Antara Dendam Dan Cinta - Bab 242 Perjalanan Sia-sia

"Ini tidak ada hubungannya dengan pengobatan tradisional dan Barat, itu adalah penyakit mental."

Chatrine memutar matanya, "Huh, apakah Tuan muda Leon sedang memainkan tebak-tebakkan denganku? Penyakit mental, kapan kamu beralih menjadi psikiater?"

"Aku bukan psikiater, aku hanya merasa Nyonya muda dan aku memiliki penyakit yang sama."

"Aku tidak melihat kita memiliki penyakit yang sama."

Leon berkata: "Nyonya muda terperangkap oleh situasi saat ini. Selama ada gedung utama, Nyonya besar tidak akan melihatmu, putramu juga dikendalikan oleh orang lain. Baru masuk Nona muda ketiga keluarga Huo, awalnya bisa sedikit dimanjakan, tetapi ditahan di rumah sakit, kamu perlu terobosan. "

"Terobosan?" Bagaimana mungkin Chatrine tidak mengerti arti dari perkataan Leon, "Maksudmu, menyuruhku membuat Liena Guan pergi? Dia sekarang adalah objek perlindungan utama Nyonya besar, putraku sangat ingin pergi ke sana, seolah dia terpesona padanya, bagaimana aku bisa membuatnya pergi? "

"Kamu tentu saja tidak bisa melakukannya sendiri, tetapi bagaimana jika berdua?"

"Berdua?" Chatrine berkata dengan acuh tak acuh, "Mana ada dua orang, benar-benar aneh ..." Dia tiba-tiba terdiam, "Maksudmu ..."

Dia tiba-tiba sadar, "Apakah kamu datang untuk menjadi pelobi? Benar-benar tidak diduga, Tuan muda Leon benar-benar jatuh cinta kepada pelayan. Apa yang istimewa darinya sehingga membuatmu begitu mempedulikannya?"

Chatrine awalnya mengira bahwa Celine Ning hanya berakting, tetapi tidak disangka Leon benar-benar membantu Celine Ning.

Leon tersenyum, "Kalimat ini, Nyonya muda lebih baik menanyakannya kepada Tuan muda."

Wajah Chatrine tiba-tiba menjadi muram.

"Tetapi untung ada bantuan dari Nyonya muda, terima kasih."

Chatrine merasa seperti ada api kemarahan di dadanya!

Leon ini sedang mengingatkannya!

Awalnya orang yang mendorong Celine Ning padanya, adalah dia, Chatrine!

Chatrine mencibir, "Takutnya Tuan muda Leon hari ini akana melakukan perjalanan yang sia-sia. Kali ini bukan terserah padaku, dia di masukkan ke rumah sakit oleh Nyonya besar, bukan aku."

"Jadi, butuh bantuan Nyonya muda untuk mengatakannya kepada Nyonya besar."

"Dengan hubungan seperti itu, aku tidak bisa melakukan itu," Chatrine menjentikkan manikur di jarinya dengan santai. "Selain itu, Nyonya besar sekarang takutnya juga membenciku."

"Aku tidak menyuruh Nyonya muda sendiri yang mengatakannya kepada Nyonya besar."

"Jadi siapa yang harus aku suruh mengatakannya?"

"Ibumu."

Chatrine terkejut.

Leon sudah berdiri dan berjalan keluar, "Aku sudah menyampaikan perkataan yang harus di sampaikan, adapun cara melakukannya, itu masih tergantung kepada keputusan Nyonya muda."

Mata Chatrine sedikit gelap.

Dia memegang pipinya, menyipitkan matanya dan tiba-tiba bertanya pada Seno, "Menurutmu, apakah aku perlu melakukan ini?"

Seno tadi berdiri di pintu, dia juga mendengar dialog antara Leon dan Chatrine.

Dia sedikit mengangguk, "Aku juga tidak terlalu mengerti."

Chatrine mengangkat kelopak matanya, bersenandung, dan berkata dengan sedikit aneh, "Tumben kamu tidak membantunya berbicara."

Seno menunduk, "Aku pikir Anda boleh mencoba menanyakannya kepada ibumu."

"Ibuku?"

"Ibu Anda telah mengalami banyak hal, jadi dia akan mengambil keputusan yang paling benar."

Chatrine berpikir sejenak, ketika mendengarkan tangisan Arthur di kamar sebelah, dia semakin kesal, "Ambil ponselku!"

…………

Dalam beberapa hari ketika Celine Ning dikurung di rumah sakit, kemarahan Melly perlahan menghilang seiring dengan hal menghilangnya Arthur berlalu.

Melly mengawasinya dengan diam-diam, dia ingin melihat, siapa yang akan membuka mulut terlebih dahulu.

Bagaimanapun, dia adalah Nona muda ketiga keluarga Huo.

Keluarga Huo tidak mungkin mengabaikannya.

Selain itu, putranya sekarang sangat mencintainya, setelah mengabaikannya beberapa hari, ia juga seharusnya sudah akan keluar untuk membantunya.

Namun, orang yang datang untuk mengatakan itu benar-benar mengejutkan Melly.

Orang ini bukan orang lain, dia adalah ibu Chatrine!

Sebelum Melly menyembunyikan keterkejutannya, dia tertangkap oleh ibu Chatrine.

Ibu Chatrine memegang secangkir teh dan menatap Melly sambil tersenyum, "Nyonya besar, apakah Anda dibuat terkejut oleh perkataanku ini? Bibi Selvie, ayo cepat bawakan secangkir teh untuk Nyonyamu."

Melly tersenyum, akhirnya secangkir teh yang diserahkan oleh Selvie dihirupnya dengan sisi bibirnya. "Ibu Chatrine, aku tidak mengerti, si siluman ini, adalah saingan Chatrine, sekarang dia dikurung di rumah sakit dan tidak bisa keluar, bukankan itu bisa membuat mereka berdua menikmati dunia dua? "

"Seharusnya seperti itu, hanya saja," Ibu Chatrine mengubah perkataannya, "Tetapi, jika di dunia mereka berdua tiba-tiba muncul orang ketiga itu bukanlah hal yang baik."

Mata ibu Chatrine melirik ke atas tangga.

Wajah Melly tiba-tiba menegang.

Dia melihat ke keatas seiring dengan tangga, Liena Guan yang pucat, berjalan menuruni tangga.

Ibu Chatrine meletakkan cangkir teh di tangannya, "Aku tidak tahu siapa ini? Seingatku, Nona muda ketiga di rumahmu bukanlah seperti orang ini yang sakit-sakitan."

Melly menjelaskannya sambil tersenyum: "Dia adalah guru Arthur. Kemarin, dia jatuh sakit dan demam tinggi, dan kemarin juga sudah larut, jadi aku membiarkannya tinggal di gedung utama ini untuk diperiksa dan beristirahat."

Dia melambaikan tangan kepada Liena Guan, "Ayo datang dan sapa ibu Chatrine."

Liena Guan bergegas berjalan mendekat, begitu dia mau sujud, ibu Chatrine mengangkat tangannya dan menghentikannya, "Tidak perlu, aku tidak berani menerima sujud ini. Keluarga kami tidak memiliki martabat sebesar keluarga Glen, tetapi bagaimanapun kamu memiliki sedikit aturan, aku tidak berani menerima sujud dari tutor yang bisa tinggal di sini. "

Perkataan ini langsung membuat ekspresi wajah Melly dan Liena Guan berubah seketika.

Melly memuramkan wajahnya, "Guru Liena sudah membaik bukan, kalau sudah membaik sudah boleh pulang dulu. Ketika Tuan muda kecil membutuhkan seseorang untuk mengajarinya, aku akan memanggilmu lagi."

Liena Guan menggigit bibirnya yang awalnya sudah pucat, "Nyonya besar, aku ..."

"Bibi Selvie, antarkan guru Liena pulang." Melly memotong perkataan Liena Guan dan langsung berkata.

"Ya." Selvie berjalan ke depan Liena Guan dan membuat isyarat, "Guru Liena, silakan Anda jalan duluan."

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu