Antara Dendam Dan Cinta - Bab 40 Kacau (2)

Celine menundukkan kepala, “Saya, saya dari tempat Dokter Leon.”

Chatrine mendengus, “Tahu bahwa kamu ini murahan, yang kamu pikirkan hanyalah hal-hal kotor, tuan sedang dalam masalah, dan kamu seenaknya keluar?”

Hatinya sedikit tertekan, tiada tempat untuk mencurahkan isi hati, bertepatan Celine langsung menghantamnya.

Dia baru saja ingin memarahinya lagi, ponselnya mendadak berdering.

Chatrine bergegas mengangkat telepon.

Pengurus Rumah Lin yang meneleponnya, “Apa! Masuk ruang operasi? Saya……saya sudah di jalan! Akan segera tiba!”

Chatrine bergegas memutuskan telepon, menarik Seno: “Cepat ke rumah sakit, tuan sudah berada di rumah sakit!”

Dia menyepak Celine yang menghalanginya, “Jangan menghalangi jalan!”

Sebelum Chatrine menendangnya, tubuh Celine telah jatuh ke samping, pura-pura seperti telah ditendang, ia marah namun tak bisa berbuat apa-apa.

Sekarang Chatrine juga tidak berpikir banyak untuk mengurus pembantunya, bergegas keluar.

Celine menunggu hingga Chatrine telah pergi, baru menahan genggaman tangga dan bangkit berdiri.

Dia pergi mencari peralatan menyapu, membersihkan kekacauan yang ada di ruang makan terlebih dahulu, lalu naik ke atas, memasuki ruang buku.

Di dalam ruang buku ada asap yang tebal.

Sekilas Celine melihat ada debu rokok di atas meja.

Sekotak rokok itu telah dihisap habis, hanya menyisakan setengah rokok yang tengah berasap di samping.

Celine pergi membuka jendela agar udara bisa keluar masuk, saat berpura-pura merapikan meja baca Glen, ia membersihkan debu rokok dengan bersih, rokok yang tinggal setengah dan kotak rokok yang kosong itu dimasukkan ke dalam plastik sampah.

Dia turun ke bawah, membuang sampah ke luar.

Sekarang telah pukul 6 malam.

Mobil sampah biasanya malam jam 11 atau jam 5 subuh datang untuk bersih-bersih, sampah-sampah ini akan segera diankgkut mobil sampah untuk sampai ke tempat pembuangan, takkan pernah dijumpai lagi.

Celine duduk sambil memeluk sepasang kakinya di tangga, melihat bayangan hitam di depan.

Dia telah mencapai tujuannya sendiri.

Glen akan segera mati.

Anggap tidak mati, dia juga akan menjadi manusia tumbuhan, membuatnya lumpuh.

Dia akhirnya telah balas dendam.

Namun, batu yang berada di dalam hatinya, sama sekali tak bisa dipindahkan, semakin menekannya hingga terengah-engah.

Celine memegang dadanya, ia mengigit bagian bawah bibirnya.

Malam yang gelap seperti ini, suara isak tangis yang kecil pun dapat terdengar jelas.

Celine mendengar suara isak tangis.

Suara itu sangat dekat dengannya.

Dia mendadak melihat ke arah sumber suara.

Di samping, ada bayangan kecil.

Celine berjalan ke arahnya, “Siapa disana?”

Ia melihat seorang anak kecil yang meringkuk di sudut.

“Tuan muda, kenapa kamu bisa berada di sini?”

Arthur gemetaran, dia sedang bersandar, kepalanya diangkat dan melihat Celine, matanya penuh akan ketakutan.

Celine seketika ikut sedih.

Penyakit Glen kambuh, semuanya heboh, Chatrine bukanlah seorang ibu yang berkualifikasi, hanya memperdulikan diri sendiri, mana ada waktu untuk memperdulikan anak kecil ini.

Celine menariknya, “Kamu terkejut ya?”

Dia menarik Arthur hingga ke ruang depan.

Udara di luar sudah sangat dingin, Celine sendiri sudah kedinginan, namun tangan anak ini malah lebih dingin daripada dirinya.

Celine membawa Arthur hingga ke ruang tamu, mencari alat penghangat dan menaruh ditangannya, “Kamu terkejut ya? Tidak usah takut, takkan ada apa-apa.”

Arthur menggenggam alat penghangat itu dengan kedua tangannya, wajahnya kelihatan sudah sedikit rileks, namun matanya masih lembam.

Celine merasa sikap anak ini tidak bisa dibiarkan.

Namun di rumah ini tak ada orang yang bisa menjaganya.

Lalu Celine mendapat ide, dia membawa Arthur naik ke atas, mencari buku cerita di kamar anak-anak, “Bagaimana kalau saya bercerita untukmu?”

Arthur menganggukkan kepala.

Celine membuka buku cerita, menceritakan kisah tentang “Tiga Ekor Babi Kecil”.

“Dulu, hiduplah tiga ekor babi kecil di sebuah pedesaan, suatu hari, ibu babi berkata kepada ketiga anaknya: Kalian semua sudah besar, sudah seharusnya pergi membangun rumah kalian sendiri.”

Pandangan mata Arthur yang awalnya tidak bergerak, baru pelan-pelan berubah, memutarkan kepalanya dan melihatCeline.

“……Tak lama kemudian, ada seekor serigala liar yang kelaparan tiba di depan pintu rumahnya, seringala liar itu mengetuk pintu dan berkata: ‘Babi kecil, cepat bukakan pintu dan biarkan saya masuk.’”

Celine sengaja membuat suaranya kasar, meniru suara serigala itu dengan sangat baik: “Dengan marah serigala itu berkata: ‘Huh! Hanya dengan meniupnya saja, saya bisa meruntuhkan rumahmu!’”

Arthur sedikit tenang, melihat ekspresi mata Celine juga telah berubah.

Celine berhasil menarik pemikiran Arthur

Dia membacakan tiga cerita kepada Arthur, melihat anak ini yang telah menguap terus menerus, lalu ia menutup lampu dan membiarkannya tidur.

Di tengan kegelapan, ia melihat wajah Arthur yang kecil, hatinya ada area yang paling lembut seperti telah dicungkil sebentar.

Dia teringat akan Egy.

Dia sedang menenangkan putra Glen, namun siapa yang menenangkan putrinya sendiri?

Celine bangkit dan keluar, menutup pintu.

Mengenai anak yang baru berumur dua tahun ini, dia selalu tidak tenang.

Kebencian sama sekali tidak berasal dari Glen, melalui hubungan darah ke generasi selanjutnya, sebaliknya, dia merasa jika anak ini kehilangan ayahnya……

Tetap merupakan kesalahannya.

Mata Celine kembali tegas.

Pelaku atas semua kesalahan ini adalah Glen, semuanya adalah salahnya, tentunya ia harus menanggung akibatnya.

Malam pelan-pelan berlalu, fajar pun muncul di langit.

Celine bangkit dan berjalan keluar, menatap ke arah langit dan tampak seperti ada kabut, sinar mentari menyinari.

Glen sudah mati, dia akan segera bertemu dengan Egy.

Wajah Celine tampak ekspresi senyum, tiga tahun ini, sebagai tambahan melihat bayi mungil yang lucu di inkubator, dia tersenyum untuk kedua kalinya.

Dari jauh, Leon melihat Celine tersenyum seperti itu.

Langkahan kakinya berhenti, tanpa diduga ia kebingungan. Merasa sikapnya ini aneh.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu