Antara Dendam Dan Cinta - Bab 172 Melahirkan Seorang Anak Lagi

Celine mengurung di kamar seharian.

Dia duduk melingkarkan badannya di kasur, tidak bicara, tidak makan juga tidak minum, pun tidak tidur, kedua matanya terbuka lebar melihat papan kasur.

Laura kesal, “sungguh kejam! kamu disini dengan santainya berbaring di kasur, pekerjaanmu semuanya kami yang lakukan.”

Hingga tiba waktu makan malam, Celine baru bangun membuka selimut, lalu pergi ke dapur untuk makan malam.

Laura semakin kesal.

“Kamu sebenarnya sakit tidak sih! saat waktunya bekerja kamu malah malas-malasan sampai berpura-pura sakit, saat waktunya makan malah bangun untuk makan.”

Celine berbicara tanpa menatap Laura sedikit pun: “Pekerjaan besok semuanya aku yang lakukan.”

Laura sekalinya mendengar perkataan Celine barusan, dia langsung bicara, “Ini kamu sendiri yang bilang ya!”

“Iya.” ucap Celine

Celine seketika itu juga menyetujuinya.

Karena dia tahu.

Besok, Chatrine tidak akan dengan mudah membiarkan Celine untuk tetap tinggal di rumah Glen.

Dia sudah mengambil keputusan.

Makan malam hari ini ada steak, karena sebentar lagi akan menyambut tahun baru sehingga menambahkan beberapa menu makanan yang sedikit mewah.

Saat semua pembantu berkumpul makan di dapur, tiba-tiba terdengar suara bel, bel pintu luar berbunyi, lalu terdengar suara Chatrine berteriak menyuruh membukakan pintu.

Saat ini Glen tidak berada di rumah, sikapnya yang berpura-pura baik berubah kembali ke sikap aslinya.

“Dasar nenek bau tanah!!” hentaknya

Chatrine menghentakkan sepatu heels-nya ke pintu, dia sangat marah hingga menghancurkan barang-barang yang ada di kamar.

Baik buruknya Chatrine tetap saja dia adalah anak kesayangan keluarga Chatrine, dia sudah tinggal di rumah Glen selama 1 tahun sejak dia menikah dengan Glen, tidak disangka, apakah ini alasan dia?

Glen sekalipun tidak pernah menyentuhnya!

Lagi pula, Glen setahun ini, setengah badannya lumpuh, sekarang dia tinggal di gedung utama selama 2 bulan untuk mengobati sakitnya, lalu bagaimana mungkin Chatrine bisa hamil?

Siapa tahu, Melly si nenek bau tanah itu ternyata menyuruhnya melakukan pemeriksaan ginekologi (penyakit pada wanita)!

Memeriksa dia apakah selang beberapa waktu ini dia mempunyai penyakit ginekologi!

Apalagi rahasia dia tidak pernah melakukan hubungan intim dengan Glen tidak boleh terbongkar, jika itu benar terjadi, maka Chatrine tidak punya muka untuk menghadapinya!

Chatrine semakin marah memikirkan hal itu, dia melempar lampu tidur yang berada di sebelah kasur hingga lampu itu terbanting ke lantai dan serpihannya berserakan di lantai, kamarpun menjadi sangat berantakan.

Seno berdiri di depan pintu, menunggu hingga Chatrine selesai melampiaskan amarahnya, lalu dia baru masuk, “Nyonya Muda.”

Chatrine masih marah hingga dadanya terlihat kembang kempis, dia membuka jaketnya, lalu berjalan ke kamar mandi, “Aku ingin berendam dulu, kamu panggil pembantu untuk membereskan kamar ini.”

Celine melihat Seno, dia buru-buru membereskan alat makannya dan segera mencucinya, lalu mengikuti Seno pergi keluar.

“Kak Seno, tadi itu terjadi masalah apa?”

Seno menyuruh seorang pembantu membereskan kamar atas, lalu berkata kepada Celine: “Nyonya Besar menyuruh Nyonya Muda pergi ke rumah sakit, saat tiba di kamar dia langsung marah besar.”

Pergi ke rumah sakit?

Celine sedikit heran.

Pergi ke rumah sakit periksa apa? apa mungkin Chatrine mengidap penyakit?

“Kak Seno, kamu………”

“Cherry ada tidak?”

Tiba-tiba dari luar terdengar suara, Celine yang sedang berbicara tiba-tiba terdiam.

Seorang anak ABG labil berdiri di depan pintu melihat suasana sekitarnya, dia memakai kaca mata hitam menengok ke kanan dan kiri, lalu menatap Seno dan Celine.

Celine mengedipkan mata, “Marline?”

Marline tersenyum, “Nyonya Besar menyuruhmu pergi ke gedung utama.”

Celine seketika itu menjawab Oh, “Aku pakai jaket dulu.”

Celine mengganti baju lalu mengikuti Marline pergi, Marline berjalan sambil mengedipkan mata ke arah Celine.

“Apakah Seno sedang mengejarmu?”

Celine seketika terhenti, “Jangan sembarangan bicara!”

“Tidak sedang mengejarmu?”

“Tentu saja tidak! kamu jangan sembarangan bicara, ini bisa membuat orang salah paham mendengarnya.” Celine berbicara sambil menundukkan kepala.

Marline menggaruk kepala, “Kamu tidak usah malu, aku tutup rapat-rapat mulutku, sebenarnya Seno orangnya sangat susah diajak ngobrol, dia ramah hanya dengan kamu satu-satunya, dia pasti ada rasa terhadapmu.”

Celine tertawa terpaksa, “Lalu disini ada yang baik terhadap kamu tidak?”

“Aku?” ucap Marline sambil menunjuk hidungnya, “Tidak ada, aku hanya sebuah alang-alang yang tidak dilihat oleh orang, aku sekarang tidak mau pacaran, aku hanya ingin mencari uang yang banyak.”

“Di pikiranmu yang ada hanya uang.” ucap Celine sambil mengetuk kepala Marline.

Dua orang itu tiba di gedung utama, Tante Selvie sudah menunggu mereka di depan pintu.

“Marline, pergi ke dapur selesaikan pekerjaanmu.”

Setelah Marline pergi, Tante Selvie melirik Celine, “Kamu ikut denganku.”

Celine melirik ke arah tangga, dengan pelan bertanya pada Tante Selvie, “Tuan Glen sekarang kondisinya bagaimana?”

Tante Selvie menghentikan langkahnya, tatapannya sinis melihat Celine, “Tuan Glen kondisinya mau seperti apapun, tidak akan mungkin sampai menanyakannya kepada seorang pembantu sepertimu.”

Celine menundukkan kepala: “Benar, aku terlalu banyak bicara.”

Hatinya sudah bisa menebaknya.

Kali ini pertama kali dia dipanggil ke gedung utama, dan dipanggil langsung oleh Melly,Glen pun tidak tahu, bahkan Ayah Glen juga tidak tahu.

Lalu untuk apa Melly memanggil Celine datang menemuinya?

Celine dibawa kedalam ruang tamu di lantai 1.

Celine masuk ke ruang tamu, “Nyonya Besar” sapa Celine

Melly duduk di sofa, punggungnya sangat tegak, tangannya memegang segelas teh, lalu meletakkan gelas itu di atas meja, tiba-tiba dia berdiri, lalu berjalan mendekati Celine.

“Urusan yang diserahkan ke kamu, sekarang bagaimana kelanjutannya?”

Hatinya tercengang heran.

Urusan apa?

Dia teringat sebotol obat beberapa bulan yang lalu.

Dia memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu.

“Nyonya, urusan apa yang anda maksud?”

Celine baru selesai bicara, tiba-tiba Melly menampar wajahnya.

Terdengar suara tamparan, telinga Celine berdengung, tubuhnya sempoyongan sampai mundur ke belakang, lalu dia menutupi wajahnya, rongga mulutnya merasakan ada darah yang mengalir, pasti bagian tepi bibirnya sobek karena ditampar Melly.

Melly dengan sangat angkuh melihat dia: “Masih berani bermain-main denganku disini, kamu tidak bisa pikir seberapa besar kamu!”

Celine buru-buru berdiri, “Ampun Nyonya, aku benar-benar………….”

“Benar-benar lupa?” Tanya Melly dengan sinis, hasil check-up yang dipegang Melly dijatuhkan ke wajah Celine, “Jangan berpura-pura bodoh denganku, pembantu didalam rumah Glen tidak ada yang sepintar kamu! aku tidak percaya, entah seperti apa asal-usul kamu.”

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu