Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 55 Satu Hari Tidak Kambuh Tidak Nyaman (3)

Setelah pelayan menyajikan makanan yang enak, Lanxi menggulung pasta dengan garpu dan berkata, "Aku rasa aku sudah tidak tahan lagi dengannya."

Jiang Sisi mengerutkan kening: "Tidak tahan atau mendapati dirimu sudah mulai jatuh cinta dengannya?"

"Tentu saja tidak jatuh cinta dengannya." Lanxi menjawab dengan sangat yakin.

Ketika dia memikirkan Lu Yanting yang tidak pasti, dia mulai marah.

Dia sendiri adalah seorang pemarah. Terlalu sulit bagi seseorang untuk bisa mengendalikan dan menuruti dirinya.

..........

Lanxi dan Jiang Sisi adalah sepasang teman yang paling bisa saling mengerti dan mengenal dengan baik.

Setelah duduk makan bersama dan saling curhat, keduanya dalam suasana hati yang jauh lebih baik.

Lanxi awalnya ingin mengajak Jiang Sisi pergi belanja, tetapi mengingat kesibukan Jiang Sisi tidak sama dengan sebelumnya, dia akhirnya batal mengutarakan ide itu.

* *

Setelah makan, kedua wanita itu berpisah.

Jiang Sisi tidak menyangka bahwa ketika dia kembali ke perusahaan, Mu Baicheng masih ada di sana.

"Apakah kamu sudah kenyang?" Mu Baicheng memiliki senyum hangat di wajahnya.

Di mata orang lain, senyum seperti itu sangat lembut dan hangat.

Tapi buat Jiang Sisi itu malah menjijikkan.

Melalui dua kali pertemuan sebelumnya, dia dengan jelas mengetahui sifat asli Mu Baicheng.

Dia adalah harimau dengan wajah tersenyum. Dia tersenyum di permukaan, tetapi tidak tahu apa yang dia pikirkan.

Jiang Sisi meliriknya, mengabaikannya, pergi ke mejanya dan mulai melihat dokumen.

Bahkan jika diabaikan, Mu Baicheng juga tidak marah.

Dia mengikutinya ke meja Jiang Sisi, lengannya di atas meja, dan mulai membuka mulutnya.

"Aku dengar atasan berniat memeriksa lagi. Apakah kamu pikir mereka akan menemukan sesuatu terkait ayah kali ini?"

Dia dengan santai memakai panggilan "Ayah" untuk dirinya walau belum menikah.

Jiang Sisi dapat mendengar jelas makna dari ucapannya yang mengandung ancaman.

Dia tidak bisa menahan diri dan melemparkan penanya. "Apa yang kamu inginkan sebenarnya?"

"Lapar." Mu Baicheng menanggapi emosi Jiang Sisi. "Belikan aku nasi bento sore ini?"

"Hah, apakah orang seperti kamu bisa terbiasa makan nasi bento?" Jiang Sisi kesal dan ingin menyindirnya.

"Yah, katanya sih sesudah ayah dibawa keluar, banyak orang yang mengawasi dia…....."

"Cukup! Aku akan pergi dan membeli nasi bento untukmu!"

Jiang Sisi bangkit dari kursinya, mengambil dompet dan ponselnya dan keluar.

Rubah tua sialan!

* *

Lu Yanting sampai sore baru tahu tentang kepergian Lanxi dari kantor.

Dia menelepon Lanxi lewat telepon kantor dan diangkat oleh rekan kerja disebelahnya.

Setelah telepon terhubung, rekan kerjanya yang duduk di sebelah Lanxi memberi tahu Lu Yanting tentang perilaku Lanxi tadi pagi.

Lu Yanting sesudah mendengar berita itu dan langsung menutup telepon.

Dia mengeluarkan telepon selulernya dan mulai memutar nomor ponsel Lanxi.

Berulang kali, hasilnya tidak dapat terhubung.

Wanita ini ... Sudah mulai berulah lagi.

Sekarang dia tahu bahwa dia benar-benar harus diberi pelajaran setiap hari.

Dia seharusnya tidak menyuruh dia datang untuk bekerja hari ini!

Lu Yanting ingin pergi keluar dan mencarinya, tetapi dia tidak bisa fokus, ditambah banyak pekerjaan yang sedang menunggunya untuk diurus.

Karena tidak dapat melakukan panggilan telepon ke Lanxi, Lu Yanting akan mempercepat pemrosesan dokumen di depannnya.

* *

Pukul empat sore, Lu Yanting meninggalkan perusahaan.

Saat itu jam lima ketika sudah sampai ke rumah.

Begitu dia memasuki pintu, dia melihat sepatu bertumit tinggi ditempatkan di depan pintu. Dia ingat, Lanxi mengenakan sepasang sepatu ini pagi tadi.

Setelah melihat sepatu itu, Lu Yanting akhirnya menghela nafas lega.

Dia berkeliling di lantai bawah mencari Lanxi tapi tidak ketemu. Jadi dia naik ke atas.

Lu Yanting langsung menuju ke pintu kamar Lanxi tanpa mengetuk dan langsung masuk.

Ketika Lu Yanting masuk, Lanxi sedang tidur di tempat tidur.

Kamar tidur itu penuh dengan aroma menyengat. Ketika dia masuk, wanita itu sempat membalikkan badan di tempat tidur.

Dia mengenakan baju tidur, pahanya yang putih mulus tersingkap , pemandangan tersebut sangat menusuk mata orang yang melihatnya.

Melihat keatas, bagian dadanya terlihat sebagian.

Lu Yanting melihat itu dan membuat tenggorokannya kering, tetapi terpikir tentang cara dia meninggalkan kantor tadi pagi, amarahnya langsung memuncak .

Lu Yanting tidak punya waktu untuk menutup pintu kamar lagi. Dia langsung naik dan meraih pergelangan tangannya dan menariknya keluar dari tempat tidur.

Lanxi yang sedang tidur nyenyak saat ini, dan tiba-tiba diseret, emosinya juga tidak bisa ditahan.

Dia menggosok matanya, lalu mulai menggunakan kedua tangannya dan memukulnya.

"Sialan kamu, sialan, tidurpun kamu ganggu?"

Seperti itulah tampilannya, kalau mau marah langsung marah tanpa pandang bulu.

Lu Yanting sangat marah saat ini, dan bahkan lebih marah lagi ketika dia melihat sikap Lanxi seperti itu.

Lu Yanting meletakkan pergelangan tangannya tepat di belakangnya dan memegang dagunya dengan satu tangan. "Jadi ada apa? Kenapa kamu pergi dari kantor hanya untuk pulang dan tidur? Hmm?"

Suaranya tidak bisa terdengar kegembiraan atau kemarahan.

Lanxi pada awalnya belum begitu sadar. Setelah mendengar suara Lu Yanting, dia merasakan perasaan dingin di punggungnya dan mulai sadar.

"Jiang Sisi butuh bantuanku. Aku pergi makan dengannya."

Secara alami, Lanxi menolak memberi tahu Lu Yanting tentang kepulangannya ke rumah keluarga Lan dan membuat perhitungan dengan Lan Zhixin.

Jadi dia hanya asal membuat alasan.

Tapi itu tidak termasuk alasan juga, karena dia memang makan dengan Jiang Sisi.

Dia pikir ekspresi Lu Yanting akan lebih baik setelah mendengar alasan ini, tetapi dia tidak menyangka wajahnya ternyata lebih muram lagi.

Tangan yang meremas dagunya terus mengencang, dan Lanxi mengerutkan kening karena kesakitan.

Lu Yanting: "Jika kamu tidak kambuh dalam sehari, kamu tidak akan merasa nyaman, bukan?"

Lanxi: "………...."

Lu Yanting: "Jika kamu pikir perusahaan tidak dapat mengakomodasi kamu, kamu bisa segera keluar. Jangan tiap saat membuat masalah untukku."

Dia memarahinya dengan keras, ditambah dengan tatapan mata dan sikapnya yang serius, akhirnya membuat Lanxi menyadari keseriusan masalah ini.

Dia sepertinya tidak bercanda ... Saat ini, Lanxi hanya bisa menahan diri.

"Maaf ya Bos Lu, jangan pecat aku."

Dia tersenyum menawan, dan setelah mengatakan itu, dia datang dan mencium Lu Yanting di sudut mulutnya.

Dia melakukan ini tidak makin baik, justru seperti ini, Lu Yanting bahkan lebih marah.

Setiap kali selalu begitu, setiap kali.

Jika bukan karena dia punya tujuan dengannya, dia tidak akan pernah memiliki sikap yang baik terhadapnya!

Wanita ini bahkan tidak memperlakukannya seperti seorang suami!

"Aku akan bertanya padamu untuk terakhir kalinya."

Lu Yanting menatap matanya dengan mata gelap, seolah menembus semua pikirannya melalui tatapan ini.

"Mengapa kamu meninggalkan perusahaan tanpa alasan hari ini?"

"Karena tidak enak badan." Lanxi tahu bahwa Lu Yanting tidak puas dengan jawaban dia sebelumnya.

Jadi, dia terus mencari dan membuat alasan walau harus berbohong : “ada beberapa rekan kerja yang terus menggosipkanku yang tidak-tidak, Jadi, aku takut terprovokasi dan memukul mereka, maka dari itu aku hanya melempar ponselku dan pergi meninggalkan kantor."

Pada saat ini, ada ekspresi tertekan di wajahnya.

Kali ini, Lu Yanting segera mempercayai kata-katanya.

Pada saat yang sama, dia melonggarkan tangannya, menyipitkan matanya dan bertanya, "Siapa saja yang mengatakan itu?"

"Apakah Bos Lu akan membalaskan dendamku?" Lanxi mengangkat tangannya dan menyentuh wajahnya.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu