Antara Dendam Dan Cinta - Bab 53 Rumah Hitam Kecil

Pelayan ini terlihat sama dengan pelayan lainnya, tidak ada yang special. sama sekali tidak menarik perhatian.

Tapi sekarang, ketika ia berdiri di depannya dan memandangnya dengan mata yang cerah, keberadaan wanita itu tak akan mudah diabaikan.

"Untuk apa kamu pergi ke atap?"

Jantung Celine melonjak dua kali.

"Jangan bilang untuk melihat pemandangan, kamu sendiri tidak percaya alasan itu."

Celine: "..."

Mendengar instingnya, dia merasa bahwa Calvin tidak mudah diperdaya.

Seorang perawat tidak akan lari ke atap atas inisiatifnya sendiri.

Tidak mungkin untuk melihat pemandangan, tetapi mungkin untuk bunuh diri.

Di dalam hatinya Celine mengutuk dirinya sendiri.

Di atap, dia harus terus berpura-pura sampai akhir bahwa seorang perawat yang telah dianiaya tuan muda hingga ingin bunuh diri.

Celine menundukkan kepalanya dan bergumam, "Aku, aku dimaki oleh tuan muda. Aku benar-benar ingin melompat dari gedung pada saat itu, tetapi saat aku duduk di pagar dan melihat kebawah, jadi aku tidak berani ..."

Calvin memandangnya selama beberapa detik dan mengangkat kakinya yang ramping ke kursi pengemudi.

Celine mencondongkan badan kesamping dan mengira akan ada kejutan dari kejadian ini. Siapa tahu, mobil itu terbakar, Calvin menurunkan kaca jendela, meletakkan rokoknya ke kaca dengan satu tangan, dan mengeluarkan asap tipis. "Kamu berutang budi padaku.

Celine : "..."

Mengapa sikap pria itu berbeda?

Biasanya, ucapan terima kasih dari Celine pun belum tentu dibalas.

Seorang Calvin, Membahas masalah personal dengan seorang pembantu dari keluarga Glen? Bagaimana dia bisa membalas budi?

Ia khawatir utang budi yang perlu dibayar lebih berharga daripada hidupnya.

Namun, dia juga tahu bahwa untuk sementara Calvin tidak akan membahasa masalah ini dengannya.

Celine kembali ke vila dan pergi mencari Chatrine.

Chatrine duduk berlutut di atas karpet kain di ruang teh lantai dua. Ia memegangi kucing Persia di lengannya dan menyisir bulunya.

Di sisi lain, Arthur berdiri di dekat dinding.

Chatrine menegur perlahan, "Arthur, Kamu pasti tahu siapa ibumu yang sebenarnya. Dia hanya seorang guru private. Untuk apa kamu akrab dengan seorang guru private? Apakah kamu ingin menjadikannya ibumu? Dengar perkataanku, kamu harus tahu siapa ibumu, siapa yang memberimu makan dan tempat tinggal. "

Arthur berdiri di sudut, menundukkan kepalanya dan tidak berbicara.

Chatrine dengan lembut membelai kucing Persia di tangannya. "Kamu tidak tahu apa yang baik dan buruk. Lihatlah Mary, dia penurut dan patuh. Bahkan seekor kucing lebih peduli terhadapku."

Kata-kata itu...

Menurut Celine itu terdengar kasar.

Dari sudut matanya, dia melihat Arthur, yang sedang menatap kucing itu....dengan kebencian pahit di matanya.

Celine terkejut dan dengan cepat mengetuk pintu dua kali, "Nyonya muda."

Kucing di lengan Chatrine melihat Celine, dan entah mengapa, ia mengeong terus-menerus.

Chatrine membiarkan kucing Persia itu turun, lalu kucing itu lari.

"Arthur, kamu juga keluar. Aku akan membawamu ke rumah sakit untuk menjenguk ayahmu nanti."

Arthur menundukkan kepalanya dan pergi.

Di ruang teh berkabut, hanya ada Celine dan Chatrine tersisa.

Chatrine melirik Celine. "Apa yang kamu lakukan berdiri begitu jauh?"

Celine mengambil dua langkah ke depan. Chatrine mengambil cangkirnya dan menuangkan semua teh di dalamnya ke wajah Celine.

Masih mau melompat bunuh diri? Apakah hatimu selemah itu? Kalau begitu tidak usah bekerja di keluarga Glen! "

Celine meludahkan sepotong teh di mulutnya. "Tidak, nyonya."

"Tidak begitu? Apakah kamu buta atau saya yang buta, tunjukkan padaku baik-baik!

Chatrine melempar koran ke wajah Celine.

Celine membungkuk dan mengambil koran. Judul di halaman utama adalah gambar dia duduk di pagar atap rumah sakit, dengan judul: "Pembantu Kaya dipaksa Untuk Melompat dari Gedung!"

Chatrine mendengus dingin, "Apakah kamu buta? Haruskah aku membacakan kata-kata di koran?"

Celine gemetar. "Tidak. Tidak, aku bisa melihatnya dengan jelas."

"Kubiarkan kamu melayani tuan muda di rumah sakit. Hanya disentuh sedikit, kamu langsung mau mengancamku dengan bunuh diri? Apakah kamu pikir aku tidak berani menghukummu?"

Celine terdiam dan mulai bergetar lagi.

Chatrine memalingkan matanya, dan sifat lemah ini tampaknya tidak dipura-pura. Mungkin saja emosi Glen yang tidak stabil memang membuat Celine tertekan dihari itu.

Dia melambaikan tangannya dengan jijik. "Ayo, jangan terus-terusan menangis di depanku, Masuk!"

Pengurus rumah telah menunggu di luar. "Apakah nyona muda membutuhkan sesuatu?"

"Kurung Cherry selama dua hari."

Ruang kurungan itu sudah digunakan selama tiga generasi untuk menghukum pelayan yang melakukan kesalahan dalam keluarga Glen.

Ruang kurungan umumnya dikenal rumah hitam kecil.

Di ruang bawah tanah yang gelap, hampir tidak ada cahaya, tidak ada air dan tidak ada makanan.

Celine mulai menangis. "Nyonya, aku tidak berani. Aku tidak berani lagi. Jangan mengunci aku di ..."

"Kamu tidak bisa mati sehari tanpa makan. Untuk siapa kamu menangis?" Chatrine berkata.

"Pengurus rumah Lin, seret dia menjauh dariku. Jika kamu terus menangis, biarkan aku yang menutup mulutnya dengan lakban."

Pengurus rumah Lin yang juga takut melihat Nyonya muda Chatrine marah menyeret Celine secepat mungkin.

Celine tersedu-sedu sepanjang perlajanan. Pengurus rumah Lin mencoba menenangkan Celine dengan sepotong roti. "Jangan menangis lagi. Jangan sampai nyonya muda mendengarmu. Nanti aku akan diam-diam memberikanmu makanan selama kamu di rumah hitam kecil."

"Terima, terima kasih pengurus rumah Lin."

Tiba-tiba di tangga terdengar Chatrine : "Pengurus Lin, apakah kamu ingin melanggar aturan keluarga Glen?"

Tangan pengurus rumah Lin langsung bergetar, roti itu jatuh ke tanah dan berguling dua kali. Kucing persia itu mendekati roti yang terjatuh, mengendusnya dan lari.

Chatrine memutar matanya dan membungkuk untuk mengangkat Mary. "Makanan sampah seperti ini hanya dimakan pelayan, tapi Mary tidak."

Pengurus rumah tangga membawa Celine ke ruang kurungan. Di perjalanan, ia bertemu dengan seorang wanita dari kedalaman hutan. Ketika wanita itu mendekat, pengurus rumah tangga berkata dengan cepat, "Nyonya."

Suzy menatap Celine yang matanya merah berkaca-kaca dengan penuh rasa ingin tahu, dan bertanya dengan lembut, "Ada apa dengannya?"

Pengurus rumah Lin berkata, "Cherry membuat kesalahan. Nyonya muda menghukumnya di rumah hitam kecil."

Suzy sepertinya langsung tahu apa alasannya.

Dia mundur selangkah. "Pengurus rumah Lin, tolong lakukan itu."

...

Ruang kurungan itu dingin dan kosong. Hanya ada lampu langit sekitar dua meter di atas kepala. Jendelanya ditutupi dengan kain hitam, gelap dan tidak ada sinar matahari.

Ini seperti kembali ke penjara.

Celine menggigil kedinginan, meringkuk di sudut dengan kedua kakinya di lengan. Sudah hampir jam dua belas, dia menghitung waktu.

kruk.

Di tempat yang hening, suara perut terdengar sangat menggelegar.

Celine menekan perutnya dan menggelengkan kepalanya. Hukuman ini sangat sulit baginya. Baru saja beberapa hari tidak makan dan kedinginan, ia sudah ingin melupakan semua penderitaan yang pernah dideritanya.

Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba mendengar langkah kaki samar dari koridor luar.

Langkah kakinya semakin mendekat, dan kemudian berhenti di pintu ruang kurungan.

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu