Predestined - Bab 211 Pergi Ke Swiss

Dia dapat mengenalnya, itu adalah tulisan ayah, hanya ayahlah yang bahkan untuk menulis angka menekan sebegitu kuatnya, hingga pena hampir menembus kertas.

Tapi yang membuatnya lebih bersedih adalah password yang digunakan, tersusun dari tiga tanggal dimana terdiri dari tanggal ulang tahunnya dan hari pertama dia masuk sekolah.

Jika dipikirkan ayah dan ibu sungguh sangat mencintainya. Bahkan menjelang saat-saat terakhir mereka, mereka masih bisa dengan jelas mengingat 2 hari terpenting dalam hidupnya.

Melihat kertas yang menguning tersebut, hati Selena Xu tidak terpungkiri sangatlah sedih, hidungnya menjadi sedikit tidak nyaman, dia tiba-tiba saja ingin menangis.

Sebuah saputangan abu-abu bermotif kotak-kotak disodorkan padanya. Tangan yang menggenggam sapu tangan tersebut sangat indah, sayangnya pemiliknya memiliki wajah yang dingin dan tanpa ekspresi.

“Lena, hapuslah air matamu.”

Selena Xu sangat sedih sampai tidak sempat berpikir untuk menghardik pria itu, dia mengambil sapu tangan itu dan menghapus air matanya.

Pria itu bertanya lagi “Apakah kamu akan pergi?”

“Kenapa aku tidak bisa pergi?”

Selena Xu membersihkan hidungnya, menggenggam erat kertas di tangan, “Ini adalah benda yang diwariskan ayah dan ibu untukku, tidak peduli apapun itu, aku akan mengambilnya dan menjaganya dengan baik.”

“Swiss sangatlah jauh, kamu sendirian mungkin akan mengalami kesulitan.”

“Jangan selalu memperlakukanku seperti anak kecil. Apakah di matamu, aku bahkan tidak mampu untuk pergi jauh sendiri? Lagi pula ini tidak ada hubungannya denganmu.”

Sikap wanita ini tidak dipungkiri membuat bibir Everret Leng kaku.

Dia hanyalah mengkhawatirkannya, dia sampai begitu kasar padanya.

Selena Xu kemudian menyimpan kertas itu, bangkit menuju lantai 2, dia menoleh, “Di mana Carol?”

“Sudah tidur”

Sebelum pergi, Selena Xu pergi ke lantai atas, perlahan-lahan dia membuka pintu kamar putrinya. Dia ingin melihat putrinya.

Gadis itu tertidur sangat lelap, wajah bulatnya sangat tenang, seperti malaikat lucu yang sedang terlelap.

Hati Selena Xu tergerak, perlahan-lahan dia mengecup kening putrinya, berbisik  “Carol, ibu akan pergi ke Swiss, pergi untuk membawa pulang benda yang kakek dan nenek tinggalkan, kamu harus menurut.”

Di luar pintu Everret Leng diam-diam memperhatikannya, dengan pandangan yang mengandung makna yang tidak bisa ditebak.

Ketika Selena Xu keluar dari kamar, Everret Leng bertanya “Lena, bagaimana kalau kamu tinggal di sini untuk malam ini?”

“Aku tidak mau!” tanpa keraguan Selena Xu menolak.

Teringat hal yang terjadi padanya ketika suatu malam dia menginap di sini.

Pria ini mabuk, ketika bermaksud menolong, pria ini malah memaksa menidurinya.

Lebih parahnya lagi, setelah melakukan perbuatan bejatnya, dia malah seperti tidak sadar dan tidak tahu, sedikitpun tidak ada perasaan bersalah. Sungguh kejam!

Everret Leng melihat ke langit, “Sudah sangat larut, aku akan mengantarmu pulang.”

“Tidak usah”.

Selena Xu menuruni 2 anak tangga, tiba-tiba mengingat sesuatu, berbalik mengembalikan sapu tangan kepada pria tersebut.

Sepeninggal SelenaXu, Everret Leng mengalihkan pandangannya ke sapu tangan yang di tangannya, menyadari sapu tangan tersebut penuh dengan bekas air mata dan ingus wanita tersebut, sejenak dia dengan jijik mengerutkan keningnya.

Benda ini, seharusnya dikembalikan setelah dicuci bersih bukan?

......

Malam itu, Selena Xu pulang kerumah Laura Wen, dia memberitahukan hal ini kepada Laura Wen dan berpamitan dengannya. Pagi berikutnya, dia terbang sendiri menuju Swiss.

Kemarin semalaman, pikirannya dipenuhi oleh perkataan paman Bobby, memikirkan benda apa yang sebetulnya ayah dan ibunya tinggalkan padanya, hampir semalaman dia tidak bisa tidur, sekarang di pesawat rasa kantuk melanda hebat, saat menutup mata dia pun tertidur lelap.

Setengah sadar, dia merasakan kursi di sampingnya tiba-tiba diduduki oleh seseorang.

Selena Xu tidak peduli, sebaliknya dia malah bergeser ke dalam dan melanjutkan tidurnya.

Detik berikutnya, dia tiba-tiba tidak bisa bernafas, seseorang telah memencet hidungnya!

Dia sangat terkejut, saat membuka matanya, hal pertama yang dilihat adalah sepasang tangan yang sangat dibencinya, pemilik tangan tersebut memperhatikannya dengan ekspresi nakal.

“Lena, sudah bangun?”

Memakai setelan jas yang rapi, rambut yang disisir rapi ke belakang dengan wajah berekspresi dingin yang seolah mengejek, siapa lagi dia kalau bukan Everret Leng?

“Leng...... Everret Leng?” sesaat Selena Xu tertegun, dengan keras bertanya, “Mengapa kamu disini?”

Pria tersebut menarik kembali tangannya, mencoba merapikan pundaknya, di tangannya tiba-tiba telah ada segelas Brandy, dengan tenang dia mencicipinya.

Penampilannya yang terkesan puas dengan diri sendiri, seolah mereka bukan sedang berada di dalam pesawat melainkan di ruang tamu villanya!

“Swiss sangat jauh, Lena berangkat sendiri, sebagai walimu hatiku tidak  bisa tenang.”

Selena Xu menatap tajam wajah pria di depannya dengan penuh kecurigaan.

“Betulkah kamu bisa sebaik ini?”

“Tentu saja, kamu seharusnya tahu bahwa di hatiku hanya ada kamu seorang,” pria itu tertawa mengejek, membuat Selena Xu semakin meragukan kebenaran pernyataannya.

Dia tidak percaya.

Saat itu seorang pramugari melewati mereka, Selena Xu segera menghentikannya.

“Hai, aku ingin mengubah posisi duduk, mohon bantuannya.”

Pramugari itu menjawab, “Maaf nona, sudah tidak ada lagi kursi yang kosong, mohon bersabar.”

“Apa?”

Selena Xu mengernyitkan dahinya, dia bangkit dari tempat duduknya mengecek sekelilingnya, ternyata benar, semuanya penuh.

Terlihat kecewa dan kesal dia duduk kembali sambil manyun.

Everret Leng memiringkan badan ke arahnya, wajah tampannya sangat dekat dengan wajahnya.

“Mengapa ingin mengbah tempat duduk? Apakah lena membenciku?”

Di jarak yang sangat dekat ini, Selena Xu bisa melihat dengan jelas kulit wajahnya yang begitu sempurna, setelah itu terdengar suara desis yang disertai aroma Brandy.

Jarak sedekat ini membuat Selena Xu merasa sangat tidak nyaman, seolah menduduki matras berduri, dia tanpa sengaja mendorong pria tersebut, ekspresinya juga sangat dingin.

“Jika kamu bisa sedikit menjauh dariku, mungkin aku tidak akan begitu membencimu.”

Pria itu mengangguk ringan, dengan senyum terpaksa mengatakan, “Jika demikian, maka aku seharusnya tidak boleh pergi. Aku tulus padamu, kamu malah membenciku. Begini saja, bencilah aku sampai merasuki tulangmu, dengan begitu aku akan bisa terpahat dalam hatimu.”

“Kamu......” Selena Xu kesal, tangan yang disembunyikan dalam lengan bajunya meremas kuat.

Di depan pria ini, tidak peduli seberapa besar kekesalan dalam hatinya, semua serangannya akan berakhir seperti memukuli spons, bahkan berdebat pun dia tidak akan bisa menang melawannya.

“Sudahlah, malas berbicara denganmu, aku mau tidur, jangan ganggu aku lagi!”

Selena Xu mengatakan dengan tidak senang, memakai penutup mata, dia memiringkan wajahnya kearah jendela, tidak berbicara lagi.

Dalam perjalanan ini, Selena Xu tidur dengan sangat tenang.

Untung saja Everret Leng sangat penurut, dia tidak mengganggunya, ketika pesawat mendarat di Swiss, Selena Xu tanpa sengaja melihat seseorang.

Ternyata paman Bobby.

Dia memakai setelan jas berwarna abu-abu, meski usianya tidak muda lagi, dia masih kelihatan bersemangat, ditambah lagi apa yang dipakainya sedikitpun tidak terlihat murah, sepertinya dia bukan dari kalangan orang biasa.

“Nona Xu aku sudah menunggu sangat lama.” Paman Bobby berjalan mendekat dengan wajah tersenyum, mengisyaratkan Selena Xu untuk menyerahkan koper kepadanya.

“Paman Bobby?  mengapa anda disini?” Selena Xu tidak menyangka.

“Apa aku tidak pernah mengatakan? Sebelumnya aku hanya pulang demi mencarimu, bisnisku ada di Swiss, di sini sudah merupakan kampung halaman keduaku.”

Selena Xu menganggukkan kepala, kemudian dia berkata, “Paman Bobby, aku ingin berangkat ke bank sekarang, mengambil benda yang ditinggalkan oleh orang tuaku padaku, tapi tempat ini asing bagiku, apakah anda bersedia menemaniku?”

“Ini tentu saja bukan masalah, hanya saja hari sudah larut, saat ini bank mungkin sudah tidak beroperasi, bermalamlah di tempatku satu malam, besok pagi kita baru pergi.”

Meskipun tidak ada pria seperti paman Bobby dalam benak Selena Xu, di usianya yang sudah lanjut, demi menepati janji yang dibuatnya puluhan tahun lalu terhadap orang tua Selena Xu, kembali ke kampung halamannya yang begitu jauh untuk mengabarinya, sekarang dia masih berbaik hati hati melayaninya, hal ini membuat Selena Xu sedikit terharu, segan menolak, dia akhirnya menyetujuinya.

“Kalau begitu mohon bantuannya, paman Bobby.”

“Jangan sungkan, aku dan ayahmu bersahabat, kamu adalah putri mereka satu-satunya, jadi kita tidak perlu terlalu sungkan.”

Selesai berbicara, nampak seorang pria bersetelan jas hitam dengan ekspresi bosan yang berjalan ke arah mereka, melihatnya paman Bobby tersenyum sumringah.

“Tuan Leng, mengapa anda juga berada di sini?”

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu