Antara Dendam Dan Cinta - Bab 333 Aku Difitnah!

Namun, begitu ada wanita lain masuk ke keluarganya dan diakui keberadannya, itu berarti statusnya sebagai Nyonya muda pertama akan terancam.

Chatrine menatap bagian belakang Celine Ning, dan hatinya penuh dengan kecemburuan.

Ketika Celine Ning kembali ke kamar, dia tidak punya waktu untuk memikirkan Chatrine, dia hanya berharap masalah Suzy bisa diselesaikan secepat mungkin.

Di sisi lain.

Gedung utama.

Melly sudah tidak bisa menahan kegembiraan di hatinya.

Tidak disangka semuanya bisa berjalan dengan begitu lancar, dia tidak hanya membuat Suzy kehilangan anaknya, dia juga menyerahkan semua tanggung jawabnya kepada Fera.

Ketika Melly memikirkan dia akan menjadi Nyonya besar sendiri di keluarga Yu ini kelak, dia merasakan sangat gembira.

Pada saat ini, seseorang bergegas masuk dari luar.

Selvie membuka pintu.

"Nyonya besar!"

Melly mengerutkan kening, "Kenapa kamu begitu ceroboh, perhatikan identitasmu."

Selvie berkata: "Gawat, Leon sudah kembali, begitu dia kembali dia pergi mencari Tuan Herman."

"Memangnya kenapa jika dia sudah kembali, dia juga tidak bisa membantah, bagaimanapun, obat herbal itu memang didapatkan darinya, dan dia menyerahkannya kepada Fera, bahkan jika dia menyangkal bahwa obatnya tidak bermasalah, berarti bisa dikatakan bahwa obat itu di ganti oleh Fera, pokoknya, masalah ini sangat sulit untuk membuktikan bahwa Fera tidak bersalah. "

"Tetapi……"

Selvie selalu merasa bahwa segala sesuatunya tidak sesederhana itu.

Harus diketahui, dia tadi benar-benar melihat ketenangan di mata Leon.

Tetapi sekarang ketika dia melihat Melly, dia merasa bahwa segala sesuatunya tidak akan berkembang ke arah yang sangat berbeda dari yang mereka harapkan.

…………

Ruang kerja.

Leon berjalan mendekati meja Tuan Herman dan berdiri tegak.

Herman melipat tangannya, dan memperhatikan Leon tanpa mengatakan apa-apa.

Teringat waktu itu, ketika dia menggendong Leon, dia masih anak-anak, dan dia tumbuh dewasa dalam sekejap mata.

"Paman, apakah Anda merasa akulah yang melakukan itu?"

Herman bersandar ke belakang, "Kalau begitu, biarkan aku melihat bukti apa yang kamu bawa untuk membuktika dirimu tidak bersalah."

Leon berkata: "Tetapi aku tidak bisa mengatakannya di sini, aku ingin memanggil semua orang datang, kemudian mengatakannya."

Herman mengangkat alisnya, "Menurutmu aku akan melindungi siapa?"

Leon menggelengkan kepalanya, "Belum tentu, tetapi masalah ini harus dikatakan di depan semua orang, jadi semua orang harus hadir."

Dia berhenti sejenak, "Termasuk Nyonya Suzy."

Herman menyipitkan matanya, "Kalau begitu, tunggu tiga hari kemudian, Suzy tiga hari kemudian sudah bisa keluar dari rumah sakit."

"Oke."

Leon pergi.

Melly dan Selvie masih menunggu dengan cemas di sana.

Ketika mendengar pelayan mengatakan bahwa Leon sudah pergi, dan tidak ada yang terjadi, dia lebih merasa bahwa masalah ini sudah selesai, dan tidak akan ada masalah lain lagi.

Selama tiga hari ini, bagi Melly adalah saatnya dia berbangga diri.

Bagi Fera, itu sama saja dengan penyiksaan.

Dia dikurung di dalam kamarnya, bahkan jika dia bodoh, setelah tiga hari, semuanya telah dipikirkan dengan jelas olehnya.

Dia mengetuk-ngetuk pintu dan berteriak: "Biarkan aku keluar! Aku ingin bertemu dengan Tuan Herman! Aku difitnah!"

Namun, tidak ada yang mendekat ke sana selain para pelayan yang membawa tiga kali makanan setiap hari.

Fera sudah marah hingga lelah, jadi dia duduk di samping tempat tidur dan beristirahat.

Terdengar suara keras di pintu.

Dia awalnya mengira itu adalah pelayan yang datang, dia tidak mengangkat kepalanya.

Tiba-tiba ada sepasang sepatu hak tinggi di depannya.

Dia langsung mendongak, matanya penuh dengan amarah, "Kamu!"

Yang berdiri di depannya bukan orang lain, dia adalah Melly!

Fera seolah-olah di suntik dengan hormon, dia langsung menyambar Melly.

Selvie langsung memblokir tepat di depan Fera.

Bagaimanapun, Fera hanya makan sedikit dalam tiga hari ini, tubuhnya sudah sangat lemah, begitu ia didorong oleh Selvie, dia terjatuh di tempat tidur, dan lengannya ditekan, sisi wajahnya menempel di papan tempat tidur.

Fera berteriak dengan suara keras: "Melly! Kamu benar-benar kejam! Untuk apa kamu datang ke kamarku lagi? Apakah kamu ke sini untuk membanggakan diri? Apa kamu datang untuk pamer padaku!"

Melly tersenyum, "Apa yang dikatakan adik kedua ini, aku datang ke sini untuk mengunjungimu dengan niat baik, kamu tidak bisa memfitnahku seperti itu."

Napas Fera menjadi terengah-engah, "Wanita kejam! Kamu masih punya wajah untuk berbicara! Anak Suzy dibunuh olehmu! Kamu meminjam tanganku, kamu ingin lempar batu sembunyi tangan!"

"Aku membunuh siapa? Jangan lupa obat itu dibuat oleh keponakanmu dengan tangannya sendiri, dan kamulah yang membawakannya untuknya."

"Jangan omong kosong! Ini tidak ada hubungannya dengan Leon sedikit pun!" Fera menjadi kesal, dia terus memberontak mati-matian, rambutnya yang sudah berantakan sekarang semakin berantakan, dia tampak seperti orang gila, "Itu karena aku bodoh dan masuk ke dalam perangkapmu, dan sekarang kamu masih ingin mengaitkan Leon dalam masalah ini! Kamu jangan bermimpi! Apakah kamu pikir trikmu akan berhasil! Tuan Herman tidak akan mempercayaimu! "

"Ya, dia tidak akan percaya padaku, tetapi dia juga tidak akan mempercayaimu lagi."

Melly maju dua langkah, membungkuk dan menatap Fera.

"Adik kedua, kali ini kamu telah melakukan kesalahan, menurutmu apakah Tuan Herman akan langsung mengusirmu dari rumah atau tidak? Atau, sama seperti waktu itu, langsung mengantarmu ke kuil dan tinggal di sana selama 1-2 tahun?"

"Bah!"

Fera langsung meludah ke arah Melly.

"Aku tahu bahwa wanita kejam sepertimu hanya berpura-pura baik padaku! Waktu itu aku masuk ke dalam perangkapmu, karena kamulah aku tidak bisa kembali dan tinggal di kuil di gunung!"

Dia yang meludah seperti itu membuat Melly tidak keburu untuk menghindarinya.

Dia mengerutkan alisnya dengan jijik, Selvie buru-buru mengeluarkan saputangan yang dia bawa untuk menyeka air liur di tubuh Melly.

Melly juga menyingkirkan senyuman yang sangat munafik di wajahnya dan wajahnya menjadi dingin.

"Anggap saja kamu sekarang sedang curhat, Fera, sekarang bahkan kamu mengatakannya 100 kali itu juga tidak ada gunanya."

Dia melemparkan saputangan di tangannya yang basah ke wajah Fera, dia berbalik, dan menutup pintu dengan keras.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu