Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 132 Bos Lu Memanjakan Istrinya, Bukanlah Isu Belaka (1)

Lanxi sebelumnya belum pernah mendengarkan Lu Yanting berbicara dengan nada seperti ini kepadanya.

Ternyata ia pun bisa tergerak oleh kata-katanya.

Lanxi menaikan pandangannya dan menatap Lu Yanting, “Ya” katanya.

Lalu, Lu Yanting melepaskannya.

Piano itu sudah ada beberapa saat tidak tersentuh, tetapi tidak ada debu sedikitpun di atasnya, sangat bersih.

Lanxi juga lumayan menyukai piano ini, ia pun duduk kemudian mulai mencoba nada-nada piano, setelah itu ia mulai memainkan lagu “Lagu Nina bobo”, yang kebetulan juga adalah lagu keahliannya.

Lu Yanting berdiri disamping piano itu, menggunakan tatapan mata yg lembut menatap sebelah wajah Lanxi yang sedang memainkan piano.

Lanxi memainkan piano dengan penuh perasaan, lagu ini, Bai Wanyan sangat menyukai lagu ini.

Jadi, saat memainkan lagu ini, secara tidak disadari Lanxi teringat dan memikirkan Bai Wanyan, Lanxi tidak memiliki waktu untuk memperhatikan pandangan mata Lu Yanting.

Setelah lagu itu selesai, Lanxi baru saja kembali dari alam bawah sadarnya dan beralih kearah Lu Yanting.

Begitu Lanxi mengangkat kepalanya, ia langsung bertatap mata dengan mata Lu Yanting yang memancarkan semangat.

“sudah selesai.” Lanxi membuka mulutnya, bertanya padanya: “Aku sudah bisa mandi sekarang?”

Lu Yanting tidak menjawabnya, memutar badan dan berjalan kedepan sofa, kemudian ia mengambil sebuah tas belanja yang sangat besar.

Lanxi menundukkan kepalanya dan melihat kearah kantong, itu adalah logo dari studio pribadi seorang perancang busana terkenal.

“Baju pesta, coba sebentar nanti setelah mandi.” kata Lu Yanting, “Minggu depan pakai ini.”

Lanxi menerima kantong itu, tersenyum sambil berkata: “Baiklah, terima kasih Bos Lu.”

Selama ini Lanxi tidak memiliki kekuatan untuk menolak baju indah, bagaimanapun juga ia nanti harus menyiapkan sebuah busana untuk mengikuti acara makan malam amal bersama Lu Yanting, dan sekarang Lu Yanting sudah berbaik hati menyiapkannya, tentu saja ia harus menerimanya.

Lagipula, perancang ini pada mulanya adalah perancang busana yang terkenal, bukan siapapun dapat menggunakan busana rancangannya.

Lanxi membuka tas belanja itu, busana itu termasuk simple, tipe basic yang ditiap detail-detail memiliki point yang membuatnya menonjol.

Dan juga, warna busana itu adalah warna yang disukainya, hitam.

“Suka?” Lu Yanting bertanya padanya.

Boleh dibilang, ini adalah kali pertamanya memberi hadiah busana pesta kepada seorang wanita.

Lanxi menganggukan kepalanya, “Ya, suka, terima kasih.”

**

Sejak duduk diposisi Lan Zhongzhi, kesibukan sehari-hari Lanxi semakin meningkat, tetapi menduduki posisi ini juga membuat Lanxi mengetahui dan mengerti mengelola sebuah perusahaan tidaklah mudah.

Dulu Bai Cheng seorang diri mengelola perusahaan ini …… sepertinya itu lebih sulit lagi?

Disaat sibuk, waktu untuk makan siangpun sudah tidak ada lagi.

Lagipula, Lanxi saat ini suka menyelesaikan sendiri semua masalah dan pekerjaan, yang menjadi poin adalah ia baru saja menduduki posisi ini, takut akan muncul masalah-masalah.

Lagipula, mengelola sebuah perusahaan, juga adalah sebuah pengetahuan.

Bahkan jika mau menggunakan orang untuk mengerjakannya, juga harus mengerti bagaimana menggunakannya.

**

Dalam sekejap mata, hari ini adalah hari makan malam amal yang diselanggarakan oleh Zhonghai, Lanxi sudah berjanji kepada Lu Yanting akan menghadiri acara itu bersamanya jadi ia tidak mungkin membatalkan janjinya.

Secara keseluruhan, orang-orang terkemuka di kota Jiang semua akan menghadiri acara makan malam ini.

Lu Yanting sebagai CEO dari Zhonghai dan juga pencetus dari acara malam hari ini, pasti menjadi pusat perhatian semua orang.

Acara ini juga terbuka untuk para media, banyak media dan wartawan yang masing-masing membawa lengkap persenjataan handalnya, takut jika melewatkan berita yang berharga.

Sebelum menghadiri acara itu, Lanxi mencari sebuah ruangan kerja untuk merias diri.

Lanxi mengetahui seberapa pentingnya acara ini, begitu banyaknya orang berada disana, ditambah lagi dengan media-media…… tentu saja ia harus menunjukan yang terbaik dari dirinya.

Sang stylist membuat rambut Lanxi sedikit mengeriting, kemudian ia mulai merias Lanxi dengan warna-warna yang tebal, untuk lipstick, ia menggunakan warna merah gelap wine, sangat sepadan dengan busana pesta yang membalut tubuhnya sekarang ini.

Sepasang kaki Lanxi juga menggunakan sepatu hak tinggi berwarna hitam, sejenis sepatu kulit yang permukaannya mengkilap, meskipun sepatu itu berwarna hitam, tetapi juga menarik perhatian.

Berdandan dan berbusana sebenarnya sangat menguji aura dan pembawaan seseorang, karena sedikit kesalahan saja bisa membuat style seperti ini terlihat aneh.

Sebagian besar orang tidak berani menantang diri untuk berdandan dan berbusana seperti ini, tetapi Lanxi berani.

Karena dia memiliki cukup banyak kelebihan untuk tampil seperti itu.

Setelah selesai mempersiapkan diri, Lanxi berdiri didepan kaca melihat dirinya, sangat puas.

Disampingnya, sang stylist tidak henti-hentinya memuji Lanxi: “ Tipe busana ini benar-benar sangat cocok untukmu, simple tetapi sangat menawan, membuat auramu menjadi sangat kuat.”

Mendengar kata-kata pujian dari stylist itu, Lanxi hanya tersenyum tidak memberikan jawaban apapun.

Setelah itu menjawab telepon dari Lu Yanting.

“Sudah selesai?” Lanxi sudah terlebih dahulu memberitahu Lu Yanting perihal ia datang kesini untuk menyiapkan diri.

“Ya, sudah selesai.” Lanxi menjawabnya.

Lu Yanting: “Baiklah, 5 menit lagi aku akan sampai.”

Tidak dipungkiri, Lu Yanting memang adalah seseorang yang sangat memperhatikan waktu, berkata 5 menit, benar-benar 5 menit, tidak telat sedikitpun.

Saat mobilnya mulai terlihat, Lanxi berdiri dari sofa sambil menaikkan sedikit ujung rok nya, dengan hak tingginya berjalan menuju bagian depan mobilnya.

Terbiasa untuk membuka pintu bagian sebelah posisi penyetir mobil, tetapi menyadari yang duduk diposisi setir itu adalah Pan Yang.

Ia baru akhinya tersadar, acara yang begitu pentingnya, mana mungkin Bos Lu mengendarai mobil sendiri.

“Duduk dibelakang.” Lanxi belum sempat berbicara, Lu Yanting sudah membuka suara dan berkata padanya.

Lanxi berkata “Oh” kemudian menutup pintu mobil bagian depan dan duduk kebelakang.

Hadiah busana pesta yang dikenakan Lanxi ini bermodel rendah dibagian dadanya, bagian punggungnya juga sangat terbuka, ditambah lagi dengan kulitnya yang putih, kontras warna antara hitam dan putih semakin menonjol.

Setelah naik mobil, pandangan mata Lu Yanting terpaku pada bagian dadanya, bagaimanapun tidak terlepaskan.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu