Antara Dendam Dan Cinta - Bab 170 Diagnosis yang dikonfrimasi

Celine menunduk.

"Aku akhir-akhir ini sering sakit perut dan ingin pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan."

"sakit? Yaudah segera pergi memeriksanya. jangan bilang sekarang tuan muda tidak ada di rumah . Aku selalu teliti menjaga yang sakit," kata Nyonya muda Chatrine. "Seno juga ingin keluar untuk membeli barang dan membiarkan dia untuk sekalian mengantar kamu. "

Seno mengendarai mobil dan membawa Celine ke rumah sakit.

Sepanjang jalan tidak ada yang dibicarakan.

Sampai pintu masuk rumah sakit, Celine membuka pintu mobil turun , Seno bertanya: "Apakah perlu saya menemani Anda?"

Celine menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu setengah jam lagi aku akan datang menjemputmu ."

Celine : "oke."

hati kedua orang ini saling mengetahui, tetapi tidak jelas.

Dokter Leon berdiri di depan pintu rumah sakit ,takutnya saat Celine datang akan dihentikan oleh penjaga keamanan yang buruk.

Dia dari jauh melihat Celine berjalan menuruni mobil keluarga Glen. Dia dengan sedikit khawatir bertanya , "Nyonya muda Chatrine memeriksa Anda?"

"Tidak ada , kakak Seno yang mengantar ku." Celine dengan tenang menjelaskannya.

Dokter Leon menaikkan alisnya, "bahkan hati Nyonya muda chatrine pun kau beli ?"

Gadis ini lebih hebat dari yang dia pikirkan.

Pertama kali pikir , Celine kurang dia bakal tidak bisa berbuat apa-apa.

Tapi gadis ini malah pelan pelan membuatnya terkejut dan kegigihannya.

Celine tidak menjawab , langsung bertanya : " apakah sudah masuk ruang kemoterapi ?"

Dokter Leon memasukkan tangan ke kantong mantel putih, "Tidak, naiklah dulu."

Saat lift perlahan-lahan naik, perasaan Celine seperti digoreng di wajan minyak, itu menyakitkan dan panik.

Dia menggosok jari-jarinya dan menusukkan kukunya di telapak tangannya untuk meringankan perasaan yang tak tertahankan ini.

Tiba-tiba, sebuah telapak tangan besar menutupi tangannya.

Celine terkejut dan menatap mata Dokter Leon yang lembut dan dalam.

Telapak tangannya yang besar diangkat kembali dari tangan Celine. "Tidak apa, kamu jangan panik."

Mungkin karena Dokter Leon adalah dokter yang bisa menenangkan, atau mungkin karena rasa telapak tangannya yang menuju ke perasaannya yang dingin, hingga pintu lift terbuka Celine baru bisa merasa lebih baik .

Ketika pintu lift terbuka, Celine bergegas keluar, "Di mana?"

" Kamu tunggu dulu !"

Dokter Leon memanggil Celine , membuka pintu kaca yang lain lalu masuk ,dan mengunci pintunya .

Dia menarik Celine masuk kekamar yang didepan , setelah membuka pintu .

Didalam adalah dinding putih polos , tirai biru , dan dua baris bangku panjang.

Dokter Leon membuka lampu di dinding. tidak tahu tombol apa yang harus ditekan. Dinding putih itu tiba-tiba menjadi aktif. Perlahan-lahan bangkit dan menunjukkan area terbuka yang besar.

Pandangan terkejut Celine pada dinding adalah mesin dan tempat tidur yang hampir sama dia lihat di ruang kemoterapi.

Dia berdiri dan bergegas kesana.

Namun, tepat di tengah-tengahnya, ada dibangun dinding yang transparan, Celine pun terhalang di tengahnya.

Dokter Leon berkata: "Ini adalah kaca satu sisi. Ini adalah ruang belajar bedah. Beberapa dokter senior yang kembali dari pelatihan asing akan belajar di sini. Saya mengutamakan membawa kunci ruang perawatan leukemia kesini. "

Dia berhenti dan melihat sebentar, "Masih ada lima menit lalu waktu perawatan Billy Mo. Kamu juga bisa melihat apakah salah mengenal orang ."

Dalam lima menit, Celine menunggu dengan tidak sabar.

"Ayo."

Dokter Leon berbisik.

Kepala Celine memandang ke atas dan memelotot, dia menggosok-gosokkan tangannya ke kaca dan memandangi pintu ruang perawatan terbuka. ada 2 orang masuk.

Itu adalah Egy!

Itu adalah putriku sendiri !

Tapi Egy adalah orang yang tidak bisa kubayangkan

Lisa memegangi tangan Egy , "Egy , apa kamu takut?"

Egy mengeleng-gelenggkan kepala , "Tidak takut , aku tau aku bisa disembuhkan , Paman Zhou , hanya perlu bekerja sama dengan dokter menyembuhkannya , aku sudah bisa mencari Bibi Celine.

Mereka sedang membicarakan apa ?!

Celine hanya bisa melihat mulut mereka berbicara , tidak mengetahui apa yang sebenarnya mereka bahas , perasaan sangat gelisah .

Pandangan serakahnya menatap Egy yang ada diluar .

Dia menjadi kurus .

Raut muka juga memucat .

Muka yang kurus dengan sepasang mata yang besar, seolah-olah mata besarnya berkurang , kurus hingga membuat Celine merasa hatinya sangat sakit.

Gadis itu sangat kuat.

Ketika Celine mencari informasi, dia mengetahui jenis penderitaan apa yang akan terjadi selama kemoterapi.

Termasuk setiap hari harus suntik infus .

semua adalah rasa sakit.

Dokter Leon menghela nafas dalam hatinya. Dia mengangkat tangannya dan menutupi mata Celine , "Jangan lihat lagi, kebelakang istirahat dulu."

Celine dengan keras kepala menarik tangan Dokter Leon ke bawah.

Air mata penuh disekitar kelopak matanya, saat mata ditutup dan dibuka, air mata pun telah menetes jatuh dari mata.

Dia mengangkat tangannya untuk menggosok matanya, karena takut kelewatan sedikit pun.

Perawatan sudah berakhir.

Ketika tubuh kecil itu turun dari tempat tidur perawatan, kaki tidak berdiri tegak dan jatuh ke tanah.

Celine mencondongkan tubuh ke depan dan membenturkan dahinya ke kaca yang hanya bisa dilihat satu sisi. Tangannya seperti gurita memanjat gelas dan menggigit bibirnya.

Lisa dengan buru-buru mengangkat bangun Egy

Tatapannya tampak seperti meminta menuju kesana, "Egy , kamu kecermin berkaca ."

Dia membawa Egy ke sisi kaca.

Egy memandang dirinya di cermin, menyisir rambutnya dengan jarinya, dan beberapa rambutnya terjepit di antara jari-jarinya.

"Bibi Perawat, kau lihat rambutku rontok lagi, akankah aku menjadi sedikit botak."

"Tidak bakal."

Egy menggelengkan kepalanya, "Aku masih harus memberi tahu Paman Mo, membelikan aku rambut palsu, jadi aku bisa pergi bertemu Bibi Celine ."

Celine dengan dekat melihat putrinya .

Tatapannya mengikuti Lisa yang membawa Egy keluar, sampai dipinggiran cermin sudah tidak bisa lagi bergerak maju. Dia baru tumbang bersujud.

Dokter Leon menekan tombol di dinding dan datang ke Celine.

Celine menangis hingga tak bersuara, berbalik dan memeluk kaki Dokter Leon.

"Aku benar-benar tidak berguna ..."

Dia adalah ibu dari Egy, tetapi sekarang dia hanya bisa menyaksikan putrinya menderita dan menderita, dan bahkan tetap tersenyum agar tidak membuatnya khawatir .

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu