Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 137 Aku Menyukai Dirimu Yang Seperti Ini (1)

Sesuai dugaan, setelah mendengar jawaban dari Lu Yanting Lanxi tidak lagi berkata-kata.

Lanxi mulanya ingin mencapit udang yang kedua tetapi ia mengubah arah dan mencapit sayur lain kemudian menaruh sembarangan diatas nasinya.

Lu Yanting mengetahui Lanxi sedang emosi.

Reaksi ini, juga berada didalam dugaannya.

Lu Yanting tertawa renyah dengan suara rendahnya, bertanya kepada Lanxi: “Cemburu?”

Lanxi: “Tentu saja tidak.”

Lu Yanting: “Itu semua hal dimasa lalu, bagaimanapun juga setelah belajar juga aku memasaknya untukmu.”

Setelah mengatakan kalimat itu, Lu Yanting mencapit sebuah udang menggunakan sumpitnya sendiri dan memberikannya kedalam mangkok Lanxi.

Selain sedikit percakapan kecil ini, makan malam mereka selanjutnya berjalan seperti biasa.

Tetapi kondisi Lanxi tidak seberapa bagus, suasana hatinya tidak setinggi sebelumnya.

Lu Yanting tentu saja mengetahui salah satu hal dibalik kondisinya ini.

Setelah selesai makan Lanxi tidak membereskan dapur, langsung naik ke lantai atas.

Hari-hari mereka Lanxi selalu seperti itu, tiap kali selalu, Lu Yanting bertanggung jawab untuk memasak dan mencuci piring-mangkok, Lanxi bertanggung jawab untuk makan.

……

Setelah makan Lanxi naik kelantai atas untuk mandi, saat mandi ia lagi-lagi teringat akan hal yang yang terjadi diruang rapat hari ini.

Emosinya naik.

Tetapi ia benar-benar harus berterima kasih kepada Liao Xuan, jika tidak ada Liao Xuan, ia tidak mungkin dapat terlihat begitu tenang saat menghadapi hal yang seperti itu.

Jika dirinya yang dimasa lalu, dirinya yang tidak dapat mengatur perasaan dan emosinya sendiri, pasti sudah masuk kedalam perangkap Lan Zhongzhi.

Diingat baik-baik, sebenarnya sudah hampir satu tahun ini kondisinya benar-benar semakin lama semakin membaik.

Membuktikan memiliki seorang dokter yang baik sangatlah penting.

Bersyukur mengenai hal ini membuat Lanxi lagi-lagi teringat akan dokter yang dicarikan oleh Wang Ying dan Lan Zhongzhi untuknya dimasa lalu itu.

Ia seumur hidup ini tidak akan melupakan gambaran dirinya diikat diatas kursi dan melakukan terapi sengat listrik oleh dokter itu.

Jika bukan karena cara terapi berlebihan yang dilakukan disaat itu, kondisinya tentu tidak akan memburuk.

Wang Ying…… Ha.

Lanxi tersenyum sinis, cepat lambat pasti akan datang hari dimana ia akan sedikit demi sedikit membalas semua hal yang telah dilakukan Wan Ying kepadanya.

Mandi yang menghabiskan banyak waktu, sambil mandi sambil memikirkan hal-hal lain membuatnya tidak terasa sudah setengah jam terlewati.

Setelah selesai mandi, Lanxi keluar dari kamar mandi dan kebetulan berpapasan dengan Lu Yanting.

Lu Yanting mungkin sudah selesai membereskan dapur dilantai bawah dan langsung naik keatas.

Lanxi melihatnya sekilas, tidak berkata apa-apa.

Lu Yanting juga tidak keberatan dengan hal itu, mengikutinya naik ke ranjang.

Rambut Lanxi masih basah, Lu Yanting mengangkat tangannya menyetuh rambut Lanxi, bertanya: “Pengering rambut dimana?”

Lanxi saat itu masih belum menyadarinya maksudnya, menjawab: “Didalam lemari kamar mandi.”

Lu Yanting menjawab “Ok”, kemudian berdiri untuk mengambil pengering rambut.

Melihat Lu Yanting berjalan kemari sambil membawa pengering rambut, Lanxi baru menyadari apa yang mau dilakukannya.

Dia mau mengeringkan rambutnya?

Benar-benar…… perhatian yang tidak terduga.

“Kemari.” Lu Yanting melambaikan tangannya kearah Lanxi.

Lanxi menggelengkan kepalanya, “Sepertinya diatas ranjang mengeringkan rambut tidak bagus, nanti rambut-rambut berceceran diatas ranjang bagaimana.”

Lu Yanting rasa kata-kata Lanxi ada benarnya juga, ia pun menoleh kearah sofa yang berada disamping, “Kalau begitu diatas sofa.”

Lanxi menjawab “Oh”, telanjang kaki turun dari ranjang dan berjalan kearah sofa kemudian duduk diatasnya.

Lu Yanting melihat kebawah kemudian menatap jari-jari kakinya.

Dalam sebagian besar karya sastra, kaki wanita dengan seks saling berhubungan. Lanxi memiliki pergelangan kaki dan bentuk kaki yang sangatlah bagus, Lu Yanting melihatnya sejenak dan masuk kedalam alam pikirnya sendiri.

Disaat Lu Yanting kehilangan konsentrasinya, Lanxi sudah duduk diatas sofa.

Melihat Lu Yanting yang tidak berkonsentrasi, Lanxipun mengangkat kakinya dan menendang ringan betis Lu Yanting.

Tendangan ini bagi Lu Yanting bagaikan sengatan listrik, sekujur tubuhnya ikut sedikit bergetar.

Seakan-akan ada ratusan semut yang menggelitik hatinya, gelitik yang membuat orang panik.

Lu Yanting menarik nafas dalam-dalam dan duduk diatas sofa, kemudian membeberkan handuk diatas pahanya.

“Berbaringlah.”

Lanxi merasa dirinya sedang menikmati pelayanan VIP, hal yang sangat istimewah seorang Lu Yanting dengan tangannya sendiri mengeringkan rambutnya.

Karena dia bersedia untuk melayani, tentu saja Lanxi tidak akan menolaknya.

Lanxi membaringkan dirinya, ia meletakkan dagunya diatas paha Lu Yanting.

Setelah Lanxi selesai memperbaiki posisinya, Lu Yanting pun mulai mengeringkan rambut Lanxi.

Tingkatan angin pengering rambut yang dipilihnya cukup baik, tidak panas tidak dingin, jari-jari tangan Lu Yanting menembus sela-sela rambutnya, seakan-akan memiliki kekuatan ajaib.

Lanxi merasakan kenyamanan yang membuatnya menutup mata.

Lanxi ingat, dulu disaat ia masih kecil, Bai Wanyan juga sering mengeringkan rambutnya seperti ini.

Tiap kali, ia pasti merasa sangat nyaman.

Gerakan tangan Lu Yanting membuat Lanxi memiliki perasaan melayang kembali kemasa kecilnya.

Lu Yanting secara tidak sadar menaikkan ujung bibir tersenyum melihat Lanxi yang begitu menikmatinya.

Sebenarnya ini juga adalah pertama kalinya ia mengeringkan rambut seorang wanita.

Sebelumnya membantu Lu Qingran mewarnai rambut dan juga beberapa kali mengeringkan rambut Cheng Zi, karenanya kemampuan tangannya bisa dibilang lumayan ahli.

Tetapi Cheng Zi dan Lanxi tentu saja berbeda.

Rambut Lanxi tidak lama kemudian sudah kering, setelah Lu Yanting meletakkan pengering rambutnya, Lanxi pun membuka matanya.

Ia berbaring diatas pahanya, mengangkat kepalanya dan sepasang mata menatap lurus kearahnya.

Cahaya lampu dalam ruangan itu redup, tetapi Lu Yanting dapat melihat dengan jelas mata Lanxi yang basah.

Lu Yanting dengan kebiasaannya yang mengangkat tangan dan menyentuh lembut rambut Lanxi, “Kenapa?”

Lanxi tersenyum: “Sangat nyaman.”

Lu Yanting: “Iyakah?”

Lanxi: “Iya, membuatku teringat akan ibuku.”

Lu Yanting: “……”

Karena ia mulai membicarakan topik yang berhubungan dengan keluarga, Lu Yanting hanya dapat menjadi sebuah bantal untuknya.

Lu Yanting memeluk Lanxi, menarik Lanxi kedalam pelukkannya, kedua lengannya merangkul tubuh Lanxi.

“Aku sudah mendengar masalah rapat Dewan Direksi hari ini.” Lu Yanting menyentuh wajah Lanxi sambil berkata, “Ada aku disini, tidak perlu kuatir.”

Lanxi tidak menyangka kekuatan berita Lu Yanting sekuat itu.

Akan tetapi setelah dipikir-pikir lagi benar juga, tak heran hari ini Lu Yanting tiba-tiba muncul diperusahaan untuk menjemput dirinya, tidak hanya itu, saat didalam lift didepan begitu banyaknya pekerja ia juga sangat mesra.

Mungkin untuk menunjukkan Lanxi tidak sedikitpun kehilangan kasih sayang Lu Yanting.

Mengingat hal ini membuat perasaan hati Lanxi menjadi sedikit kompleks.

Sebenarnya…… seharusnya berterima kasih kepadanya.

Tetapi kata-kata “Terima kasih” itu terhenti di kerongkongannya, bagaimanapun tidak dapat diucapkan keluar dari mulutnya.

“Jangan terpengaruh dengan hal-hal ini, penyakitmu sudah membaik.” Lu Yanting mengira dirinya merasa tidak nyaman karena perihal kondisi penyakitnya.

Sebenarnya suasana hati Lanxi hari ini tidak baik, meskipun setelah rapat itu ia dengan segera memperbaiki kondisinya, tetapi didalam hati ia masih saja menyimpan masalah ini.

Saat ini Lu Yanting menyinggung hal ini, membuat kunci pintu mulutnyapun terbuka.

Sebenarnya siapa didalam dunia ini yang tidak berharap dirinya memiliki seseorang untuk bersandar?

Hanya malam ini…… biarkan dirinya mengatakan isi hatinya.

Berbicara tentang hal ini, Lanxi tanpa disadarinya masuk semakin dalam kepelukan Lu Yanting.

Merasakan gerakan Lanxi yang seperti ini, Lu Yanting mengangkat tangannya dan memeluk Lanxi erat.

Lanxi menutup matanya, suaranya terdengar lemah: “Saat aku kecil, kupikir dirinya adalah ayah yang terbaik diseluruh dunia.”

Dihitung-hitung, ini adalah kali pertamanya Lanxi membicarakan hal ini kepada Lu Yanting.

Besi pertahan Lanxi selama ini terlalu tebal, pengetahuan Lu Yanting mengenai hubungan Lanxi dan Lan Zhongzhi hanyalah sebatas mendengar dari mulut orang lain.

Meskipun secara keseluruhan tidak jauh berbeda, tetapi secara detail tentu ada alasan dan penyebabnya.

Sebelumnya Lu Yanting pernah mencoba untuk bertanya pada Lanxi, tetapi tiap mengungkit hal ini Lanxi pasti mengubah topik dan membuatnya lewat begitu saja.

Liao Xuan juga mengetahui tentang hal ini, Lu Yanting ingin mengetahuinya dari Liao Xuan tetapi Liao Xuan berkata ia harus menjaga privasi pasiennya dan tidak memberitahukannya.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Lanxi membuka mulutnya sendiri untuk membicarakannya.

Lu Yanting tidak menjawab apa-apa, salah satu tangannya menyentuh halus bagian punggung Lanxi perlahan, dapat dibilang menghiburnya.

Disaar seperti ini, Lu Yanting ingin menjadi pendengar yang baik yang mendengarkannya dengan diam.

“Ia sangat baik terhadap kami semua, aku kira hubungan mereka sangat baik. Saat itu banyak sekali orang yang cemburu kepadaku, mereka semua berkata bahwa aku memiliki orang tua yang terbaik diseluruh dunia ini pernah ada.” Lanxi tetap menutup matanya, “Sebelum kakekku meninggalpun aku masih tetap berpikir seperti itu.”

“Disaat aku kecil aku sangat mengidolakannya, ia dapat mengajarkanku begitu banyak hal, aku kira tidak ada yang tidak dapat dilakukannya.”

Membicarakan hal ini, Lanxi tersenyum menertawakan diri sendiri: “Setelah dewasa aku baru paham, saat masih kecil dulu benar-benar buta.”

Lu Yanting dulu selalu mengira Lanxi dari kecil sudah memiliki hubungan yang buruk dengan Lan Zhongzhi.

Lu Yanting sendiri memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya, jadi dirinya tidak terlalu bisa mengerti sebenarnya hal apa yang dapat membuat seorang ayah dan putrinya menjadi orang asing seperti ini, karenanya Lu Yanting pun berpikir mungkin Lan Zhongzhi tidak memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup sejak Lanxi kecil.

Tetapi setelah mendengar kata-kata Lanxi tadi, Lu Yanting sedikit demi sedikit mulai mengerti.

Disaat Lanxi kecil…… hubungannya dengan Lan Zhongzhi seharusnya masih sangatlah baik.

Tetapi kemudian Lan Zhongzhi melakukan hal yang membuat Lanxi kecewa, itulah mengapa Lanxi jadi sebegitu membencinya Lan Zhongzhi.

Lu Yanting berusaha mengubah cara pandangnya untuk berpikir sejenak, tiba-tiba ia merasa, perasaan hati Lanxi tidaklah sulit untuk dipahami.

Ia juga pernah beberapa kali pergi ke rumah keluarga Lan, tidak sedikit juga berhubungan dengan Lan Zhongzhi.

Sangat jelas bahwa saat ini Lan Zhongzhi sangat melindungi Lan Zhixin.

Lagipula…… umur Lan Zhixin cukup membuktikan bahwa Lan Zhongzhi sudah berselingkuh dalam pernikahannya sejak lama.

Jadi, Lanxi menggunakan sikap yang seperti itu terhadap Lan Zhixin juga dapat dimengerti.

Lanxi mulanya adalah sebuah bunga didalam ruangan yang hangat, disayangi dan dimanjakan oleh Bai Wanyan dan Bai Cheng, Lanxi mengira dirinya memiliki sebuah keluarga yang paling indah dan sempurna diseluruh dunia, memiliki orangtua yang terbaik diseluruh dunia.

Pada akhirnya ia menyadari bahwa ini semua palsu.

Lan Zhongzhi sudah mulai berselingkuh sejak Lanxi masih kecil, tidak hanya itu, ia bahkan juga memiliki anak haram.

Ketika Lan Zhixin muncul, apakah ia merasa bahwa kehidupannya dalam 20 tahun yang terakhir semuanya adalah palsu?

“Saat itu aku masih berusia 3 tahun.” Lanxi menghirup nafas dari hidungnya, “Disaat aku berumur 3 tahun ia sudah mulai berselingkuh…… benar-benar menjijikan.”

Kejijikan dalam kata-katanya benar-benar tidak dapat disembunyikan.

“Aku benar-benar ingin tahu apakah ibuku mengetahui seberapa menjijikannya orang itu.”

Setelah mengatakan setengah kalimat itu, Lanxi mengecilkan lagi suaranya, terlihat lebih seperti berkata-kata kepada dirinya sendiri, “Sudahlah…… jangan biarkan dia mengetahuinya.”

Mendengarkan perkataan Lanxi didepan dan diakhir, Lu Yanting hanya merasakan sesak didadanya.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu