Antara Dendam Dan Cinta - Bab 233 Dia Akan Diam-Diam Menyetujuinya

Celine berbaring di tempat tidur, menunggu Glen kembali.

Bunga menuangkan segelas air padanya, dan meletakkan handuk yang dibungkus dengan es batu di dahi Celine, "Nona, berbahagialah sedikit. Tuan muda pasti akan melawan wanita tua itu demi kamu."

Celine menarik sudut bibirnya.

"Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa dia akan bertarung melawan orang-orang yang memberinya kekuatan dan status seperti sekarang ini hanya demi aku?"

"Kenapa tidak," Bunga sedikit tidak mengerti, "Tuan bahkan bersedia melakukan ligasi demi kamu!"

"Apakah kamu pikir dia benar-benar ingin melakukan ligasi?"

Celine hampir ditipu olehnya.

Aku harus mengatakan bahwa Glen benar-benar jago berakting.

"Bukannya begitu? Aku sudah mendengar bahwa Tuan muda telah terdaftar di meja operasi dan sedang menunggu gilirannya."

"Bunga, kamu terlalu polos," kata Celine, "Jika dia benar-benar ingin melakukan ligasi, dia tidak akan pergi menemui dokter yang ia tahu dan memiliki hubungan baik dengan Nyonya Besar. Kita memiliki banyak rumah sakit di Kota Cease, Tidak bisakah ia pergi ke rumah sakit lain untuk melakukan registrasi? "

Bunga mengedip-ngedipkan matanya, "Tapi ..."

"Dia ingin dokter yang memiliki hubungan baik dengan Nyonya besar ini memberi tahu Nyonya besar pada waktunya, kemudian menggunakan kesempatan ini sebagai dalih untuk membahas masalah ini dengan Nyonya besar."

Celine tahu benar.

Glen adalah seorang pengusaha, bahkan seorang pengusaha yang sangat sukses, kemanapun ia pergi, ia selalu berhasil.

"Lihat saja, operasi ini, pasti aku yang harus melakukannya." Celine menutup matanya. "Dan juga, pria baik ini, dia masih harus melakukannya."

Waktu hampir menunjukkan pukul sebelas ketika Glen kembali

Dia bertanya pada Bunga yang sedang berdiri di luar, "Apakah Nyonya muda sudah tidur?"

“Ia baru saja minum obat dan sudah tidur selama setengah jam,” jawab Bunga.

Glen mendorong pintu hingga terbuka dan masuk kedalam.

Ruangan itu tidak sepenuhnya redup, lampu di dinding masih menyala, cahaya oranye lembut menyinari wajah lembut wanita itu.

Glen terlebih dahulu pergi ke ruang ganti untuk berganti pakaian, mandi di kamar mandi, kemudian menyingkapkan selimut dan masuk ke dalam.

Celine membuka matanya dan meliriknya, "Tuan, Kamu telah kembali."

"Ya."

Glen menarik Celine ke dalam pelukannya, "Mulai sekarang, Ibu tidak akan datang dan menyalahkanmu lagi, jagalah dirimu baik-baik."

…………

Celine pun "sakit" selama tiga hari, menunggu kembalinya Dokter Leon yang telah kembali ke rumah sakit.

Dia mengambil strip tes kehamilan dan mengujinya di kamar mandi, masih negatif.

Celine tiba-tiba merasa cemas.

Semakin dia ingin segera hamil untuk menyelamatkan anaknya Egy, tetapi malah menjadi semakin sulit.

Dia tidak tahu apakah ini di karenakan ia mengonsumsi pil KB atau tidak, jelas-jelas ia telah memuntahkannya.

Setelah makan pagi, Celine pun membawa Bunga untuk menemaninya pergi ke rumah sakit.

Di tengah jalan, Celine mengirim pesan ke Lisa.

Lisa mengirimkan data dokter kandungan kepadanya. Celine tiba di rumah sakit dan menghubungi nomor dokter tersebut. Tampaknya, ia adalah seorang dokter wanita yang baik hati. Sepertinya umurnya belum terlalu tua, ia mengenakan kacamata berbingkai emas.

Dia juga sangat cepat memahami situasi dan mengerti topik pembahasan ini. Saat itu juga, ia langsung mengatur jadwal operasi untuk Celine besok.

"Nona Huo, jangan khawatir, ini bukan sebuah operasi besar. Ini operasi yang sangat kecil, bahkan tidak membutuhkan waktu sampai setengah jam."

Celine menjabat kedua tangan dokter tersebut, "Terima kasih banyak."

Bunga merasa sedikit gelisah, "Nona, jika kamu seperti ini ... apakah tidak takut akan membuat Tuan marah saat kembali nanti?"

Dia tidak lupa, betapa marahnya Glen beberapa hari yang lalu.

"Kali ini, dia tidak akan mengatakan apa-apa."

Pria itu pasti diam-diam setuju dengan hal ini.

Bahkan jika dia telah mendengar hal ini, dia pasti akan pura-pura tidak tahu.

Celine keluar dari lantai departemen dokter kandungan dan langsung menuju ke departemen leukemia.

Dia ingin melihat Egy sebentar.

Lisa mengiriminya pesan kemarin.

Egy telah kembali dan mulai melanjutkan perawatannya.

Bahkan jika dia hanya melihat dari jauh, itu sudah cukup baginya.

Celine naik lift dan pergi ke ruang istirahat yang telah ia sepakati dengan Lisa.

Namun, ketika sampai, tidak hanya Lisa, Peter Zhou juga berada disana.

Peter Zhou menatap Celine, "Egy juga sangat merindukanmu."

Celine nyaris tidak bisa menahan air matanya. Dia menggigit bibirnya dengan keras. Dia mengikuti Peter Zhou dan berjalan menuju bangsal dimana sejak setahun yang lalu Dokter Leon telah membantu menyelidiki dan mengecek kamar ini.

Kamar ini membuat Celine sedikit tidak menyangka.

Kamar ini berbeda dengan kamar normal lainnya, ia terlihat seperti sebuah rumah yang hangat, pintu masuknya seperti teras, lalu ada ruang tamu dengan balkon di dalamnya, ada dua kamar di samping, dan salah satunya adalah kamar Egy.

Peter Zhou menunjuk ke salah satu kamar, "Masuklah, Egy sedang menunggumu."

Celine menutup matanya dengan erat, berusaha menahan air matanya agar tidak keluar, ia pun melangkahkan kakinya dan mendorong pintu hingga terbuka.

Belum sempat ia bereaksi, dia langsung melihat sesosok bayangan cantik yang segera mendekat

"Bibi!"

Celine menundukkan kepalanya dan melihat sosok kecil ini memeluk kedua kakinya.

Rambut Egy diikat menjadi dua kepangan, tetapi satu kepangan agak tinggi dan satunya lagi lebih rendah, terlihat sangat lucu.

Dia berjongkok, "Bagaimana kamu menyisir rambutmu, kenapa menjadi seperti ini?"

Egy sangat bangga dan membusungkan dada kecilnya, "Aku menyisirnya sendiri! Bukankah itu hebat, Bibi?"

"Hebat, Egy adalah yang terhebat!"

Egy adalah orang yang spesial dan sangat lengket dengannya, ia perlahan mendekat pada Celine, "Aku tahu, Bibi, lagi-lagi kamu menipuku, kamu pasti berpikir dalam hati, ini adalah dua kepangan yang sangat jelek, berani sekali mengatakan diriku sendiri hebat. "

Celine pun tertawa, dan mencubit ringan hidung kecil Egy, "Jadi apa yang kamu inginkan?"

“Bibi Celine bantu aku menyisir rambutku!” Egy menggandeng Celine ke sisi tempat tidur, memintanya untuk duduk, lalu dengan patuh ia memindahkan sebuah bangku kecil, dan duduk di depan Celine.

Celine sudah sangat lama sekali tidak menyisir rambut Egy.

Dia ingat, terakhir kali dia menyisir rambut putrinya, saat dia masih di penjara, dia memohon pada kepala penjara. Ketika ulang tahun Egy yang ke dua, secara khusus membiarkannya keluar sekali saja.

Rambut Egy sangatlah lembut, tidak sepenuhnya berwarna hitam, ada sedikit warna kuning kepirangan.

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu