Predestined - Bab 479 Harus Memberikannya Cara Yang Licik

Melihat dua pelayan dengna badan yang tinggi besar, dengan ekspresi dingin, Selena Xu menatap Roy Mo.

“Serigala tua, beraninya kamu!”

“Hmph! Ini rumahku. Apa yang aku takutkan?”

Roy Mo memberikan isyarat dengan matanya. Kedua pelayan melangkah dengan langkah besar ke arah Selena Xu, dengan santainya menariknya.

“Lepaskan. Kalian, lepaskan!”

Dia memberontak, mengayunkan sepasang kakinya di udara.

Ekspresi pengurus rumah tidak ramah dan tersenyum menyeringai, “Kalian berdua sudah mendengar apa yang dikatakan Tuan Mo. Bukan mempersilahkannya keluar, tapi mengusirnya. Mengerti?”

“Mengerti”

Selesai berbicara, Selena Xu ditangkap seperti seekor anak ayam yang lemah, melewati taman bunga, melewati kolam renang dan peternakan kuda. Dengan cepat dia sudah sampai di gerbang.

Kedua pelayan tidak sedikitpun mengerti kelembutan terhadap wanita dan langsung mencampakkannya keluar.

“Pergi!”

“Ah!”

Selena Xu menjerit. Dia berdiri, setelah sesaat, terdengar suara “jatuh” dengan wajah yang dipenuhi debu.

Selena Xu kesulitan untuk duduk, mengelus dadanya yang sakit, membuatnya sangat mengerutu kesal.

Sialan! Dada yang mendarat duluan. Untung asli, kalau tidak pasti langsung meledak.

“Kalian…… Kalian tidak berperikemanusian!” Dia marah karena sudah kesal.

Penjaga gerbang dengan segara mengunci pintu. Terbataskan oleh sebuah pintu besi, tersenyum dengan wajah yang mencibir.

Menurutku, tadi kamu masih bersemangat. Sekarang?”

“Ingat sampaikan kepada Roy Mo. Suruh dia ingat. Aku akan mengingat masalah hari ini!”

Kata Selena Xu dengan menggerutu.

Bagaimanapun juga sudah dipermalukan, jadi harus menggunakan kalimat yang keras untuk menebusnya.

Penjaga pintu melambaikan tangan, “Hati-hati. Aku tidak mengantar lagi. Jangan pernah datang lagi.”

Amarah Selena Xu masih belum reda. Dia juga tidak membalikkan kepala, hanya memberikan jari tengah ke punggung sang penjaga, mengisyaratkan “hormat”.

Benar-benar sial. Sudah masalahnya tidak terselesaikan, malahan diusir seperti ini. Dia tidak pernah diperlakukan sekejam ini sebelumnya. Benar-benar mengesalkan!

Menjelang malam hari, saat Selena Xu kembali ke kediaman Leng, dia bersikap kesal dan menarik perhatian pria yang berada di sofa.

Everett Leng meletakkan korannya, membuka mulutnya.

“Ada apa? Kenapa sangat tertekan?”

Selena Xu menggeleng-geleng kepalanya, “Kesal? Mana ada kesal?”

“Ada luka di wajah.”

“Benarkah?”

Dia terkejut dan menyentuh wajahnya sendiri. dengan segera dia mengambil cermin dan melihatnya dengan teliti.

Ternyata di dahi ada sebuah goresan kecil dan tertutup oleh poni. Oleh karena itu dia tidak menyadarinya tadi.

Mata Everett Leng benar-benar tajam.

“Kenapa bisa terluka?” Tanya Everett Leng.

“Aku…… Aku tidak hati-hati dan terbentur pintu.” Dia ingin menjelaskannya dengan gegabah.

Dia merahasiakan masalah mengenai dia mencari serigala tua itu. Tidak bisa sampai membiarkannya tahu, atau tidak pasti bisa menyalahkannya karena tidak mendiskusikan masalah degngannya. Dan selanjutnya adalah omelan yang tidak henti-hentinya.

Everett Leng menutup korannya, meletakkannya di samping dan mengulurkan jari-jarinya.

“Kemari.”

“Oh.” Dia patuh dan berjalan ke arahnya.

“Tatap mataku dan jawaba aku sekali lagi.”

Tatapan dalam Everett Leng langsung diarahkan padanya. Matanya perlahan menyipit, tersirat tatapan yang mencari-cari, rasa tertekan yang aneh.

Dari kecil sampai besar, Selena Xu paling tidak bisa seperti ini.

Kalau sampai dia merasa bersalah, maka dia tidak berani menatap mata Everett Leng. Dan setiap kali dia berbohong, Everett Leng selalu menggunakan cara ini untuk membuktikannya bahkan sudah dicoba dan teruji.

Dengan hati-hati dia menegadahkan kepala melihatnya, berusaha keras berpura-pura seakan tidak terjadi apa-apa. Sepasang matanya menatap seperti bola lampu, tidak berkedip.

Selama matanya tidak melirik tempat lain, seharusnya tidak ada masalah.

“Kamu berbohong.” Everett Leng mengatakan satu kalimat itu dengan nada bicara yang serius.

“Aku tidak berbohong.”

Everett Leng tersenyum menyeringai, “Semakin kamu menutupinya, maka semakin tegang tatapan mata, semakin tidak natural.”

Selena Xu langsung menghela nafas, berkata dengan suara pelan, “Baiklah, aku diganggu oleh orang.”

Pria yang berada di sofa mengganti cara duduknya yang nyaman, memegang the hitam, seperti tidak memperhatikan kalimat yang keluar tersebut.

“Roy Mo, kan?”

“Bagaimana bisa kamu tahu?” Katanya dengan tidak sadar.

“Kemarin malam, kamu memastikan informasi Roy Mo kembali ke rumah padaku. Saat itu aku sudah tahu kamu ingin pergi mencarinya dan juga tahu kenapa kamu pergi.”

Selena Xu berkata tanpa berpikir lagi, “Kalau begitu coba kamu katakan. Kenapa aku pergi?”

“Kamu ingin membeli pabrik makanan Roy Mo yang di dekat Wuhuan.”

Selena Xu diam seribu bahasa. Dia hanya melihat mata sang pria, seperti sedang melihat makhluk aneh.

Tidak mungkin. Kenapa dia bisa tahu semuanya? Mempunyai indra keenam?

“Sangat gampang. Akhir-akhir ini kamu menggunakan ruang buku dan komputerku. Ada banyak informasi yang berkaitan dengan pabrik tersebut dalam riwayat penelusuran.”

“Baiklah.” Dia teryakinkan.

Pria yang bermartabat itu menyeruput teh, dan berkata, “Dan juga aku tahu kamu akan menderita kalau kamu pergi.”

“Tapi kamu tidak menahanku.” Dia mengerucutkan bibir kecilnya.

“Karena aku merasa harus membiarkanmu sedikit menderita. Dengan begitu kamu baru bisa bertumbuh.”

Selena Xu duduk di sebelah sang pria, mengeluh dengan merasa tidak adil.

“Aku dan serigala tua itu sudah membicarakannya. Dia tidak setuju untuk menjualkan pabriknya padaku. Oke, tidak apa-apa. Tapi dia malah menyuruh orang mengusirku. Mengusirku, loh!”

Selesai mendengarnya, Everett Leng seperti tersenyum namun tidak tersenyum dan memanggil pengurus rumah.

Pengurus rumah berjalan ke depan, “Tuan.”

“Carilah obat. Urus luka yang ada di wajahnya.”

“Baik.”

Pengurus rumah mengambil kotak obat. Dengan teliti dia membersihkan luka di dahi Selena Xu, dan mengolesi obat.”

Dia berkata dengan murah hati, “Hanya luka ringan saja. Ini akan cepat sembuh.”

“Terima kasih, Paman pengurus rumah.”

Kata Selena Xu berterima kasih. Pada akhirnya tidak tahan lagi dan meminta saran pada Everett Leng.

“Suamiku, menurutmu kalau serigala tua tidak setuju dengan jual beli itu, aku harus bagaimana?”

“Kamu serius?”

“Tentu saja. Pabrik itu adalah bisnis hasil kerja keras ayah ibuku seumur hidup mereka. Sekarang jatuh ke dalam tangan Roy Mo. Aku harus mengambilnya kembali.”

Everett Leng diam sejenak, bibirnya melengkung membentuk senyuman yang dalam.

“Memebli pabrik itu sangatlah mudah. Terlihat tidak mungkin, maka gunakan cara licik.”

Selena Xu tersenyum senang dan dengan segera memegang tangan Everett Leng bertanya, “Kalau begitu, apa yang harus aku lakukan?”

Selesai berkata, dia mendapatkan elusan di kepalanya dari sang pria.

“Ah” Dia mengelus kepalanya, mengerutkan bibir kecilnya berkata, “Kamu ngapain, sih?”

Everett Leng meliriknya. Ekspresinya dingin dan sangat kecewa dengan harapannya.

“Selena XU, kamu sudah dewasa. Gunakanlah otakmu sesekali.”

“Tapi setidaknya kamu memberikanku petunjuk.”

“Pikirkan sendiri. Intinya, menghadapi Roy Mo harus menggunakan cara licik, atau tidak maka kamu tidak akan menang darinya.”

Selesai berkata, Everett Leng berdiri. Terlihat sekali bahwa petunjuknya hanya itu saja.

Selena Xu duduk termenung di atas sofa. Satu tangannya menahan dagu, berpikir dalam-dalam.

Yang licik.

Hari selanjutnya, setiap hari Selena Xu berpikir keras tentang perkataan Everett Leng. Dia tiba-tiba merasa yang dikatakan Everett Leng iru masuk akal.

Karena serigala tua itu selalu suka bermain liik, maka kenapa dia tidak bisa?

Berpikir seperti ini, dia mempunyai ide,

Hari ini, dia mengendarai mobil di jalanan dan mendapat telepon dari Louis Li.

“Lena, kamu menyuruhku tolong untuk membuat janji pertemuan dengan CEO Mo’s Food Corp. Aku sudah membantumu membuat janji dengannya.

“Oh, ya? Kapan?”

“Sekarang.”

“Lokasinya?”

“East Street Teahouse. Dia sendiri yang memilih tempatnya.”

“Sangat bagus. Kamu juga datang.”

Selesai menelepon, Selena Xu memutar kepala dan mengarah ke East Street Teahouse.

Berdasarkan informasi yang sudah dikuasai olehnya, CEO Mo’s Food Corp. bukanlah orang kepercayaan Roy Mo, tapi dipekerjakan dari luar.

Dengan begini maka lebih gampang. Dia memutuskan untuk duluan turun tangan dari CEO tersebut

Beberapa menit kemudian, mobil Selena Xu berhenti di depan Teahouse. Louis Li juga baru sampai.

“Di mana CEO Chen?” Tanyanya.

“Baru saja sampai. Di atas.”

Selena Xu menarik nafas dalam-dalam, memberitahu Louis Li.

“Nanti, jangan membuat malu. Harus membuatnya takut dengan cara yang mengesankan. Mengerti?”

Louis Li memiliki kebiasaan menggunakan tangannya membenarkan letak kacamatanya, dan mengangguk pelan.

“Tenang. Aku mengerti.”

Dalam panduan pelayan teahouse, kedua orang ini sampai ke ruang private yang hening. Louis Li membuka tirai dan Selena Xu masuk.

Dekorasi dan gaya dalam ruang private ini lumayan. Elegan dan klasik, cendana yang dibakar di perapian, aroma yang lembut.

Seorang pria berdiri dan menyambut, berusia sekitar empat puluh, berpenampilan menggungakan jas dan sepatu kulit, terlihat elegan.

“Ini Selena Xu, CEO Xu, kan?”

“Halo, CEO Chen. Aku sudah pernah mendengar tentangmu.”

Keduanya berjabat tangan. CEO Chen berkatam “CEO Xu terlalu sungkan. Mari, silahkan duduk.”

Ketiganya duduk mengelilingi meja kayu cendana. Pelayan teahouse memberikan seteko teh,lalu pergi.

CEO Chen bertanya, “CEO Xu, sebenarnya ada masalah apa kamu mencariku?”

Senyuman Selena Xu sangat dalam. Walaupun usianya masih belia, tapi setelan jas kerja mengurangi kekanak-kanakannya. Sedikit banyak memberikan dirinya aura bos wanita yang bermartabat.

“Tidak apa-apa. Hanya sudah lama mendengar nama CEO Chen. Hanya ingin berbincang-bincang denganmu saja.”

“Oh. Apa yang ingin dibicarakan oleh Nona Xu kepadaku?”

Selena Xu mengangkat gelas teh tapi tidak meminumnya. Dia hanya memutarnya di tangannya.

“Langsung saja bertanya. CEO Chen, menurutmu, bagaimana bekerja dengan Roy Mo?”

“Tuan Mo ini memperlakukanku dengan baik, juga memberikanku kebebasan dan hak penuh. Aku sangat senang bisa bekerja untuknya.”

Mendengarnya, Selena Xu curiga, “Eh, harusnya tidak, kan?”

CEO Chen bertanya, “Ada apa?”

Dia berkata sambil tersenyum, “Tapi kenapa yang aku dengar itu Roy Mo, sekarang serigala tua itu sudah hampir jatuh miskin. Tidak hanya PHK masal di beberapa perusahaan dan pabrik, bahkan sampai gaji pekerja juga dipotong.”

Ekspresi CEO Chen perlahan berubah, bertanya dengan suara rendah dan serius, “Menarik. Dari mana CEO Xu mendengarnya?”

Selena Xu menghela nafas. Louis Li yang berada di samping tersenyum menyeringai.

“Apa ini masih perlu diketahui dari orang lain? Bahkan ada pemogokan kerja dan protes besar-besaran di pabrik kulit Roy Mo karena pengurangan gaji. Masalah ini sudah tersebar kemana-mana. CEO Chen juga terkena dampaknya, kan?”

Mendengarnya, Selena Xu pura-pura menegur.

“Louis Li, siapa CEO Chen? Dia adalah orang yang dipekerjakan Roy Mo dengan gaji tinggi. Orang yang memiliki kemampuan seperti CEO Chen ini jarang ditemui. Kalau Roy Mo memotong gajinya, maka dia sangat tidak berperikemanusiaan. Tidak boleh sembarangan berbicara.”

Louis Li menganggukkan kepala berkata, “Maaf. Aku berpikir terlalu jauh.”

Dia dan Louis Li kompak. Walaupun kata-kata yang tidak disengajai, tapi, mendengarnya membuat hati CEO Chen tidak enak.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu