Antara Dendam Dan Cinta - Bab 462 Janin Usia 7 Bulan Yang Sudah Mati

Otak Celine Ning meledak dalam sekejap.

Anakku?

Celine Ning menatap Claire dengan wajah pucat, "Claire, apa yang kamu katakan?"

Tidak ada perubahan pada ekspresi Claire, dia masih merajut sweater.

"Claire, apakah kamu pernah memiliki anak?"

Ketika dia mendengar kata anak, Claire baru tampak tiba-tiba merespons, dia bergumam: "Anakku, anakku ..."

Claire melihat dari wajah Celine Ning ke perutnya.

Perutnya menonjol.

Bola mata Claire bergerak dua kali, "Anakku, anakku, anakku ..."

Dia tampak sedikit gila, dia mengulangi kata itu terus-menerus di mulutnya.

Bunga sangat cemas, dia merasa wanita ini sedikit memberikan pertanda penyakitnya mulai kambuh.

Pada saat ini, Claire tiba-tiba berdiri dan langsung bergegas maju menuju Celine Ning.

Untungnya, Bunga sudah memiliki persiapan, "Nona! Hati-hati!"

Dia langsung berdiri di depan Celine Ning dan mendorong Claire hingga terjatuh ke lantai.

Sweter di tangan Claire terjatuh ke sisi lain, tatapan matanya tiba-tiba menjadi paranoid, "Anakku, anakku! Dasar wanita jahat! Kamu kembalikan anakku! Kamu kembalikan anakku!"

Kebisingan di bangsal tiba-tiba mengejutkan perawat di luar.

Bunga memegang Celine Ning yang berperut besar, dan keluar dari pintu, perawat bergegas masuk dan menekan wanita yang sedang berjuang melepaskan diri di tempat tidur, tali kulit di tangannya mengikat tangan dan kaki wanita itu.

Seorang dokter mengeluarkan jarum suntik dan mendorong cairan dari dalam ke luar, detik berikutnya, jarum itu ditusukkan ke lengan Claire yang sedang berjuang melepaskan diri di tempat tidur.

Wanita itu akhirnya perlahan-lahan menjadi tenang dengan kecepatan yang terlihat oleh mata telanjang.

Namun, bibir pucat dan keringnya masih mengatakan kata: Anakku.

Celine Ning merasa sangat terkejut, dia berdiri di koridor.

Perawat itu keluar dari bangsal dan menutup pintu terlebih dahulu, "Bagaimana kamu merangsangnya? Selama setahun terakhir, kondisinya sudah stabil."

Celine Ning berkata: "Dia mengatakan kata anakku."

Perawat itu melihat ke perut Celine Ning.

"Aku mengerti, kamu adalah wanita hamil, ia seharusnya teringat akan dirinya ketika dia melihatmu."

"Dia pernah hamil?"

"Aku dengar-dengar iya," Perawat itu berkata, "Alasan dia menjadi gila, itu karena saat usia kehamilannya 7 bulan, dia melahirkan janin yang sudah mati, ketika dia diantarkan ke sini, dia terus merajut sweater untuk putranya ... Mengapa kamu temannya ini tidak tahu akan hal ini? "

Celine Ning berdiri diam di tempat, dan tidak bergerak sedikit pun.

Claire pernah hamil, dan ... anaknya sudah tiada.

Celine Ning melihat ke dalam dari jendela di bangsal.

Pada saat ini, Claire sedang berbaring diam di tempat tidur, dia sudah kehilangan seluruh kekuatannya, tetapi kedua matanya masih melihat ke langit-langit dengan melamun.

Hati Celine Ning terasa sakit.

Saat ini, Celine Ning memikirkan satu kemungkinan lain.

Tadi, ketika penyakit Claire tiba-tiba kambuh, dia mengatakan wanita jahat mencelakai anaknya.

Claire selalu merawat Egy.

Sejak Egy dirawat di rumah sakit tahun lalu, Claire tidak pernah muncul.

Celine Ning tiba-tiba merasa bahwa situasi Claire saat ini seharusnya berkaitan dengan Denis Yu dan Felicia.

Dia menyipitkan matanya, dan berpikir dalam hatinya, dia harus mencari tahu kebenaran hal ini!

Dia akan membantu Claire membalaskan dendamnya.

Setelah keluar dari rumah sakit jiwa, matahari di luar sangat bagus, dan menyinari wajah Celine Ning.

Namun, Claire hanya bisa berada di ruangan seperti itu, dia kesepian, dan tidak bisa melihat matahari.

Celine Ning berjalan maju ke depan, karena dia sedang menundukkan kepalanya, memikirkan suatu hal, dan sedikit melamun, jadi dia tidak memperhatikan ada sesosok orang berjalan keluar.

Bunga menyadarinya terlebiih dahulu.

Bunga menarik-narik lengan Celine Ning, "Nona, lihat."

Celine Ning melihat ke arah jari Bunga.

Yang berdiri di sebelah mobil di depan bukan orang lain, dia adalah Seno.

Seno mengenakan pakaian kasual hitam dengan tangan di masukkan ke saku.

Bunga sedikit khawatir, "Apakah kita perlu pergi ke sana? Dia pasti diutus oleh Nyonya muda Chatrine."

Celine Ning juga sudah menebaknya.

Awalnya, dia naik taksi tujuannya agar tidak ketahuan, tetapi siapa sangka Chatrine mengetahuinya.

Dia langsung berjalan ke sana, "Kak Seno."

Seno membuka pintu belakang mobil, "Masuk ke mobil dulu."

Celine Ning membungkuk dan masuk ke mobil, lalu Seno masuk ke posisi pengemudi di depan.

Seno mengendarai mobil ke restoran terdekat, lalu masuk, memesan sebuah ruangan dan memesan beberapa hidangan.

Bunga berjaga di luar ruangan.

Seno menuangkan air untuk Celine Ning dan langsung berkata: "Nyonya muda Chatrine memintaku untuk mengikutimu, dia tahu kamu naik taksi keluar."

"Aku sudah menebaknya, jadi sekarang?"

Seno berkata: "Saat aku kembali, aku akan mengatakan aku kehilangan jejak."

Celine Ning menggelengkan kepalanya, "Tidak, jika kamu berkata demikian, itu pasti akan membuatnya curiga, kamu sekarang masih tidak bisa membuatnya meragukanmu."

"Jadi apa yang harus aku katakan?"

"Katakan saja yang sejujurnya." Celine Ning berkata, "Katakan padanya apa yang terjadi di rumah sakit jiwa hari ini saat kamu mengikutiku."

"Tetapi bagitu dia mengetahuinya, dia pasti akan menyelidikinya."

"Aku tahu, aku malah inginkan dia menyelidikinya."

Celine Ning menundukkan kepalanya dan menggosok cangkir teh di tangannya dengan jarinya.

Dia tidak memiliki kekuatan yang cukup sekarang, jika dia ingin menyelidiki Denis Yu, Claire dan Felicia, dia pasti tidak dapat melakukannya.

Namun, jika orang ini digantikan oleh Chatrine, itu akan sangat berbeda.

Chatrine bisa meminjam kekuatan keluarganya, dan dia pasti bisa dengan sangat mudah mengetahui kebenaran yang terjadi tahun itu.

Yang dibutuhkan Celine Ning adalah sebuah pisau.

Seno menatap ekspresi Celine Ning, dia tahu bahwa dia pasti sudah memiliki rencana di dalam hatinya.

"Oke, aku akan memberitahu masalah ini dengan sejujurnya padanya."

Pintu dibuka dari luar, dan pelayan datang untuk menyajikan makanan.

Setelah beberapa hidangan disajikan, Celine Ning berkata: "Ayo makan, kebetulan sudah siang, jadi karena sudah makan di luar, saat pulang tidak perlu makan lagi."

Pertama-tama dia mengambil sumpit dan memakan rebung yang segar.

Seno terdiam selama beberapa detik, kemudian dia mengambil sumpitnya dan makan dengan perlahan.

"Kamu ... apakah kamu tidak ingin menanyakan hal yang lain kepadaku?"

Celine Ning menelan apa yang ada di mulutnya, kemudian mengangkat kepalanya dengan sedikit ragu, "Apa yang perlu aku tanyakan padamu?"

"Menanyakan masalah sarang burung walet waktu itu."

Karena Seno memberi isyarat kepadanya Celine Ning, jadi dia tidak memakan sarang burung walet itu, sehingga membuat Chatrine mengambil kesempatan untuk melakukan begitu banyak hal.

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu