Antara Dendam Dan Cinta - Bab 129 Kecanduan

Pinggangnya tidak sebesar dekapannya, tulang kupu-kupu pada punggungnya seperti kupu-kupu yang membuka sayapnya, payudaranya tidak begitu besar, tetapi bentuk dadanya penuh, bagian pantatnya sangat membentuk, kedua kakinya panjang dan ramping.

Resleting bajunya di belakang punggungnya.

Celine tidak bisa meraihnya, Glen mendekatinya, membantu Celine menarik resleting yang berada di belakang punggungnya.

Glen mengangkat dagu Celine, membantunya merapikan kerah, memandang kecantikan Celine dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Celine dengan hati-hati bertanya: “Cantik kah?”

Tangan Glen memegang pinggang Celine mengikuti lekukan tubuhnya, meraba sedikit pantatnya, “Cantik, pakai jaket ini juga.”

Kaki Celine pegal, Glen mengenakan jaket ke badan Celine.

Chatrine sore hari ini pulang ke rumah, Glen terlihat sedikit terkekang.

Dia langsung membawa Celine pergi ke kantor.

Karyawannya yang berdiri di sebelah, melihat Direktur diikuti seorang wanita di belakangnya, wanita itu seperti terlihat asing.

“Kenapa Sekretaris Misha tidak datang bersamanya?”

“Sudah ganti orang ya?”

“Perempuan ini siapa, sepertinya sangat muda.”

Tentu saja, beberapa orang saling berbisik membicarakannya.

Sekretaris Misha keluar dari toilet, mendengar beberapa gosip.

Dia mengangkat alis, “Semua orang sedang membicarakan apa?”

Seorang karyawan perempuan menutupi wajahnya.

Misha berkata: “Sedang membicarakan apa? jika tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, aku akan langsung mengurangi nilai kerja kalian.”

Setelah selesai bicara dia langsung berjalan keluar, lalu dia dipanggil oleh seorang karyawan perempuan.

“Kak Misha! itu…….tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, tetapi ada hubungannya dengan anda!”

Misha membalikkan badan, “Tentang aku?”

Seorang karyawan perempuan yang lain buru-buru berkata: “Hari ini Direktur membawa seorang perempuan, kelihatannya sangat berharga, setelah datang langsung dibawa ke kantor, barusan dia mengumumkan kepada para karyawan bahwa rapat segera dimulai.”

Raut wajah Misha menjadi muram.

Dia berkata: “Kalian terlalu khawatir! tidak diijinkan membahas masalah ini dalam diskusi.”

Misha membalikkan badan pergi ke kantor Direktur.

Asisten Lukas berdiri di samping, dia mencegah Misha masuk ke kantor.

“Direktur saat ini tidak mengijinkan siapapun masuk.”

Misha balik bertanya: “Aku juga tidak boleh?”

Lukas tersenyum, “Jika Sekretaris Misha merasa dirinya tidak termasuk kedalam kata siapapun, kalau begitu silakan, tetapi jangan salahkan Direktur jika dia menghukummu, hanya Sekretaris Misha sendiri yang akan menanggung akibatnya.”

Misha dan Lukas memiliki jabatan yang sama yaitu sebagai sekretaris Glen, tetapi Misha selalu merasa bahwa Lukas ini aneh.

Sekarang Lukas berkata seperti ini, kemarahan Misha semakin menjadi.

Tangannya memegang sebuah dokumen, “Ini adalah dokumen yang sangat penting dan darurat, jika melewatkan kesempatan ini, apa kamu berani menanggungnya?”

Lukas mempersilakan dia masuk.

Misha berjalan memakai sepatu hak setinggi lima sentimeter mendekati Glen, mengetuk pintu.

“Direktur.”

Didalam, keadaan kacau balau dan tidak menentu.

Celine merasa Glen berubah menjadi Glen yang suka melampiaskan perasaan.

Glen juga sangat ketagihan dengan Celine, bisa dianggap benar-benar merasakan melakukan hal itu.

Dia sebelumnya belum pernah merasakan perasaan seperti ini dan tidak bisa mengendalikannya.

Saat di Night Palace, meskipun Jeffry membawakannya seorang perempuan yang lincah dan menarik pun, semuanya tidak seperti Celine yang polos dan pemalu.

Meskipun didalam kantor, dia tidak melepaskannya, menekannya duduk di kursi kerja, membuat tubuh Celine lelah.

tok tok tok.

Suara pintu kantor terketuk seperti diketuk oleh dua orang.

Celine buru-buru menarik lengan bajunya yang sudah setengah lipat, “Tuan, ada orang.”

Glen menundukkan kepala mencium tulang selangkanya, “Ada orang juga takut apa, jika tidak ada aku, dia tidak berani masuk sembarangan.”

Celine hampir saja ditelanjanginya.

Suara Celine seperti mau menangis, “Tuan, anda jangan membuat keributan……..ini adalah kantormu…………”

Dia berusaha untuk melindungi dirinya, tetapi Glen tetap bisa menelanjanginya.

“Seterusnya aku tidak hanya di kantor menginginkan kamu, aku masih ingin di kamar mandi, didalam mobil, “Glen mencium telinga Celine, jari tangannya meraba bagian tubuh lainnya, “Tenang sedikit, sayang.”

Misha tidak mendapatkan respon dari dalam, melototi Lukas.

Lukas mengangkat bahu.

Dalam hati Misha curiga, langsung mendorong pintu, “Direktur, disini ada sebuah………….”

“A…………..”

Suara terkejut.

Misha heran.

Dia melihat putih kulit, tidak sempat melihat dengan jelas, Glen sudah menutupi perempuan yang ada di kursi itu dengan jaket.

Raut wajah Glen tiba-tiba muram, penuh dengan awan hitam.

“Siapa yang menyuruhmu masuk?”

Misha beberapa detik kemudian mengulang suaranya, “Direktur, di tanganku ada……..”

“Keluar dari sini.”

Suara Glen sangat dingin, sedingin es di musim dingin, membuat Misha gemetar.

Lukas mendekat, menarik Misha pergi, menutup pintu kantor.

Saat Misha melewati tirai kaca kantor, melihat kedua kaki yang putih bersih dan ramping terjatuh dari kursi kantor.

Ternyata yang didalam adalah seorang perempuan.

Dia bertanya pada Lukas, “Perempuan yang didalam itu siapa?”

Lukas tersenyum, “Sekretaris Misha, biarpun itu istri Direktur yang datang juga tidak berani bertanya seperti itu, kamu lebih baik pikirkan bagaimana caranya meredam amarah Direktur.”

Wajah Misha pucat.

Saat itu perkataannya dipotong….

Pintu terbuka dari dalam.

Glen kesal keluar dari kantor, menutup pintu dengan punggung tangannya, matanya melotot, “Misha, kamu sebaiknya beri aku penjelasan yang masuk akal.”

Misha menggigit bibir, “Aku, aku pikir didalam tidak ada orang………”

“Lukas tidak memberitahumu?” Glen dengan pelan menutup kancing lengan kemejanya.

Saat itu Lukas, Misha tidak berani berbohong.

Dia menundukkan kepala, tidak bicara dan terdiam.

“Misha, kamu adalah karyawan yang sudah lama bersamaku, seharusnya kamu tahu emosiku, aku pasti kedepannya akan memberi hukuman, memberi penghargaan, sementara ini pekerjaanmu kasih ke Lukas, akhir-akhir ini sikapmu sangat kacau, pergi ke ruang sekretaris menenangkan diri lah.”

Misha menggigit gigi, “Iya, Direktur.”

Dia naik eskalator.

Menutup pintu eskalator, tatapan benci dari kedua matanya dilemparkan ke arah pintu kantor.

Dia tidak pantas untuk mempedulikannya, tetapi ada satu orang yang layak.

——Chatrine!

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu