Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 216 Aku Bukan Orang Yang Menoleh Ke Masa Lalu (1)

Zhou Hesi sengaja menegaskan kata ‘memberi pelajaran’, tentu saja Lu Yanting langsung teringat apa yang terjadi di ruang kerjanya hari itu, ketika dipukul oleh Zhou Hesi itu.

Dia memang orang yang mementingkan harga diri, sekarang dipukul oleh Zhou Hesi, bagaimana mungkin dia bisa lupa.

Dan sekarang Zhou Hesi sengaja mengungkit itu dihadapan Lanxi, ini sama saja menambahkan minyak diatas api.

Begitu Zhou Hesi mengatakan ini, Lanxi langsung menangkap maksud dalam ucapannya………

Apakah mereka tidak lama ini pernah berjumpa?

dan mendengar maksud Zhou Hesi, sepertinya sempat terjadi hal yang tidak menyenangkan.

Ketika Lanxi baru ingin membuka mulut menanyakannya pada Zhou Hesi, Lu Yanting yang diseberangnya langsung berkata.

Tentu saja ucapan ini ditujukan padanya.

“Anak adalah milikku, atas dasar apa tidak memberitahuku?”

“Atas dasar kita sudah bercerai.” Kali ini Lanxi menjawab dengan sangat terus terang.

Dia sungguh tidak mengerti, kenapa Lu Yanting terus menerus menempelinya.

Ketika itu yang tidak sabar untuk bercerai adalah dia, sekarang malah mencari sampai kerumah, untuk apa.

Begitu Lu Yanting mendengar jawaban Lanxi langsung menggertakkan giginya, lalu berjalan mendekat, mengcengkarm tangan kiri Lanxi dalam satu genggaman.

“Ikut denganku, kita bicara berdua.”

“Ada apa katakan saja disini.” Lanxi tahu, hari ini ingin menghindari Lu Yanting adalah hal yang tidak mungkin, kalau begitu, langsung saja katakan sampai jelas sekaligus.

Lagipula dia sudah tahu mengenai kehamilannya, tidak ada gunanya dia menyesal atau pun ragu.

Sehingga, sekalian saja membicarakan masalah anak sampai jelas sekarang.

Dengan begitu, selesai masa nifas dia bisa langsung kembali ke Kota Jiang, anaknya juga bisa tumbuh dengan baik di Kota Jiang.

Dalam hati Lanxi tetap berharap anaknya bisa tinggal di Kota Jiang, tentu saja, syarat utamanya tidak boleh ada gossip yang mengusiknya.

Mendengar Lanxi berkata demikian, Lu Yanting langsung melihat kearah Zhou Hesi, berkata dengan dingin : “Aku tidak berminat membicarakan hal ini dihadapan orang luar.”

Dia sengaja menekankan kata ‘orang luar’, terlihat jelas ini ditujukan pada Zhou Hesi.

Dan Lanxi memang orang yang tidak memperdulikan ini, bahkan saling bertatapan dengan Zhou Hesi.

Gerakan mereka ini terlihat sangat kompak, ketika Lu Yanting melihat ini rasanya sangat sedih.

Dan yang membuatnya lebih sakit hati adalah apa yang Lanxi katakan selanjutnya.

Dia bilang : “Zhou Hesi bukan orang luar, kamu bisa langsung bicara.”

“Apa maksudmu?” ekspresi Lu Yanting langsung berubah.

Begitu Lanxi berkata demikian, Lu Yanting tidak bisa menahan diri untuk tidak mengingat apa yang Jiang Sisi katakan padanya, Lanxi dan Zhou Hesi sudah bersama.

Setelah Lu Yanting memikirkan ucapan Jiang Sisi ini dengan seksama, ia merasa kalau ucapan Jiang Sisi ini disengaja.

Namun melihat gerakan Lanxi sekarang, seolah sedang membuktikan setiap kata yang dikatakan oeh Jiang Sisi….

“Tidak ada maksud apa-apa, Zhou Hesi bukan orang lain, apa yang ingin kamu katakan silahkan katakanlah.” Lanxi tidak berencana untuk bicara berdua dengan Lu Yanting.

Ketika dua orang bersama, suasana diantara keduanya pasti akan berubah.

Lanxi takut dirinya tidak sanggup bertahan, kalau sekali lagi tergoda olehnya, maka itu sama saja dia sengaja meminta dirinya dilukai.

Daripada nanti dia tergoda sampai hatinya melembut, lebih baik dia membuang semua kemugkinan dan membuangnya.

Dan mereka berdua memang sudah tidak seharusnya berhubungan lagi.

Awalnya Lu Yanting ingin sekali mengamuk, namun tiba-tiba ia teringat apa yang Lu Qingran katakan padanya di telepon semalam.

Begitu teringat ucapan itu, Lu yanting perlahan menenang.

Benar….. harus melunak.

Namun dia memang bukan orang yang bisa melunak.

Dalam pekerjaan begitu, dalam percintaan lebih tidak mungkin punya kesempatan untuk melunak.

Sehingga, setelah ragu sesaat, Lu Yanting berkata.

“Benar-benar tidak bisa bicara berduakah? Aku berjanji tidak akan melakukan hal yang membuatmu tidak senang……”

Sikap yang ditunjukkan dalam kalimat ini jauh berbeda dengan sikapnya sebelum ini.

Bukan hanya menurunkan egonya, kalau didengarkan dengan lebih teliti malah terdengar sedikit memelas.

Bukan hanya Lanxi, Zhou Hesi yang mendnegarnya pun merasa sangat terkejut.

Baru saja dia masih bersikap begitu angkuh, kenapa sekarang tiba-tiba berubah?

tentu saja, meskipun merasa terkejut, Lanxi tetap tidak berniat untuk bicara berduaan dengannya.

Setelah bercerai maka sudah putus, dia bukan orang akan kembali pada masa lalu, sikapnya pada Shen Wenzhi demikian, sekarang sikapnya pada Lu Yanting juga demikian, tidak akan ada pengecualian.

“Tidak ada yang perlu dibicarakan, kalau kamu merasa bisa menerima anak ini, kelak ingin sering menengoknya, silahkan; kalau kamu tidka bisa menerima anak ini juga tidak apa, keberadaan anak ini tidak akan mengganggu hidupmu, kelak kalau kamu ingin menikah pun tidak perlu mempertimbangkannya, aku bisa membesarkannya.”

Menghadapi Lu Yanting, Lanxi sudah lama tidak selogis ini.

Sebenarnya setelah dipikr dengan seksama, inilah sikap yang seharusnya ada diantara mereka.

Dengan memberi batas yang jelas, maka tidak aka nada penderitaan.

Akhirnya Lanxi bisa begitu menderita, karena sejak awal dia terlalu berharap pada ha yang bukan miliknya.

Untungnya, bercerai juga salah satu cara menunggalkan lautan penderitaan tepat waktu.

Zhou Hesi yang mendengarkan dari samping juga merasa sangat terkejut.

Karena dia tahu Lanxi sangat mencintai Lu Yanting.

Awalnya ia mengira pertemuan kali ini akan membuatnya ragu, tidak tega, bagaimana pun seorang wanita, tidak bisa melepaskan perasaannya adalah hal yang sangat wajar.

Namun Lanxi sedikitpun tidak memiliki maksud untuk itu.

Melihat Lanxi yang begitu to the point, membuat Zhou Tinng semakin memujanya.

Memang benar-benar wanita yang ia suka.

Lu Yanting dibuat sampai terdiam oleh Lanxi, menggerakkan bibir ingin mengatakan sesuatu, namun malah menyadari dirinya bagaikan kehilangan suara, satu kata pun tidak bisa dia katakan.

“Selain ini, masih ada yang ingin dibicarakan?” melihat Lu Yanting tidak bicara, Lanxi bertanya sekali lagi.

Lu Yanting mengepalkan tangannya dnegan erat, tiba-tiba merasa dirinya datang kesini untuk mencarinya sama dengan lelucon……..

Dia yang berpikir terlalu naïf. Dulu dia begitu mencintai Shen Wenzhi, namun dia sama sekali tidak berpaling kembali dengan Shen Wenzhi.

Pada Shen Wenzhi saja demikian, apalagi padanya?

hal yang sekecil ini bagaimana mungkin dia tidak menyadarinya?

memikirkan hal ini, Lu Yanting mentertawakan dirinya dalam hati. Dia tidak menjawab pertanyaan Lanxi lagi, melainkan langsung berbalik dan meninggalkan pantai.

Setelah Lanxi melihat Lu Yanting pergi, ia pun menarik kembali pandangannya.

Tadi ketika ia bicara, satu tangannya ia masukkan kedalam kantung roknya, tangannya menggenggam erat kain kantung itu.

Sekarang dia sudah pergi, akhirnya dia bisa melepaskannya. Tubuh yang menegang akhirnya bsia menenang.

Perubahan tubuhnya, Zhou Hesi bisa melihat semuanya.

Zhou Hesi melihat tangannya sesaat, lalu bertanya padanya dengan berpura-pura santai, “Masih ingin jalan-jalan?”

“Lanjut.” Lanxi menjawab dengan cepat, “Untuk masalah kecil seperti ini, sama sekali tidak pantas.”

Setelah Zhou Hesi mengangguk, keduanya melanjutkan jalan-jalan mereka.

Meskipun Lanxi mengatakan tidak pantas, namun setelah bertemu dengan Lu Yanting, suasana hatinya sedikit banyak terpengaruh.

Awalnya dia mengobrol dengan Zhou Hesi dengan cukup senang, suasana juga menjadi lebih santai.

Setelah kemunculan Lu Yanting, suasana langsung berubah.

Lanxi hanya berjalan menundukkan kepala, menatap pantai yang ia injak.

Setelah berjalan dengan hening beberapa menit, dia bertanya pada Zhou Hesi : “Kalian bertemu beberapa hari yang lalu?”

Zhou Hesi tahu, masalah ini tidak akan bisa disembunyikan lagi.

Tadi karena terlalu emosional sehingga mengatakannya, Lanxi begitu cerdas, pasti bisa menebaknya.

Sehingga Zhou Hesi mengatakannya dengan terus terang, dia bisa menurtupi darinya namun tidak akan membohonginya.

“Beberapa hari yang lalu kakaknya sempat datang mencarimu ke kantor.” Zhou Hesi mulai bercerita dari Lu Qingran yang datang ke kantor.

Begitu mendengar ini, Lanxi langsung mengkerutkan alis : “Untuk apa mencariku?”

Zhou Hesi menggeleng, “Tidak jelas. Ketika itu aku dan Shu Ran bersiap untuk pergi rapat, dia bersikeras ingin bertemu denganmu, aku hanya bisa mengatakan kalau kamu sedang tidak ada di Kota Jiang. Akhirnya dia pergi.”

“Setelah dia pulang seharusnya mengatakan ini pada Lu Yanting, hari kedua Lu Yanting langsung mencari Sisi.”

Setelah mendengar ini, Lanxi tidak mengatakan apapun : “……….”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu