Antara Dendam Dan Cinta - Bab 158 Apakah Kamu Bersedia Menikah Denganku?

Di luar rumah, dia melihat Seno sedang berbicara dengan dua orang pengawal.

Celine berjalan mendekat, lalu memanggilnya: “Kak Seno.”

Seno berbincang dengan dua orang pengawal tersebut: “Kalau begitu lakukan sesuai apa yang aku suruh, pergilah.”

“Iya.” jawab Seno.

Seno baru mendekati Celine setelah dua orang pengawal itu pergi.

Celine memiringkan kepala sambil menanyakan pada Seno mengenai hal yang membuat Celine ragu: “Kak Seno, apakah terjadi masalah besar disini? aku melihat banyak pengawal?”

Seno menengok ke kanan dan kiri, lalu menjawab pertanyaan Celine, “Nyonya muda memerintahkan kami untuk menangkap penjahat.”

Celine terkejut membelalakkan matanya, “Apa? penjahat?”

Seno menyuruh Celine diam sejenak, “Jangan bicara, Nyonya muda memerintahkan kami untuk merahasiakannya, tidak boleh terdengar oleh orang luar.”

Celine langsung menganggukkan kepala, menutup mulutnya, suaranya meredam, “Aku tidak akan membocorkannya kepada orang luar.”

Dia membalikkan badan lalu kembali ke kamar.

Awalnya Celine sedang memikirkan sebuah kesempatan agar bisa bermesraan dengan Glen, kalau begini artinya kesempatan telah datang.

Pada malam hari Celine tidak keluar.

Seno dan beberapa pengawal yang sudah dipersiapkan sebelumnya telah berjaga semalaman di luar rumah, juga tidak menemukan petunjuk apapun.

Tidak hanya berjaga 1 hari, bahkan 3 hari berturut-turut pun tetap tidak menemukan petunjuk apapun.

Seno melapor kepada Chatrine, “Nyonya muda, sungguh tidak ada, aku sudah mengatur semua perangkap, seekor lalat pun tidak akan bisa lolos dari perangkap itu.”

“Bagaimana mungkin?!” tanya Chatrine heran.

Dua hari ini karena Chatrine mimpi buruk dan terkejut tiba-tiba menemukan jejak orang itu, tidurpun tidak nyenyak, lalu dia pergi ke gedung utama menemui Glen dan menceritakan keluhannya bahwa dia tidak bisa tidur sendiri di kamarnya, Glen malah mencaci-maki dia dan menyuruhnya kembali ke kamarnya.

“Semuanya didalam rumah yang sama, bodoh apa? masih takut? malah lebih berani Arthur!”

Chatrine awalnya ingin bersikap manja padanya, tetapi malah dimarahi Glen, malamnya Chatrine menjadi semakin tidak bisa tidur.

Seno dengan berhati-hati bertanya: “Nyonya, apakah karena anda mimpi buruk……tidak terlalu melihat jelas?”

“Tidak mungkin!”Chatrine menyangkal, “Aku sangat jelas melihatnya 2 kali! bayangan itu tersandung di lantai dan hampir terjatuh!” Chatrine mengerutkan alis melihat Seno, “Orang yang kamu suruh untuk mengawasi masalah ini pasti orang yang bisa dipercaya kan?”

“Betul, sangat bisa dipercaya.

“Kalau begitu tidak ada yang membocorkan rahasia ini…..”ucap Chatrine dengan ragu, lalu dia menuangkan teh sambil mengomel.

Tiba-tiba muncul bayangan seseorang dari dalam otak Seno.

Masalah ini, sebenarnya pengawal yang dia suruh semuanya adalah pengawal yang handal dan mematikan, hanya 1 orang yang bukan.

Dia memberitahu Celine.

Chatrine tidak memperhatikan pandangan Seno yang sedikit kendur, lalu dia memerintahkan Seno: “Lanjutkan pengawasan, aku tidak percaya, penjahat ini harus ditangkap agar tidak bisa keluar lagi!”

……………………

Celine benar-benar sanggup menahan.

Yang tidak sanggup menahan adalah Glen.

Tetapi akhir-akhir ini mendekati pergantian tahun, tidak hanya kakak perempuan ketiga Glen, tetapi Tuan muda kedua juga akan segera pulang dari luar negeri, semuanya semakin sibuk, jika Celine masih mendekati Glen maka akan dengan mudah diketahui oleh semua orang, Glen sesekali menghubungi Celine lewat handphone, tetapi Glen tidak menyuruhnya untuk datang.

Sampai hari ini Celine menunggu ajakan dari Calvin.

“Hari ini ada waktu kosong tidak? aku butuh bantuanmu.”

Celine buru-buru menjawabnya: “Tuan Calvin, anda tidak usah sungkan, anda begitu banyak membantuku, aku sedang memikirkan bagaimana cara membalas kebaikan anda.”

Calvin berkata: “Kalau begitu jam 2 sore aku jemput kamu.”

“Anda butuh bantuan apa? aku tidak tahu bisa membantu anda atau tidak………….”

“Bisa, masalah ini hanya kamu yang bisa membantuku.”

Setelah selesai berbicara, Calvin langsung memutuskan teleponnya.

Telinga Celine berdengung, hatinya tak berdaya.

Ternyata Calvin seseorang yang berpendirian teguh dan tegas meskipun harus menerjang badai petir sekalipun.

Celine tidak bisa menebak bantuan seperti apa yang diinginkan oleh Calvin, dengan simpelnya dia tidak mau memikirkan itu, menunggu saat waktunya tiba, dia mengganti baju lalu keluar rumah, terlihat dari kejauhan ada sebuah mobil militer yang sudah tidak asing lagi baginya sedang parkir di depan gerbang rumah.

Celine berjalan memutari bagian depan mobil itu, awalnya ingin membuka pintu depan sebelah pengemudi, tiba-tiba dia teringat Nona Wulan, dia masih salah membuka pintu mobil, lalu akhirnya dia membuka pintu belakang mobil dan duduk di jok belakang.

Celine merasa Calvin melihat dia dari kaca mobil, sambil malu-malu menjelaskan masalahnya: “Bukankah semua orang berkata bahwa seorang tentara laki-laki selalu menyisakan tempat duduk depan di sebelah pengemudi untuk pacarnya, aku masih tidak membuat orang salah paham.”

Calvin mengerutkan alis, kedua tangannya memegang kemudi mobil, pada akhirnya dia tidak bicara apapun langsung mengemudikan mobilnya.

Celine didalam hatinya sedikit lega.

Calvin mengantarnya ke rumah sakit.

Celine turun dari mobil, dia heran melihat gedung rumah sakit yang menjulang tinggi, “Tuan, ini……..”

Calvin mengunci pintu mobil, “Kita naik ke lantai atas.”

Celine tidak mengerti, “Tuan Calvin, bagian mana yang sakit?”

“Bukan aku.”

Celine: “Aku juga baik-baik saja.”

Dia tidak flu, tidak sakit dan tidak sedang hamil, datang ke rumah sakit untuk apa?

Berbunyi suara pintu lift.

Pintu lift terbuka.

Celine keluar dari dalam lift lalu mengikuti Calvin yang berbadan tinggi dan besar.

Sampai di ruang rawat VIP, Calvin menghentikan langkahnya lalu membuka pintu ruangan itu.

Celine melihat ke depan, dia melihat seseorang yang sedang terbaring di kasur.

“Nenek?!”

Pasien itu memakai alat bantu pernapasan, dia bukan orang lain bagi Celine, dia adalah Nenek Li yang secara kebetulan pernah bertemu dengan Celine.

Tidak sampai tiga bulan tidak bertemu, Nenek Li seperti kehilangan kekuatannya, memejamkan mata berbaring lemah di kasur, mulutnya sedikit terbuka, bernapas diantara lubang mulutnya, alat bantu pernapasan yang menutupi mulutnya mengeluarkan uap oksigen.

Nenek Li mendengar bunyi suara, dia menatap Celine, lalu mengulurkan tangannya yang sedang diinfus.

Calvin melangkah mendekatinya, memegang tangan Nenek Li, “Nenek, Cherry sudah datang.”

Celine mengikuti apa yang dilakukan oleh Calvin, buru-buru mendekati Nenek Li, dia menunduk, lalu memegang tangan Nenek Li, “Nenek, aku sudah datang.”

Suara Nenek Li sangat kecil, suaranya yang terputus-putus keluar dari alat bantu pernapasan itu, orang lain pun tidak bisa mendengar apa yang dia bicarakan.

Tangan Nenek Li yang satunya gemetaran melepas alat bantu pernapasan.

Celine terkejut, “Nenek, jangan!”

Dia buru-buru mendekatinya, “Nenek, anda ingin mengatakan apa?”

Nenek Li tidak bisa berkata, dia mengulurkan tangan, tangannya yang kurus keriput memegang tangan Celine, lalu tangannya yang satunya gemetar perlahan-lahan meraih tangan Calvin dan disatukan dengan tangan Celine.

Celine terkejut.

Dia barusan berpikir untuk menarik tangannya kembali, Calvin justru menahan tangannya.

Telapak tangannya yang basah mengalirkan suhu panas, hingga membuat telapak tangan Celine juga ikut basah.

Calvin menatap mata Nenek Li, tiba-tiba membelokkan badan, berlutut di hadapan Celine dan memegang tangannya, “Apakah kamu bersedia menikah denganku?”

Celine terdiam: “……………….”

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu