Antara Dendam Dan Cinta - Bab 181 Semuanya Salahku

Masalah Celine kabur itu tersebar dengan cepat dari mulut ke mulut, bukan hanya para pembantu yang sedang makan malam saja yang tahu, bahkan seluruh Keluarga Glen semuanya tahu.

Sedangkan di ruang kamar gedung utama ada Paman Lin sedang berdiri didalam ruangan sambil menundukkan kepala, dia juga tidak berani mengeluarkan suara apapun.

Meskipun Glen terbilang seperti sedang sakit dan hanya bisa bersandar di kasur, bahkan kelihatannya tubuhnya tidak mempunyai tenaga sama sekali, tetapi tidak disangka ternyata seluruh tubuhnya bisa mengeluarkan tenaga yang begitu kuat hingga bisa menggencat tubuh renta Paman Lin yang sudah bekerja di Keluarg Glen selama 20 tahun lebih itu dan membuat hatinya merasa gelisah.

“Sebenarnya apa yang telah terjadi?” ucap Glen sambil tangannya yang satu menekan tumit Paman Lin, “Beritahu aku, jangan sampai ada satu kata pun yang terlupakan.”

Paman Lin memberitahu semua masalah yang sebenarnya beberapa hari ini terjadi secara berulang-ulang.

Tatapan mata Glen seperti memancarkan gulungan ombak hitam.

“Jadi menurutmu, Nona Muda Chatrine sudah menduga kalau dia adalah penjahatnya?”

Paman Lin tidak berani menutupinya, “Nona Muda Chatrine setengah bulan yang lalu sudah mulai menyelidiki penjahat itu, 2 hari yang lalu pada malam hari dia menangkap Cherry, Cherry juga mengakuinya, dia datang untuk kencan………”

“Kencan apa?” ucap Glen dengan intonasi dingin dan sudut matanya terdorong ke atas, bibirnya yang tipis itu mengucapkan kalimat tersebut dengan sangat dingin.

Paman Lin tahu kalau dirinya sekarang sedang diinterogasi, biarpun dia tidak bicara, para pembantu bawahannya juga pasti akan bicara, dia menggigit gigi, “Cherry berkata kalau dia datang ke gedung utama untuk mencari Tuan, Nona Muda langsung marah besar, lalu mengurungnya di ruang bawah tanah.”

Ekspresi Glen sangat terkejut.

Kalau begini, sebenarnya saat pagi hari dia pergi ke villa mencari Celine, saat itu Celine tidak ikut pergi bersama Ibu Laura membeli perlengkapan tahun baru, tetapi dia justru berada di ruang bawah tanah bersebelahan dengan dia!

Kedua tangan Glen menggenggam erat-erat, “Paman Lin, kamu sebenarnya orang kepercayaanku atau bukan, kenapa tidak bilang dari awal?!”

Paman Lin menundukkan kepala, “Ampun Tuan, masalah ini sebenarnya terjadi secara tiba-tiba, aku juga masih belum tahu harus bagaimana mengatasinya, lalu………anak itu malah tidak ada!”

Paman Lin juga selalu menjaga Celine.

Celine selalu jujur dalam mengerjakan sesuatu, sejak dulu dia tidak pernah malas-malasan, dan dia juga masih mau membantu mereka mengerjakan sesuatu, Ibu Laura dan Paman Lin semuanya sangat menyukai Celine.

Glen melambaikan tangan, “Baiklah, kamu keluar saja dulu.”

Paman Lin pergi sambil membungkukkan badan memberi hormat, lalu dia menutup pintu.

Glen bersandar di bagian atas kasur, dia menekan alisnya beradu dengan matanya, didalam pikirannya terbayang sosok Celine yang begitu memikat saat berada di bawah dia.

Dia teringat akan sikap Celine yang aneh pada malam terakhir itu, dia begitu sepenuh hati dan sekuat tenaga bermadu dengan Glen, tatapannya saat akan pergi meninggalkan Glen seperti orang yang sedang jatuh cinta dan tak rela pergi…………

Tangan Glen mengepal dipan kasur dengan keras.

Celine sudah tahu sejak awal kalau Chatrine akan mengambil tindakan!

Dia menjadikan malam itu sebagai malam terakhir bersama Glen!

Glen seharusnya bisa menduganya sejak awal!

Glen buru-buru membuka selimut dan turun dari kasur.

Celine ingin lari, ingin kabur, juga harus melihat Glen bersedia atau tidak!

Pintunya 2x diketuk dari luar, Glen sedang mengganti baju, “Siapa?”

Dari luar terdengar suara Melly: “Ini aku.”

Beberapa detik kemudian, pintu pun dibuka dari luar.

Melly sekalinya masuk langsung melihat Glen sedang berdiri di samping kasur, dia terkejut seperti melihat hantu, dia mengecilkan suaranya lalu menarik Glen, “Kamu ini sedang apa?! kakimu masih belum sembuh!”

Tante Selvie dengan jeli dan cekatan langsung menutup pintu kamar, dia mengantisipasi kejadian itu dilihat oleh para pembantu yang sedang berlalu-lalang.

“Ibu, kakiku sudah sembuh,”ucap Glen sambil melepaskan genggaman tangan Melly, “Luka pada punggungku juga sudah sembuh, aku sudah bisa berjalan.”

“Kamu bicara sembarangan! masih ada satu minggu lagi untuk merayakan tahun baru, kamu sudah menahannya satu bulan lebih, sekarang sudah tiba waktunya, apa kamu mau menyerah begitu saja?”

Glen sudah tidak tahan sampai diambang batas, dia mencubit alisnya, “Ibu, biarpun aku berpura-pura sakit, apa kamu tidak melihat Ayah sangat khawatir terhadapku? biarpun aku tinggal di gedung utama, tinggal di kamar ini, aku bisa merubah apa?”

“Kamu bagaimana mungkin tidak bisa merubah apapun?” ucap Melly sambil menyuruhnya berdiri, “Kamu tinggal di gedung utama, ini adalah sebuah kehormatan, para tamu terhormat yang hadir ikut merayakan tahun baru itu akan memandang kita lebih tinggi!”

“Dipandang lebih tinggi memang kenapa, apakah pandangan orang lain begitu penting?”

“Apa mungkin kamu menginginkan keluargamu ini cepat mati?” ucap Melly sambil menunjuk ke arah luar pintu, “Kalau begitu pergilah, pergilah sekarang juga! membuat Fera si wanita murahan itu menertawakan kita berdua!”

Glen menutup mata, dia tidak lagi bergerak.

“Kakak kedua sebentar lagi pulang dari luar negeri, Glen, kamu seharusnya bisa mempertimbangkan dengan jelas mana yang penting dan mana yang tidak.” ucap Melly sambil memegang bahu Glen dan membujuknya dengan sabar, “Masalah pembantu wanita itu, aku juga sudah mendengarnya.”

Barulah Glen membuka matanya lebar-lebar.

Melly menghempaskan napas, “Barusan Chatrine memberitahuku, dia juga tidak mudah, awalnya masalah tengah malam melakukan seks juga adalah hal yang biasa, tetapi kalau tidak memberi hukuman padanya, bisa jadi semua para pembantu meniru sikap dia nanti bagaimana?”

Dia berbicara sambil melambaikan tangan ke arah Tante Selvie, “Panggil dia masuk, Nona Muda itu sedang berdiri di luar sambil menangis dan tidak mau bicara.”

Tante Selvie langsung mengerti maksudnya, lalu membawanya sampai depan pintu dan membuka pintu itu.

Chatrine menundukkan kepala sambil berjalan masuk dengan matanya merah.

Saat dia baru masuk, dia langsung berlutut di kaki Glen sambil menangis dengan keras: “Glen, aku awalnya hanya ingin memberinya sedikit pelajaran dan mengurungnya, siapa yang tahu kalau dia dengan kemauannya sendiri ternyata melompat ke bawah!”

“Mengurungnya?” ucap Glen terkejut sambil balik tanya.

Chatrine dengan matanya yang merah itu menganggukkan kepala, memegang erat-erat sudut baju Glen, “Aku juga tidak bisa menduganya, dia ternyata bisa kabur? awalnya aku sudah memikirkan matang-matang, kamu suka dia dan dia juga hanya seorang pembantu, jika kamu ingin membuatnya tetap tinggal di sisimu juga boleh, menjadikannya seorang kekasih juga boleh, dia adalah orang kepercayaanku yang aku pilih dan aku latih, aku juga lega jika memberikannya untukmu, siapa tahu………..”

Dia tiba-tiba menangis dengan keras, “Semuanya salahku, kamu marahi aku saja, kamu pukul aku saja! semuanya salahku! membuatnya menghilang!”

Chatrine memegang tangan Glen dan meletakkannya di badannya untuk memukulnya, air matanya berjatuhan ke bawah, kelihatannya dia tidak sedang berpura-pura.

Glen didalam hatinya tersenyum sinis.

“Apa benar-benar begitu?”

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu