Antara Dendam Dan Cinta - Bab 192 Meninggal Tetapi Hidup Kembali

Suara wanita itu sangat tenang dan pelan, menjelaskan bahwa faktanya dia tidak bisa menampakkan dirinya, dia bertanya pada Lukas apakah dia bisa membantu dia untuk menemui Glen di hari pemakaman itu.

Lukas tidak hanya sekali melihat Celine di kantor direktur.

Saat itu, Celine melompat dari kamar mandi demi menjaga martabat Glen sebagai direktur dan menghindar agar tidak ketahuan oleh Chatrine.

Dia sendiri sebagai pria merasa kalau wanita ini memang memiliki kepribadian yang disukai oleh para pria, yaitu lugu dan mempesona.

Jika dia benar-benar dianggap sudah meninggal pun ya sudahlah, sekarang dia belum meninggal, biarpun Lukas tidak bisa membantunya, jika sudah tiba saatnya dia pasti memikirkan berbagai macam cara untuk kembali ke sisi Glen.

Justru lebih baik jika dia bisa membuat Celine berhutang budi padanya.

Lihat saja nanti, kali ini wanita yang bisa dikatakan “Meninggal dan hidup kembali” itu pasti tidak akan mungkin berhenti sampai disini.

Lukas sedikit tersenyum sebentar, lalu berkata: “Ini sudah menjadi kewajibanku.”

…………………

Tempat sembahyang halaman depan.

Glen mengejar waktu tiba di tempat sembahyang, dia berlari secepat mungkin, dia berbicara dengan napas yang terengap-engap.

“Pembawa acara, mulailah.”

Upacara ritual dimulai.

Dokter Leon mengerutkan alis melihat Glen, “Apakah Tuan ini tidur di ruangan belakang? hingga dihampiri 3-4 kali untuk segera datang pun tidak segera datang juga.”

Raut wajah Glen tidak menunjukkan ekspresi apapun, dia hanya berbicara basa-basi, “Dokter Leon bagaimana bisa tahu? tubuhku tidak terlalu sehat, jadi istirahat sebentar.”

Calvin yang berdiri di sebelahnya hanya diam tanpa berkata apapun.

Setelah upacara ritual selesai, dia baru menghampiri Glen, “Tuan.”

Glen tahu kalau Calvin ingin membicarakan sesuatu, “Silakan lewat sini Tuan Calvin.”

Calvin dan Glen berjalan seperti berbaris satu di depan dan satu di belakang menuju hutan mini yang ada di depan altar tempat sembahyang.

Daun pinus yang berjatuhan di tanah menumpuk sangat tebal, dan jika diinjak maka akan menimbulkan bunyi yang pelan.

Calvin bertanya: “Tuan, aku ingin bertanya sebentar, Cherry orang terdekatmu itu benar-benar sudah meninggal?”

Mata Glen memancarkan sinar setelah mendengar kalimat tersebut.

Pikirannya teringat akan perkataan Lukas barusan.

Sebenarnya, selain Ibunya dan Chatrine yang ingin tahu sebab kematian Celine, dia lupa kalau masih ada 2 pria yang nampak di depan matanya itu yang ingin memiliki Celine sebagai kekasih hatinya juga ingin mengetahuinya.

Dokter Leon sudah mengakuinya tentang itu.

Dan Calvin…………

Dia sebenarnya selalu baik kepada Celine dan tingkahnya ambigu.

Tatapan mata Glen seketika itu juga berubah tajam.

“Tuan Calvin kenapa begitu perhatian dengan pembantu yang dekat denganku itu?”

Calvin juga tidak berencana menyembunyikannya dari Glen, dia berkata: “Aku sudah melihatnya di koran, disana tertulis kalau penyelam menemukan jasad wanita di hilir sungai Luo, bukan ini yang ingin aku katakan, tetapi sehari sebelum penyelam itu menemukan jasad wanita itu, saat itu aku pergi ke rumah keluarga Glen dan kebetulan melihat truk pengiriman barang milik istrimu itu keluar dan pergi ke tempat pembuangan sampah, aku merasa sangat curiga, lalu aku mengikutinya dan melihatnya sekilas.”

Jantung Glen berdegup kencang, “Lalu?”

“Tidak menyadari hal yang aneh apapun, semuanya adalah sampah.”

Hati Glen lega mendengarnya.

Jika Calvin tahu kalau faktanya Celine masih hidup, maka masalahnya akan semakin rumit.

“Mungkin Tuan Calvin terlalu banyak pikiran, jasadnya sudah dikeluarkan dari dalam sungai,” Glen melihat Calvin, “Dia hanya seorang pembantu, apakah dia pantas berada di hati Tuan?”

Calvin dengan berat bertanya balik pada Glen, “Kamu hanya menganggap dia sebagai seorang pembantu, tapi aku tidak.”

………………………

Celine duduk didalam ruangan.

Dia duduk di pinggir jendela sambil menatap langit.

Langit yang biru, dari kejauhan nampak burung-burung terbang berkicauan.

Gong didalam kuil berbunyi membuat hati sedikit tenang.

Tiba-tiba terdengar bunyi terbuka dari pintu di belakangnya.

Celine terkejut menengok ke belakang, dia langsung melihat wajah Glen yang nampak kesal berjalan mendekatinya.

Glen menekan tubuh Celine ke jendela, “Aku terlalu meremehkanmu, jangankan Leon si kutu buku itu, bahkan Calvin pun bisa kamu dekati? kalau begitu untuk apa kamu kembali mencariku?”

Bahu Celine seperti mau retak karena tekanan tangan Glen.

Tulangnya terasa sangat sakit bertubi-tubi.

Celine menggigit gigi, matanya memerah, “Kenapa aku kembali mencarimu, apa kamu tidak tahu alasannya?!?”

Perkataan tadi seperti memarahi Glen dan membuatnya terkejut.

Celine dari dulu tidak pernah memarahinya seperti itu, dia selalu bersikap lemah lembut kepadanya, sekarang melihat dia begitu marah membuat amarah Glen berubah sedikit tenang.

Celine langsung menghempaskan tangan Glen dan berjalan ke luar, “Ternyata Tuan tidak percaya padaku, kalau begitu aku kembali pun tidak ada gunanya, apalagi sekarang di mata orang lain aku dianggap sudah meninggal, lebih baik aku pergi dan melupakan semua yang telah terjadi didalam keluarga Glen, anggap saja itu hanya mimpi!”

Glen melihat Celine berjalan menuju pintu, dia langsung mengejarnya dan mendekap pinggangnya, “Kamu berani?!”

Mata Celine memerah, “Apa yang membuatku tidak berani? aku sudah pernah mengalami kematian sekali, aku masih punya apa yang memberatkanku!”

Hati Glen luruh tidak jelas.

Dia memeluk tubuh Celine yang kurus dan halus itu, “Kamu masih ingin mengeluarkan emosi denganku? beberapa hari tidak bertemu sudah membuat emosimu semakin memuncak?”

Celine menundukkan kepala, air matanya menetes terjatuh di tangan Glen.

Hati Glen sangat gelisah seperti memanas karena terkena tumpahan air matanya.

Dia menarik Celine kembali duduk di pinggir kasur, “Ceritakan semuanya padaku,sebenarnya apa yang telah terjadi?”

Celine hanya terus menangis, dia menggelengkan kepala dan tidak berkata apapun.

“Kamu tidak mau bicara? kalau kamu tidak bicara, bagaimana aku bisa mencari jalan keluarnya untukmu?”

“Tidak usah mencari jalan keluarnya, aku tidak menginginkan semua itu,” ucap Celine sambil mendekap erat tubuh Glen, “Aku hanya ingin berada di sisimu.”

Bagaimanapun Glen bicara, Celine tidak akan menceritakannya, dia kesal langsung pergi meninggalkannya.

Sampai di luar pintu, Glen teringat akan perkataan Calvin.

Tempat pembuangan sampah………

Glen menyipitkan mata, “Lukas.”

“Direktur.” ucap Lukas.

“Apakah hari ini Paman Lin mengikuti kita kesini?”

“Iya.”

“Pergi panggil dia untuk menemuiku.”

Paman Lin sudah bekerja sangat lama di rumah Keluarga Glen, mengenai urusan upacara kematian, dia sudah mengurusnya 3 tahun berturut-turut.

Dia membakar dupa setiap kali datang ke tempat sembahyang.

Kali ini, dia baru saja selesai membakar dupa sudah langsung dipanggil untuk menemui Glen di halaman.

“Tuan.”

Glen duduk di kursi, menengadahkan kepala melihat Paman Lin yang sudah berumur itu, “Duduklah Paman.”

Paman Lin merasa perkataan Glen kali ini menyimpan kata lain di baliknya, dia tidak berani duduk, “Tuan, jika anda punya hal yang ingin disampaikan maka sampaikan saja.”

Glen pun tidak memaksanya untuk duduk, dia langsung berkata: “Aku masih terus merasa sedikit curiga mengenai kematian Cherry, sebenarnya apa yang terjadi, kamu jelaskan padaku sekalli lagi dan sedetail mungkin.”

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu