Antara Dendam Dan Cinta - Bab 404 Mengapa Tidak Didiskusikan Denganku?

Tidak ada seorang pun yang sembarangan muncul di lantai ruangan bangsal Egy lagi.

Lisa mencari kesempatan dan pergi ke kamar mayat untuk mencari Arthur.

"Arthur?"

Lisa berkata dengan pelan, tetapi tidak ada yang menjawabnya.

Apakah di sudah ketahuan?

Lisa berjalan menuju bagian dalam.

Dia menyadari di kamar mayat dengan seperti ada lapisan cahaya dingin di atas kepala, bocah yang baru berusia 5-6 tahun tinggal di dalamnya selama hampir seharian, ia pasti akan sangat ketakutan, jika dia tidak tahan lalu berlari keluar itu juga bukan tidak mungkin.

Ketika dia hendak berbalik, tiba-tiba, kain putih dari kamar mayat di ujung kanan tiba-tiba bergerak.

Lisa terkejut, pada saat ini jantungnya hampir melompat keluar dari tenggorokannya.

Ini……

Apakah mayat hidup?

Dia sudah bekerja di rumah sakit untuk waktu yang lama, dia sudah terbiasa dengan hidup dan mati, tentu saja, dia juga percaya takhayul.

Dia percaya pada reinkarnasi, dan percaya juga akan hal membangkitkan orang mati.

Pada saat itu, kain putih terangkat, dan memperlihatkan wajah putih kecil.

"Arthur ?!"

Ketika Lisa melihat kepala kecil Arthur, dia terkejut hingga tidak bisa berbicara.

Suara Arthur sedikit lemah, "Apakah kamu datang menjemputku?"

Lisa mengangguk.

Arthur membuka kain putih dan melompat dari tempat tidur kamar mayat.

"Kalau begitu ayo kita pergi."

Arthur tidak menghiraukan Lisa, dia sudah berjalan maju sendiri.

Lisa membeku selama beberapa detik, kemudian dia mengikutinya.

Dia mengulurkan tangan dan meraih tangan Arthur.

Tangan Arthur terasa dingin seolah-olah seperti es.

Pada saat ini, Lisa juga merasa bahwa Arthur adalah anak kecil yang normal.

Kalau tidak, bagaimana mungkin anak berusia 5-6 tahun tinggal di kamar mayat untuk seharian seperti itu, dia bahkan berbaring di ranjang kamar mayat dengan mayat-mayat lain di sebelahnya, dan bahkan menutupinya dengan kain putih untuk menghindari penelusuran orang-orang itu? .

Berapa banyak hal yang sebenarnya dialami anak kecil ini hingga ia tidak takut akan hal-hal seperti kamar mayat!

Lisa benar-benar sangat terkejut.

Awalnya dia pikir anak-anak yang dilahirkan di keluarga kaya semua dilahirkan dengan memiliki nilai yang tinggi, dan mereka adalah anak-anak yang dimanjakan.

Dia memegang erat tangan kecil Arthur, "Jangan khawatir, kamu dan Egy berada di satu ruangan bangsal, tidak ada yang berani datang memeriksamu."

"Oke."

…………

Dan saat ini, di lantai bawah.

Alasan mengapa Melly mengungsikan orangnya untuk semantara waktu karena dia mendapat berita.

Tuan muda kedua dari keluarga Yu, Denis Yu, sudah turun dari pesawat, dan saat ini dia sudah berada di Kota Cease!

Namun, ini adalah gosip, Tuan Herman saat ini belum diberi tahu.

Melly segera meminta orang untuk memblokir berita dari rumah sakit.

Berita Tuan muda kecil keluarga Yu hilang tidak boleh di sebarkan keluar.

Jika tidak, sekarang Glen Yu menghilang, dan tuan muda kecil dari keluarga Yu juga menghilang, dia hanya sendirian, nanti dia akan benar-benar gawat!

Melly kembali ke rumah, dia pergi untuk bertanya pada Herman, Chatrine mengatur orang keluar, di satu sisi terus mencari keberadaan Arthur, di sisi lain, mencari Denis Yu.

Herman sedang duduk di ruang teh, dia sedang menikmati teh, dan orang yang duduk di sampingnya adalah Fera.

Bagaimanapun, Fera bukan seorang profesional, kepribadiannya juga sangat blak-blakkan, pekerjaan teliti semacam itu juga benar-benar tidak bisa dilakukannya dengan baik, ia juga hanya bisa duduk di samping.

Herman menuangkan air yang baru saja direbus ke dalam teko dan meratap: "Jika Suzy ada di sini, betapa baiknya itu, tidak tahu apakah Suzy bisa kembali tahun ini atau tidak."

Dulu, semua hal yang berkaitan dengan seni seperti itu, ia selalu ditemani oleh Suzy, tidak peduli itu membaca puisi, melukis, main catur atau pun minum teh.

Ketika Fera mendengar itu, ekspresi wajahnya agak tidak enak dipandang.

Jika dia dibandingkan dengan Suzy, dia pasti merasa enggan.

Herman mengangkat alis, "Kenapa, tidak senang?"

"Tidak." Ujar Fera dengan tidak jujur, "Adik ketiga adalah orang yang serba bisa dan berbakat, aku orang yang kasar, aku tidak bisa sebanding dengannya."

"Hahaha." Herman tertawa, bahkan janggutnya bergetar, "Kalian memiliki kelebihan masing-masing, tidak perlu membandingkan kelemahanmu dengan kelebihannya."

Ketika Fera mendengar itu, dia merasa sangat senang.

"Kalau begitu, Tuan, apa kelebihanku?"

Herman menatap Fera ke atas dan ke bawah, "Kamu ini, baik di sisi ..."

Tok tok tok.

Terdengar suara ketukan di pintu luar ruang teh.

Melly segera memutar gagang pintu dan berjalan masuk, "Tuan, ada sesuatu yang ingin aku katakan pada Anda."

Ketika Fera melihat yang datang adalah Melly, wajahnya langsung cemberut.

Wanita ini benar-benar datang tepat waktu!

Dia kebetulan memotong jawaban yang paling ingin dia dengar!

Herman meletakkan cangkir teh di tangannya di atas meja, dia sedikit tersenyum, "Oke, Fera, kamu kembali ke kamarmu dulu saja."

"Iya."

Ketika Fera melewati sisi Melly, dia sengaja memelotoinya.

Melly menganggapnya tidak melihatnya, dia berjalan masuk, dan menutup pintu.

"Katakanlah, siapa yang ingin kamu bicarakan kali ini?"

Melly duduk di posisi paling jauh dari Herman, "Tuan, apakah Anda yang menyuruh Tuan muda kedua kembali?"

"Iya." Herman memegang cangkir teh dengan satu tangan, dan dia meniup daun teh yang mengapung, "Dia telah menyelesaikan studinya di luar negeri, dan dia tidak perlu melanjutkan S3, keluarga Ye memiliki bisnis yang besar, yang dia butuhkan bukanlah pengetahuan tertulis, melainkan pengalaman praktis. "

Melly mengerutkan kening, "Mengapa hal ini tidak didiskusikan denganku?"

"Oh?" Herman mengangkat alisnya, "Kapan keputusanku harus didiskusikan denganmu?"

Tenggorokan Melly sepertinya tersumbat.

"Maaf aku terlalu banyak bicara, sekarang hidup dan mati Glen masih belum bisa dipastikan, sekarang Anda menyuruh putra kedua Anda pulang, apa yang akan dipikirkan orang luar?"

"Aku tidak peduli apa yang mereka pikirkan, bagaimana menurutmu?"

Melly langsung mendongak.

Herman meletakkan cangkir teh di tangannya dengan berat di atas meja teh, teh di atas meja teh terciprat ke luar dan mengenai punggung tangannya.

Herman mengambil handuk basah dari samping dan menyeka teh di punggung tangannya.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu