepakati pada pukul sepuluh pagi.

Dia bangun pagi-pagi, pergi ke dapur mencuci tangan dan membuatkan sup khusus untuk Glen, ia pun memberikan sup tersebut kepada Glen.

Glen mengangkat alisnya, "Kenapa kamu tiba-tiba membuat ini hari ini? Biarkan saja para bawahan yang melakukannya."

Celine tersenyum ringan, "aku ingin membuatnya sendiri untukmu, tidakkah kamu merasa rasanya akan lebih manis jika aku yang membuatnya sendiri?"

Glen tersenyum, "ya, rasanya lebih manis, tapi aku tidak tega melihatmu memasak sendiri. Besok-besok, kamu bisa meminta pelayan untuk melakukannya. Kamu adalah seorang Nyonya muda, kamu bisa menyusun rak milikmu sendiri.

Celine berada di pelukan Glen dang mengiyakannya.

Setelah makan, Celine mengantar Glen pergi bekerja.

Dia mengantarkan pria itu hingga ke gerbang depan.

Sebuah mobil travel datang, dan seorang wanita yang sangat cantk dan anggun turun dari mobil.

Wanita itu mengenakan baju kerja dan pakaiannya luar biasa mewah. Awalnya ia hanya secara tidak sengaja melirik ke arah pintu, dan pada detik selanjutnya, ia melotot terkejut.

Ternyata ...

Sangat mirip!

Awalnya ia mengira, bahwa berita-berita tersebut terlalu melebih-lebihkan, mana ada dua orang yang sangat mirip seperti itu.

Wanita itu pasti sudah mati.

Tetapi sekarang, ketika dia melihatnya dari jarak dekat, dia merasa tidak bisa dikatakan mirip, ini adalah satu orang yang sama!

Yang membuatnya merasa lebih takut adalah, wanita di depannya ini memiliki aura yang lebih baik, lebih cantik dan lebih menyilaukan!

Dia telah berada di tempat kerja cukup lama, dan dekat dengan para pria elit dari kelas atas. Mengetahui wanita seperti apa yang menarik perhatian orang seperti ini , tidak diragukan lagi, orang yang berdiri di depannya adalah Agnes Huo!

Celine berjalan perlahan dan sedikit tersenyum, "Sekretaris Misha, perut tuan tidak begitu baik dua hari ini, jadi tolong rawat dia baik-baik."

Misha menahan perkataan yang ingin ia lontarkan, ia mengangguk dan bergegas kembali ke mobil.

Celine berdiri di depan pintu, ia memperhatikan mobil itu melaju pergi, senyum di sudut mulutnya perlahan menghilang.

Dia tidak kembali ke rumah, ia langsung memanggil taksi di persimpangan jalan dan pergi ke rumah sakit.

Masih ada waktu sekitar setengah jam sampai waktu yang telah di sepakati.

Celine duduk di kursi umum biru di koridor luar, menatap kedua kakinya sendiri, tiba-tiba bunyi telepon berdering.

Dia melirik sebentar nomor yang muncul di layar ponselnya dan langsung mematikan notifikasi telepon. Ia pun menyimpan ponselnya kembali.

Pada jam 9:58, Celine berdiri, sesuai dengan arahan perawat, ia pergi mengganti baju operasi sekali pakai.

Tiba-tiba, terdengar suara dari luar.

"Dimana Agnes Huo?"

Terdengar suara cemas dari Glen.

Perawat di depan menjawab, "ia sudah masuk untuk melakukan operasi. Jangan khawatir, ia akan keluar hanya dalam sepuluh menit."

"Suruh dia keluar! Ia tidak boleh melakukannya!"

Suara Glen terdengar kasar dan panik.

Perawat berkata: "Operasi sudah dimulai, tidak ada cara untuk menghentikannya, Tuan, silahkan duduk dan tunggu sebentar."

"Bisa dihentikan! Cepat panggil dan hentikan, bukankah dia baru saja masuk?"

"Tuan, tolong berhenti! Jika tidak, saya akan memanggil petugas keamanan!"

Bunga menghentikan Glen, "Tuan Muda, ini adalah permintaan dari Nyonya muda, Anda tunggu saja di luar."

Dokter Leon menutup pintu ruang operasi, sepenuhnya mengisolasi suara dari luar.

"Apakah kamu percaya?"

Dia menatap Celine yang bersandar di dinding.

Wajah wanita itu terlihat pucat, sepasang mata hitamnya berkilau, terlihat basah, seolah di genangi air mata.

Celine mengangkat matanya, melihat ke samping, dan bertanya, "Apakah kamu percaya?"

Dokter Leon tertegun sejenak, ia pun langsung tersenyum.

Dia belum pernah melihat wanita semenarik Celine sebelumnya.

Celine berdiri dan berjalan menuju meja operasi. Dia menutupi jarinya dengan mesin logam yang dingin. Ia melirik sebuah alat yang telah di sterilkan di sebuah nampan, matanya memancarkan kilatan cahaya.

"Dokter Leon, mari kita bersiap untuk operasi."

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu