Predestined - Bab 478 Menjenguk Orang Sakit

Selena Xu lumayan menyukai Evita.

Gadis ini tidak memiliki niatan jahat. Bahkan sudah datang ke Kota Bin yang makmur, masih saja mempertahankan kepolosan dan kejujuran. Ini sangatlah susah.

Dan yang lebih penting adalah dia ada adalah penyelamat Everett Leng. Oleh karena itu dia tidak pernah berjaga-jaga dengan sikap Evita.

Dengan lambat Evita berjalan sampai di depan jendela, melihat wanita yang lembut dan kecil di bawah yang sudah menaiki mobil sport berwarna merah. Dia mengalihkan pandangannya setelah mobil itu pergi dan tak terlihat.

Dia dengan teliti meneliti botol kecil yang ada di telapak tangannya, tidak bisa menahan diri untuk menyemprotnya ke tubuh. Dia menutup mata dan menyium aromanya.

Sangat wangi. Persis dengan aroma pada tubuh Selena Xu.

Setelah beberapa saat, Evita tersadar dari haluannya. Dengan tangkas dia juga mengikat rambutnya menjadi ekor kuda. Dengan seperti ini maka lebih mirip dengan Selena Xu.

Melihat diri sendiri di cermin, tiba-tiba dia merasa dirinya sudah tidak waras.

Parfum Selena Xu, dia mau. Pakaian Selena Xu, dia juga mau. Bahkan rambut juga dipotong sama panjang dengan milik Selena Xu.

Dia tidak bergeming. Malahan hampir berusaha keras bahkan sampai gila-gilaan untuk meniru Selena Xu, meniru semuanya.

Kalau cukup mirip dengan Selena Xu, apakah Tuan Leng juga bisa meliriknya bahkan menerimanya?

Mobil sport berwarna merah itu semakin jauh dengan area perkotaan, mobil itu membelah jalanan kecil di hutan dengan tidak mempedulikan sekitar. Saat lewat, dedaunan berjatuhan.

Sebuah suara lengkingan yang dikarenakan rem mendadak, mobil itu berhenti di depan sebuah gerbang yang dilapisi dengan emas secara tebal.

Selena Xu membuka pintu mobil, melangkah ke depan dengan cepat, menggenggam ambang pintu dan melihat ke dalam.

Tiba-tiba muncul wajah seorang penjaga di depannya, terlihat sangar.

“Hei. Lihat apa!”

Dia bertanya, “Pak penjaga, numpang tanya apakah serigalah tua, eh, Tuan Roy Mo di rumah?”

“Tidak ada.”

“Aku sudah mendengar bahwa dia di rumah. Hari ini dia ingin kembali ke rumah.”

“Tidak ada. Cepat pergi dari sini. Tuan Roy Mo bukan orang yang bisa kamu temui sesukamu.”

Selena Xu kesal.

Dia sudah datang. Setidaknya membukakan pintu untuk dirinya masuk.

Terbatasi oleh pintu besi, dia tersenyum pelan, menunjukkan giginya yang sangat putih, lesung pipit yang ada di pipi imutnya.

“Aku adalah teman Tuan Mo. Namaku Selena Xu. Dengar-dengar dirinya sakit. Aku sengaja kemari untuk menjenguknya. Tolong biarkan aku masuk, ya? Tolonglah, tolong.”

Selesai berbicara dengan kata-kata manis yang berlebihan, dia masih mengedip-kedipkan mata besarnya yang hitam dan jernih.

Lalu, sang penjaga seperti tidak terbuai oleh “kecantikannya”, dan memutar bola mata padanya.

“Tunggu sebentar. Aku laporkan dulu baru dibicarakan.”

Dia mengerutkan hidungnya, memberikan wajah masam di belakang penjaga.

Benar-benar. Dia sudah menunjukkan daya tariknya sebagai wanita, tapi sikapnya masih seperti itu. Benar-benar buta.

Dan saat dia tidak senang karena kecewa, sang penjaga kembali.

“Tolong kamu kembali. Tidak bisa bertemu.”

“Tidak bisa bertemu?”

“Benar.”

“Baiklah. Tidak ingin bertemu, kan? Kalau begitu aku menunggu di sini sampai dia keluar.”

“Eh, kamu ini, ya!”

Mengabaikan pandangan lain dari sang penjaga, dia membalikkan badan dan duduk di kap mobil sport. Dalam kehangatan siang hari, dia menyipitkan matanya.

“Aiya, Tuan Mo kalian lumayan pandai menikmati. Pemandangan di sini bagus dan juga tempat yang bagus untuk berjemur.

Melihatnya yang bermuka tebal, sang penjaga juga mengabaikannya, memutar badan dan pergi.

Pokoknya tidak membuka pintu dia juga tidak masuk. Biarkan saja dia. Tidak mungkin wanita ini menunggu sampai hari menjadi gelap.

Selena Xu menghela nafas, mengeluarkan speaker decibel dai dalam mobil dan bernyanyi.

“Jalanan gunung di sini yang berbelok-belok, di sini…”

Seketika, suaranya yang buruk menggema di rumah itu, seperti suara ajaib yang menggema di telingga, mengejutkan dunia dan langit.

Penjaga pintu dengan cepat ke arahnya, melihat Selena Xu yang berdiri di depan mobil sport mengangkat speaker “bernyanyi dengan keras”, membuat orang terkejut.

“Jangan nyanyi lagi. Jangan nyanyi lagi.”

Selena Xu bertanya dengan tersenyum, “Kenapa? Sudah bersedia membiarkanku masuk?”

Sang penjaga kesal, “Masuk apa masuk! Tuan Mo kami sedang sakit, perlu istirahat yang tenang. Kamu ini ingin mencelakaiku?”

“Aku tidak peduli. Pokoknya aku ingin bertemu Roy Mo. Dia tidak ingin menemuiku, aku tetap bernyanyi.”

“Kamu ini tidak tahu malu.”

“Kamu sudah tau kalau aku tidak hanya tidak tahu malu, juga seorang perempuan jahat. Keluar kamu.” Dia mengedip-kedipkan mata.

Sang penjaga marah.

Di dalam rumah mewah tersebut, Roy Mo yang sedang beristirahat di atas kasur meletakkan koran yang ada di tangannya. Suara lagu yang diribut di luar membuatnya mengerutkan alis.

“Pengurus rumah.”

“Tuan.” Pengurus rumah bergegas menghampirinya.

Roy Mo menunjuk ke luar jendela dan bertanya, “Siapa yang bernyanyi dengan nada sumbang? Entah seperti apa.”

Penjaga rumah mengelap keringat dingin yang ada di dahinya, menjawab dengan hati-hati.

“Itu… Itu adalah istri Everett Leng, yaitu Selena Xu.”

“Dia” Wajah Roy Mo menghitam, “Kenapa dia bisa di sini?”

“Begini, Tuan. Tadi aku mendapatkan laporan dari penjaga pintu mengatakan Selena Xu ingin menjenggukmu. Tentu saja aku tidak membiarkannya masuk. Tanpa seizinmu, aku memerintahkan penjaga rumah untuk mengusirnya. Tapi siapa yang tahu kalau dia bukan saja tidak pergi, tapi juga menjerit di luar menggunakan speaker.”

“Apa yang ingin dia lakukan?”

Penjaga rumah menunjukkan ekspresi malu, “Tidak tahu.”

Alisnya semakin mengerut. Roy Mo melempar koran ke samping, melambaikan tangan dengan resah.

“Biarkan dia masuk. Kalau seperti ini terus, kepalaku pasti meledak.”

“Baik. Aku pergi sekarang.” Penjaga rumah pergi dengan terburu-buru.

Roy Mo mengulurkan tangannya memijit alisnya. Wajahanya penuh dengan kekesalan dan ketidaksabaran.

Tidak tahu bagaimana Everett Leng mengajari istrinya sendiri. Bagaimanapun juga dia adalah nyonya besar dari keluarga kaya raya. Tidak sopan seperti biasanya sudah cukup. Ini masih ……

Benar-benar wanita bajingan.

Selena Xu dibawa ke ruang tamu.

Kedua tangannya terletak di belakang tubuhnya, melihat-lihat perabot mewah dalam ruangan dengan penuh ketertarikan dan menyentuhnya.

Melihat rumah ini dipenuhi pajangan, ada lukisan minyak, ada barang pecah belah, dan masih ada beberapa teleskop retro barat dan sebagainya, terlihat sangat antik.

Dia menghela nafas pelan.

Serigala tua ini. Brang-barang sebagus ini di pajang di ruang tamu hanya untuk tampilan. Tidak takut dipecahkan orang karena ketidaksengajaan.

Tidak lama kemudian, Roy Mo keluar.

Dia memiliki kebiasaan mengganti pakaian sesuai tujuannya. Saat ini dia menggunakan baju tidur. Sebuah jas berada di bahunya. Wajahnya terlihat sedang sakit.

“Akhirnya kamu bersedia menemuiku, Serigala tua.” Katanya sambil tersenyum.

“Hmp! Kenapa kamu kemari?” Ekspresi wajah Roy Mo menghitam.

“Datang menjengukmu, loh.”

Saat mengatakannya, Selena Xu berjalan ke arahnya, mengintari Roy Mo satu putaran, dan bercanda, “Ckckck. Serigala Tua, wajahmu tidak tampak sehat. Benar-benar membuat orang khawatir, loh.”

“Menjenguk.”

Roy Mo melihat tangannya yang ksoong, tersenyum menyeringai, “Karena datang menjenguk, kenapa tanganmu kosong?”

Selena Xu tersenyum menyipitkan mata, “Aku tahu kamu membenciku di hatimu, membenci keluarga Leng. Oleh karena itu aku tidak membawa apa-apa. Nantinya juga kamu buang. Sangat disayangkan.”

“Kamu!’ Roy Mo tercenang sejenak, tersenyum kesal.

Gadis ini benar-benar menyebalkan, terutama bibir kecilnya yang pandai berbicara. Terkadang benar-benar membuat ingin orang menghancurkan gigi-giginya.

Selena Xu melangkah dan duduk di atas sofa empuk, mengganti posisi duduk ke posisi yang nyaman, sangat bebas.

“Serigala tua, kamu orang yang terkenal. Tidak disangka kamu malah pelit.”

“Pelit?” Roy Mo mengerutkan alis, “Kenapa berbicara seperti itu?”

Selena Xu melirik meja teh yang kosong, “Kamu lihat. Aku sudah menunggu sangat lama, pelayanmu bahkan tidak memberikan secangkir pun the kepadaku. Tidak mungkin kamu tidak merelakan daun-daun teh, kan?”

Bibir Roy Mo datar, menatap dengan tatapan dingin. pengurus rumah dengan sigap menyuruh pelayan memberikan teh hitam.

Selena Xu mencicipi teh hitam tersebut dengan pelan. Dengan suasana yang nyaman, Roy Mo bertanya dengan tidak sabaran.

“Jangan berputar-putar. Katakan dengan singakt kenapa kamu datang. Pasti bukan menjenguk, kan?”

“Baik. Aku langsung katakan saja.”

Selena Xu memegang teh di tangannya, berbicara dengan pelan, “Aku ingin pabrik makananmu.”

“Kamu menginginkan pabrikku?”

“Membelinya.”

“Membelinya?”

Selena Xu berkata dengan mengangguk, “Hmm.”

Roy Mo tercengang seketika, tersenyum menyeringai, “Memang Nyonya Leng. Bersama dengan Everett Leng beberapa tahun juga sudah mempelajari kata membeli.”

“Jadi, bagaimana menurutmu?”

“Berdasarkan apa kamu merasa aku akan setuju dengan pembelianmu?”

Selena Xu berbicara dengan lembut, “Karena keadaanmu sekarang. Bisnismu sepi. Sekarang juga sudah dikeluarkan dari Serikat Dagang. Kinerja bisnis properti juga hanya sebatas rata-rata. Bisnis makanan juga biasa-biasa saja. Kamu, kekurangan uang.”

Mendengarnya, ujung bibir Roy Mo terangkat, “Kamu bisa sangat mengamatinya.”

“Tentu saja. Oleh karena itu, daripada membiarkan pabrik makanan mati di tanganmu, lebih bagus dijual kepadaku. Aku bisa memberikanmu harga yang masuk akal.”

Roy Mo mengatakan, “Kamu sangat menginginkan pabrik makananku, hanya karena itu pernah menjadi usaha ayah ibumu.”

Selena Xu menyimpan senyumannya. Ekspresinya perlahan mendingin.

“Benar. Itu adalah perjuangan ayah ibuku seumur hidup. Kamu merebutnya dengan cara yang tidak pantas. Bukankah seperti itu?”

Roy Mo memijit alisnya yang terasa sakit, “Gadis kecil. Ayah ibumu bunuh diri, bukan aku yang membunuhnya.”

Dia emosi, “Tapi kamu menggunakan cara kotor untuk memaksa mereka sampai bangkrut. Kalau bukan karenamu, apakah ayah ibuku bisa sampai tidak bisa menerimanya?”

Roy Mo seperti ingin mengatakansesuatu lagi, tapi tidak mengatakannya. Pada akhirnya dia menhela nafas.

“Baik. Kalau kamu ingin merasa seperti itu, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa.”

Selena Xu merasa emosi dirinya agak lepas kendali. Dia menarik nafas dalam-dalam mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Dia mengatakan, “Serigala tua, untuk sementara aku mengesampingkan kebencian. Aku hanya ingin bertanya padamu, aku ingin mengambil kembali pabrik ayah ibuku. Apakah kamu menjualnya?”

“Tidak menjualnya.”

“Kenapa?”

Roy Mo menghela nafas dengan dingin, menyipitkan mata menatapnya, “Gadis kecil, kamu benar-benar merasa sekarang ini aku sudah gagal sampai ingin menjual properti? Apa kamu pernah mendengar sebuah kalimat?”

“Apa?”

“Orang yang tiba-tiba menjadi miskin dalam bidang ini lebih dihargai daripada mereka yang baru saja muncul di bidang ini. Kamu hanyalah seorang gadis. Beraninya mengatakan kata membeli di depanku. Ini namanya penghinaan terhadap harga diriku.”

Mendengar cara bicara Roy Mo yang bersikap sangat tegas dengan nada yang kuat, Selena Xu meletakkan the tersebut dan berdiri.

“Serigala tua, aku harap kamu bisa memikirkannya dengan baik. Aku memberikanmu kesempatan ini lagi.”

“Hmpf, Aku Roy Mo masih tidak memerlukan kesempatan dari gadis sepertimu.”

Selena Xu tidak rela.

Dengan pabrik ayah ibu masih berada dalam tangan serigala tua, baginya masalah ini seperti hal yang sangat menyedihkan di hatinya.

“Kamu pertimbangkan sejenak. Aku bisa menunggu jawabanmu.”

“Tidak perlu dipertimbangkan. Aku sudah memberikanmu jawaban. Dengarkan baik-baik. Sekalipun aku, Roy Mo mati miskin juga tidak akan mungkin menjual pabrik. Kamu menyerah saja.”

“Kamu!” Ekspresi Selena Xu berubah karena kesal.

Roy Mo menyeka lengan bajunya dengan marah, memutar badan dan pergi. Tidak melihatnya lagi.

“Pengurus rumah.”

“Tuan, ada perintah apa?”

“Bawa pergi gadis ini keluar.”

“Baik.”

Pengurus rumah menepuk tangan. Dengan segera, dua pelayan dengan badan tinggi besar masuk dari luar pintu.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu