Predestined - Bab 216 Gadis Kecil Ini Adalah Wanitaku

"Lena!"

Everett Leng meneriakinya tanpa melihatnya.

Paman Bobby bergegas datang dan berkata, "Tuan Leng, gadis ini masih asing dengan tempat ini, jangan biarkan dia tersesat, segeralah pergi, saya tunggu anda di rumah."

Everett Leng menatapnya dengan acuh tak acuh, tanpa mengatakan apapun, ia pergi mengikuti Selena.

Selena dalam hati bersungut-sungut, ia berjalan dengan langkah cepat.

Berjalan sampai sebuah belokan, ia menghentikan langkahnya, membalikkan badan dan bertanya dengan dingin.

"Kenapa kamu mengikutiku?"

Everett Leng perlahan melangkah maju, di wajahnya yang dingin muncul sebuah senyuman tipis.

"Aku adalah walimu, bertanggung jawab untuk tahu kamu pergi kemana. Kalau kamu tersesat, aku akan bingung."

"Kamu bukan lagi waliku!" Kata Selena sambil menggertakkan gigi seperti anak kucing yang marah.

"Aku sudah berumur di atas 18 tahun, kamu sudah bukan lagi waliku. Mulai sekarang tidak peduli aku bagaimana, tidak ada hubungannya denganmu, tolong jangan ganggu aku lagi!"

Setelah mengatakannya, Selena berbalik dan berjalan dengan tergesa-gesa. Di belakangnya, langkah kaki yang tegas mengikutinya. Selena mengabaikannya, menganggap seolah dia tak ada.

Selena ingin pulang ke rumah Paman Bobby, namun setelah berjalan beberapa saat, pemandangan sekitar semakin lama semakin asing. Akhirnya, setelah merasa terlalu lelah, ia bersandar pada dinding dan mengambil nafas.

"Kenapa berhenti, Lena? Apakah tersesat?" Di belakangnya, muncul sebuah suara.

Selena melihat ke arah pria itu dengan sebal.

"Apakah dia malu mengakui jika dia tersesat?"

Everett Leng berdiri di depannya, senyum di mulutnya lebih merekah. Ia melihat awan gelap yang berkumpul.

"Ah, langit mendung, sebentar lagi pasti turun hujan."

Lalu ia mengangkat tangannya untuk mengecek jam tangan. "Ah, sebentar lagi sudah malam"

"Jadi apa yang mau kau katakan?" Selena berkata dengan agak ketus.

Everett tersenyum dan berkata, "Sekarang aku hendak ke rumah Paman Bobby, jika kamu tidak ingin tersesat dan kehujanan, ikuti aku. Kalau kamu tidak mau, aku tidak memaksa"

Setelah mengatakannya, Everett membalikkan badan dan lanjut berjalan, meninggalkan Selena yang masih terpaku di pinggir jalan.

Dia... meninggalkanku begini saja?

Selena menggertakkan gigi dengan kesal. Yang katanya pelindungku? Sebenarnya tidak perlu setiap saat berada di dekatku untuk menjagaku, tapi ini malah meninggalkanku di tempat asing ini.

Tiba-tiba petir menggelegar, dan Selena bergidik.

Hujan akan segera turun.

Selena memandang ke langit, lalu memandang Everett yang berjalan semakin jauh, akhirnya ia mengikutinya. Meskipun merasa malu, namun ia tak ada cara lain.

Dia tidak tahu dia sedang berada dimana, dan jika naik taksi, perbedaan bahasa juga jadi suatu kendala. Dan lagi, ia belum tahu dimana rumah paman Bobby.

Setelah melewati satu jalanan, Everett berhenti membeli rokok. Mendengar langkah kaki di belakangnya, ia tersenyum lebar.

Gadis ini dibesarkan olehnya. Dia tentu tahu bagaimana cara mengatasinya.

Setelah kembali ke rumah Paman Bobby, Selena berada dalam suasana hati yang buruk. Ia mengunci diri di kamar dan tidak keluar untuk makan malam. Paman Bobby memperhatikannya, ia mengantarkan makan malam ke kamarnya dan menghiburnya beberapa saat, lalu pergi.

Selena masih merasa sakit hati memikirkan uang yang dirampok hari ini.

Uang itu adalah mahar yang ditinggalkan orangtuanya, juga ada sebuah surat, benda-benda yang sangat dihargainya, namun hilang dengan cara seperti itu, dia tidak rela, sangat tidak rela!

Ketika suasana hatinya sedang terpuruk, dia memcium suatu aroma yang kuat. Ia meliriknya dengan lesu. Paha kalkun di atas piring sangat menggugah selera.

Dia segera turun dari sofa dan memakannya.

Apapun masalahnya, tidak boleh membiarkan perut kelaparan.

Setelah makan kenyang, suasana hati Selena mulai membaik, dan ia mandi air hangat. Selama mandi, muncullah sebersit pikiran.

Sebenarnya, hari ini ia agak keterlaluan terhadap Everett. Bukan Everett yang merampok uangnya, namun kenapa ia meluapkan emosi padanya?

Setelah memikirkannya dalam hati dan menenangkan diri, rasa bersalah menghampiri Selena.

Setelah mengenakan pakaian, ia menghampiri pintu kamar Everett. Ada sedikit rasa ragu, namun akhirnya ia memutuskan untuk meminta maaf.

Ketika ia akan mengetuk pintu, ia mendengar suara percakapan Everett Leng dan seorang pria asing di dalam kamar.

Ia mendengar Everett berkata, "Masalah ini harus dirahasiakan, tidak bisa dibicarakan pada siapapun"

Pria asing itu menjawab dengan hormat, "Ya, tuan"

"Selain itu,  masalah yang baru kuberitahukan padamu, juga harus segera diselesaikan."

"Ini masalah mudah, aku kenal beberapa agen rahasia, kita pakai bantuan mereka, dengan cepat akan selesai."

Mendengar percakapan kedua pria tersebut, hati Selena penuh rasa penasaran, siapakah pria asing yang sedang berbicara dengan Everett?

Setelah dipikirkan lagi, hal ini tak ada hubungannya dengan dirinya, dan menguping juga bukan hal yang baik.

Saat ia akan meninggalkan tempat, lengannya tak sengaja menyenggol gagang pintu dan menimbulkan sedikit suara.

"Siapa itu!!!"

Dari dalam kamar terdengar teriakan keras, dan Selena yang ketakutan diam terpaku ditempat.

Detik berikutnya, sepasang tangan yang besar membuka daun pintu, dan seorang pria dengan luka goresan pisau pada wajahnya muncul. Dia berkulit gelap dan berpenampilan garang, dan luka di wajahnya menambah kegarangannya.

Ia menatap Selena dengan dingin dan bertanya, "Siapa kamu? Kenapa kamu menguping?"

Selena menggelengkan kepala, "Tidak, aku tidak menguping, aku hanya..."

"Ada apa, Black?" Dari belakang pria itu muncul suara Everett.

"Tuan, ada seorang wanita yang bersembunyi dan menguping dari balik pintu!"

Everett Leng perlahan berjalan menghampiri, ia mengenakan jubah mandi berwarna putih, tangannya memegang segelas wine, dan ibu jarinya mengenakan cincin emerald yang  berkilauan.

Setelah mendengarnya, ia tertawa, "Tidak perlu ribut, dia bukan orang asing"

Everett berdiri didepan Selena dan Black, dan berkata pada Selena, "Dia adalah Black, dia telah bersamaku selama lebih dari 10 tahun, dan dia adalah orang kepercayaanku."

Selena tak bisa menahan rasa penasaran.

Sejak kecil dia telah tinggal bersama Everett, bagaimana mungkin dia tidak pernah melihat pria ini?

Black melihat keraguan di matanya dan tersenyum, dan ia tidak terlihat terlalu garang lagi.

"Begini, beberapa tahun lalu saat aku di Amerika, Tuan Leng menolongku. Setelah itu aku mulai melayaninya dengan sepenuh hati. Tapi ia tidak membawaku pulang ke China, tapi membiarkanku tinggal di Amerika untuk membantunya mengurus beberapa hal. Kali ini aku datang untuk membantunya menyelesaikan beberapa masalah."

Everett Leng dengan anggun menyisip wine nya, "Black, kukenalkan padamu. Ini adalah Selena, gadis kecil ini adalah istriku."

Begitu mendengarnya, Black terkejut dan tatapannya seketika berubah penuh hormat.

"Maafkan aku, ternyata anda adalah nyonya, maaf telah menyinggung anda."

Selena menoleh dan menjawab dengan sedikit ketus, "Siapa istrimu? Jangan asal bicara."

Everett Leng tertawa, tangannya mencubit pipi Selena yang merah karena malu dan marah, dan bergurau, "Ah, dia hanya malu-malu"

Selena mengempaskan tangan pria itu dan berkata dengan marah, "Siapa yang malu, Everett, kamu jangan bicara aneh-aneh!"

"Oke," Everett berbalik dan berbicara pada Black, "ingat apa yang tadi kukatakan, sekarang pergilah."

"Segera, Tuan"

Sebelum pergi, Black tidak lupa berpamitan pada Selena, "Sampai jumpa, nyonya"

"Kamu... harus berapa kali aku bilang aku bukan nyonya!" Teriak Selena, namun Black sudah tak tampak lagi bayangnya, ia pergi dengan sangat cepat.

Di dalam kamar, Everett meletakkan gelas wine nya, dan duduk di atas sofa.

"Lena, ada perlu apa?"

Selena berjalan perlahan, tangannya meremas ujung bajunya, kepalanya menatap kebawah seolah ada rasa bersalah.

"Jika ada masalah, katakanlah."

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu