Antara Dendam Dan Cinta - Bab 179 Ayo Sini, dan Bersenang-senanglah!

"Tapi..."

"Seno!" Potong Chatrine sambil melototi Seno "Seno, aku bukan tidak pernah mencurigaimu, kamu sudah mengikutiku selama sepuluh tahun, jangan buat aku kecewa."

Seno mengepalkan tangannya dengan erat, urat di pelipisnya menonjol keluar.

Namun, dia juga hanya bisa melihat tanpa berbuat apapun.

Chatrine melirik Seno "Jika kamu tidak ingin menemaniku untuk jalan-jalan di taman, maka tinggal disini dan awasi mereka, lagi pula ketika dia merendam diri dalam air dingin karena terkena efek dari obat aprodisiak kemarin kamu juga menemaninya semalaman kan, jadi anggaplah bahwa kamu sedang mengantar mengantarnya untuk yang terakhir kalinya."

Setelah mengatakannya, Chatrine melangkahkan kaki dan pergi.

Chatrine tidak ingin tinggal satu detik lebih lama lagi, para preman kotor ini membuatnya merasa jijik hingga rasanya ingin muntah.

Celine yang diikat dengan sangat ketat hanya bisa melihat empat hingga lima orang pria mengelilinginya.

Ada tiga hingga emapat orang dibelakangnya, semuanya berwajah seperti orang jahat.

Celine menatap Chatrine yang sudah berjalan menjauh, bagian putih bola matanya dipenuhi dengan urat berwarna merah, Celine benar-benar memandang rendah kecemburuan Chatrine.

Awalnya Celine hanya mengira bahwa dengan membunuhnya akan mengurangi amarah Chatrine, namun hal yang tidak disangka oleh Celine adalah "sebelum kematiannya" Chatrine masih menyuruh pria-pria menjijikkan ini untuk menodainya!

"Gadis ini sungguh cantik."

"Kulitnya sangat mulus."

"Apakah kamu tidak mendengar perkataan nona tadi bahwa dia baru berumur sembilan belas tahun, sungguh muda."

"Terakhir kali, wanita yang aku tiduri adalah wanita tua yang sudah berumur tiga puluh tahunan, sungguh ingin mengetahui bagaimana rasanya meniduri wanita yang masih muda.

"Pasti sangat ketat dan sangat enak."

Sepasang demi sepasang tangan babi asin yang menjijikkan itu mulai menyentuh tubuh Celine, Celine berusaha keras untuk melepaskan diri, matanya membesar, mulutnya tidak berhenti untuk mengeluarkan suara.

"Apakah gadis ini merasa nikmat setelah kita sentuh?"

"Mungkin dia ingin mengatakan sesuatu?"

"Lepasakan selotip itu dari mulutnya, rasanya ada yang kurang jika tidak ada suara wanita yang mendesah."

"Tapi...."

"Gak ada tapi-tapian,Walaupun dia berteriak sekuat tenaga juga tidak akan ada yang datang, di tempat terpencil seperti ini bahkan bayangan satu orang pun tidak terlihat."

Terdengar suara sobekan.

Solatip di mulut Celine sudah dilepaskan.

Bersamaan dengan merasakan udara segar yang masuk, mulutnya juga terasa sakit.

Ada sebuah tangan yang masuk dari kerah bajunya, Celine segera menggigit punggung tangan orang itu.

Pria itu terengah kesakitan, lalu segera menampar Celine.

Celine menahan diri untuk tidak berteriak, mulutnya mengeluarkan darah.

"Dasar wanita jalang, berani-beraninya kamu menggigitku!?"

Seorang pria menduduki tubuh Celine, membuka kerah baju Celine yang memperlihatkan kulit yang mulus dan putih itu, membuat orang yang melihatnya tidak bisa mengalihkan pandangan mereka.

Seno mengepalkan tanganya.

Jika tadi dia masih bisa menahan diri, maka sekarang dia sudah berada diambang batas kesabarannya.

Dia sudah tidak bisa menahannya lagi.

Dia mengepalkan tangannya, lalu berlari dua langkah kedepan.

Sepasang mata Seno yang merah bagaikan binatang buas itu berpapasan dengan mata Celine, Celine menggelengkan kepalanya, menggunakan tatapannya untuk menghentikan Seno.

Seno segera menghentikan langkah kakinya.

Seno tidak mengerti dengan tatapan mata Celine yang sekarang.

Pada saat seperti ini, apakah Celine masih menginginkan dirinya untuk melihat beberapa orang pria menjijikkan ini untuk menidurinya secara bergiliran begitu saja?!

Pikiran Celine sekarang sangatlah jerih.

Dia bahkan bisa memposisikan dirinya sebagai orang yang tidak ada hubungannya dengan ini semua untuk mengkalkulasikan hati orang.

Seno adalah pisau yang paling bagus, pisau yang sangat bagus untuk disembunyikan disisi Chatrine.

Mungkin dulu Seno mengasihani dirinya, jadi dia mulai berpikir memberontak, namun dalam lubuk hatinya masih sangat berterima kasih atas kebaikan Chatrine kepadanya.

Setelah kejadian ini, Seno yang hanya bisa melihat Chatrine melakukan semua ini kepada Celine, maka kelembutan yang tersisa dalam hatinya kepada Chatrine juga akan mengilang.

Pisau yang sangat tajam ini, nantinya akan berbalik ke arah Chatrine.

Sekarang belum saatnya untuk membongkar keberadaan piasu ini.

Tiba-tiba Celine tertawa, juga tidak berusaha untuk melepaskan diri lagi, bahkan dia tersenyum dengan sangat manis "Ayo kalian datang satu per satu, siapa duluan?"

Ketua mereka Bos Wang berjalan mendekati Celine, ketika tertawa dapat terlihat giginya yang berwarna kuning itu, bahkan Celine dapat mencium nafasnya yang bau itu.

"Gadis kecil, sudah menyerah? Sudah mempersiapkan diri untuk melayani kami belum?"

Celine tersenyum "Tentu saja, lagi pula aku juga sudah mau mati, jika ada kalian yang menemaniku, aku juga tidak akan kesepian."

Kata-kata ini membuat tawa diwajah mereka membeku.

Ada orang yang menendang kaki Celine "Apa maksud perkataanmu?"

"Tentu saja seperti yang aku katakan" Celine mengatakannya sambil tersenyum "Dari hasil pemeriksaan kesesahatanku minggu lalu, dokter mengatakan bahwa aku terserang penyakit HIV, kalian tahu penyakit AIDS kan, Nona muda juga mengasihaniku karena aku harus pergi sendirian, jadi dia mencari beberapa kambing hitam.

Setelah mengatakannya, pria disekeliling yang tadinya masih tertawa itu membeku disana, bahkan pria yang tadi duduk diatas tubuh celine juga segera berdiri, menghindari Celine bagaikan menghindari kuman penyakit, tidak ada orang yang berani mendekatinya.

"Kamu pasti bohong, kamu mengatakannya agar kita tidak menidurimu!"

"Lagi pula kamu juga sudah mau mati."

"Benar, lagi pula aku juga sudah mau mati" Celine tertawa "Apa yang aku katakan itu benar, jika tidak percaya kalian boleh mencobanya, rasanya pasti sangat enak, jika dipikirkan kembali, aku juga pernah melakukan hal ini bertiga."

Mereka teringat.

Tadi Chatrine ada mengatakan "Apakah dia bersih?"

Kalau begitu, Chatrine tahu bahwa wanita ini adalah wanita yang kotor!

Tidak ada satupun diantara mereka yang berani menyentuh Celine.

Siapa yang berani mempertaruhkan nyawanya sendiri!

Kemungkinan untuk tertular penyakit AIDS sangatlah tinggi, masih ada masa inkubasi lagi, jika gadis ini sudah mau mati yah mati saja, mereka tidak perlu mempertaruhnya nyawa mereka demi seorang gadis.

Langit sangat gelap.

Dalam kegelapan, hanya ada suara angin yang berhembus dan suara aliran air, suara tawa Celine yang terdegar sangat jelas, bagaikan burung camar yang terbang diatas permukaan laut, tawa Celine memecahkan keheningan dalam kegelapan tu.

Celine tertawa : "Kenapa semuanya pergi, ayo sini, dan bersenang-senanglah!"

Tidak ada yang berani untuk maju.

Seno melihat Celine yang berbaring diatas tanah yang kotor, wajahnya yang sangat putih dan matanya yang sangat hitam membuat orang merasa takut, walaupun pakaiannya sangat berantakan, namun Celine terlihat sangat suci hingga tidak ada orang yang berani menodainya.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu