Predestined - Bab 295 Tamu Tak Diundang

Selena Xu dan Louis Li berjalan dengan sangat malu, hampir seperti kabur dalam suara makian.

Terjadi masalah yang begitu besar, yang pertama rugi adalah nama baik perusahaan, lalu dampak yang paling terkena langsung adalah masyarakat tidak lagi percaya produk perusahaan ini, bila produk tidak terjual maka semuanya akan berakhir.

Selena Xu bahkan tidak berani melihat berita.

Karena dia tahu sekarang nama dia sudah jelek, banyak makian di Internet, bahkan sekarang setiap hari ada orang yang berdemo di depan pintu perusahaan, meminta nya untuk keluar dari pasar.

Hatinya juga selalu was-was, selama beberapa hari dia tidak bernafsu makan, suasana hatinya juga sangat muram.

Sampai, dia menerima surat pemberitahuan dari Parker Ji.

Melihat tulisan hitam di atas kertas putih di atas, Selena Xu tertegun, melongo.

Benar saja, hal yang dikhawatirkan terjadi.

Melihat rupanya yang kehilangan, Parker Ji pun tidak tega.

"Tidak apa-apa, hanya berhenti operasi dua bulan saja, badai akan cepat berlalu."

"Alangkah baiknya kalau sesederhana itu." Selena Xu mendengus, menahan rasa sedih di hatinya.

"Masalah seperti ini, merusak nama baik perusahaan sangatlah fatal, lagipula dalam jangka lama, tidak peduli berapa lama, orang-orang akan ingat, ingat permen yang dihasilkan oleh Thomson’s corp membuat orang celaka, semua orang tidak akan membeli lagi."

Melihat Selena Xu yang akan menangis, Parker Ji ingin menghibur nya, tapi tidak tahu bagaimana mengatakannya.

Beberapa saat kemudian, dia menghela napas dengan ringan.

"Sebenarnya aku juga sedang membantu mu memikirkan jalan keluar. Aku juga pernah mencoba mewakilkan mu memohon, tapi....."

Selena Xu meremas surat pemberitahuan itu dan tertawa pahit, tapi matanya perih.

"Terima kasih, Parker Ji, terjadi masalah seperti ini adalah tanggung jawab ku, aku tidak akan kabur."

Dia pergi dengan sedih.

Parker Ji mengejarnya keluar dari kantor, berkata padanya, "Lena, jangan menyerah, aku akan membantu mu memikirkan jalan keluar lagi. "

Selena Xu memunggunginya, dan melambaikan tangannya, sosoknya menghilang di belokan.

Parker Ji kembali ke kantornya, ekspresi nya keruh, dia mengangkat tangan memanggil asisten nya.

"Kemarin aku memintamu untuk membuat janji dengan orang dari Badan Ketahanan Pangan, apa sudah ada balasan?"

Asisten nya berkata dengan sulit, "Walikota, aku mengundangnya makan atas nama Anda, tapi ditolak, orang-orang itu sangat keras kepala."

Parker Ji mengerutkan kening, ekspresi nya perlahan menjadi keruh.

Sepertinya, dia ingin mencoba memakai koneksi, jalan ini pun tidak bisa ditembus.

Melambaikan tangan, dia menyuruh asisten untuk kembali dulu.

Parker Ji berjalan perlahan dan berdiri di depan jendela, melihat sosok langsing yang berjalan keluar lobby di bawah, hatinya sedikit tidak enak.

"Maaf, Lena, aku takut bila aku tidak bisa membantu mu, apa kamu... benar bisa melewatinya?"

Masalah sampai sini, Selena Xu sudah tidak berani sembarangan menunjukkan diri. Asal reporter-reporter itu melihatnya, seperti lalat yang menargetkan daging, seketika bisa mengerubunginya, tidak bisa lepas dari mereka.

Keluar dari pintu Balai Kota, Selena Xu tidak berani pergi ke manapun, dia langsung menyetir kembali ke rumah, sementara menghindar.

Melalui telepon, dia menyampaikan masalah pemberhentian operasi kepada Louis Li.

Louis Li sepertinya juga sangat terpuruk, dia lama tidak bicara, setelah berkata "Hati-hati" kepadanya, telepon pun berakhir.

Selena Xu berbaring dengan tak bertenaga di atas sofa, dia meringkukkan tubuhnya, di kamar yang besar ini hanya ada dia sendiri, hatinya terasa lebih sedih.

“Tuk tuk tuk.”

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, membuat Selena Xu duduk terkejut.

Sudah semalam ini, siapa yang datang?

Celaka! Jangan-jangan para reporter itu yang datang?

Selena Xu sedikit panik, bertanya dengan suara kecil di balik pintu, "Siapa?"

"Aku." Suara pria, rendah dan memikat.

Everett Leng?

Selena Xu tertegun sejenak, teringat apa yang dilakukan pria ini sebelumnya, api emosi langsung membakarnya.

"Pergi kamu, aku tidak ingin melihatmu!"

Hanya terdengar pria di luar berkata, "Kamu tidak ingin melihat ku, apa kamu juga tidak ingin melihat anakmu?"

Baru saja berkata, sepasang tangan kecil yang putih dan halus mengetuk pintu, langsung terdengar suara Carol yang kekanak-kanakan.

"Ibu, ini aku, cepat bukakan pintunya!"

Selena Xu cepat-cepat membuka pintu, anaknya langsung masuk ke dalam pelukannya, dia menggendongnya dan mencium pipi gadis kecil itu.

Everett Leng mengenakan jas buatan tangan berwarna hitam, perlahan-lahan memasuki rumah, dia tidak bicara apapun, auranya mewah dan dalam.

Seperti merasakan tatapan Selena Xu yang tidak mengerti, Everett Leng dengan nada datar bersuara.

“Anak ini ribut ingin bertemu denganmu, aku tadinya tidak ingin datang.”

Ingin datang atau tidak, seperti kedatanganmu sangat berharga, tidak datang lebih baik!

Selena Xu mengernyitkan hidungnya, hatinya diam-diam mendengus dingin, selanjutnya menemani anaknya bermain.

Everett Leng pelan-pelan berjalan di kamar ini, tatapannya menilai sembarangan, melihat surat pemberitahuan di atas meja, dia mengambilnya.

Selesai melihat, pria itu tertawa mencibir.

“Dilarang beroperasi, yang harusnya datang akhirnya datang juga, kamu benar-benar menyedihkan.”

Hati Selena Xu awalnya sangat sedih, pria ini tidak menghiburnya tidak apa-apa, malah mengucapkan ejekan di sini, seketika membuatnya semakin marah.

Everett Leng melempar surat pemberitahuan dengan sembarangan ke atas meja, tatapannya yang penuh arti perlahan memandang ke arahnya.

"Omong-omong, bukankah Parker Ji walikota? Kamu terkena masalah seperti ini, dia tidak melindungimu?"

“Apa urusanmu!” Selena Xu melawan sambil mendinginkan mukanya, suaranya kembali menjadi kecil.

"Ditambah, aku juga bukan siapa-siapa nya dia, dia tidak memiliki kewajiban membantu ku."

“Tidak benar kan?” Everett Leng memainkan alisnya, matanya memancarkan olok-olok, “Dia sangat cinta padamu, bagaimana mungkin tidak membantumu?”

"Cukup kamu!"

Selena Xu memelototi dia dengan marah, “Everett Leng, kalau kamu hanya datang untuk mengejekku, maka silahkan pulang, aku tidak ingin mendengarnya!”

"Kenapa, begini saja sudah marah?

Selena Xu mendengus dengan marah, dan tidak memedulikannya, dia bermain kartu Sailormoon di atas sofa dengan Carol.

Everett Leng juga duduk di atas sofa, kedua kalinya yang angkuh disilangkan, posisinya seperti tuan besar yang angkuh.

“Wanita harus membantu pria dan mendidik anak, malah ingin menjadi wanita kuat. Sekarang kamu mengerti bukan, melakukan bisnis, tidak sesederhana yang kamu pikirkan.

Selena Xu akhirnya tidak tahan, nada suaranya meninggi.

“Siapa yang bilang kalau wanita harus membantu pria dan mendidik anak? Apakah di kehidupan yang lalu berhutang pada kalian pria?”

Everett Leng mengangkat bahu, ujung mulutnya seperti tertawa, “Kamu tidak perlu berteriak padaku, fakta membuktikan, kamu adalah pecundang.”

Kalimat ini, membuat Selena Xu terdiam.

Sejak dia menggunakan harta warisan ayahnya untuk modal awal mendirikan perusahaan ini, berkali-kali, tidak ingat berapa kali memasuki situasi yang menyulitkan.

Sekarang, nama baik perusahaan sudah tidak ada, bisa dibilang kalah total, sangat menyedihkan, dia tidak bisa berkata apa-apa.

"Tapi, ini juga bukan hal yang besar, aku bisa membantumu."

Tidak disangka, Everett Leng kembali mengeluarkan kalimat ini, membuat Selena Xu memandang kaget padanya seketika.

"Kamu ada jalan keluar?"

Pria itu mengangguk sedikit, “Benar.”

Selena Xu mengira dia mendapatkan pertolongan, buru-buru bertanya, "Aku harus bagaimana?"

Bibir tipisnya mengeluarkan senyum lepas, pria itu melihatnya dengan tatapan bermain-main, dan sedikit meremehkan.

"Memohon padaku."

Selena Xu langsung tertegun, "Apa?"

"Mohon padaku, aku akan memberitahu mu cara menyelesaikan bahaya ini."

Tatapan angkuh pria ini membuat Selena Xu merasa tidak enak, ditambah sikapnya yang sombong, lebih membuat orang marah.

Dia membuang mukanya, mengernyitkan hidungnya, dan mengeluarkan ekspresi merendahkan.

“Maaf, aku tidak memiliki kebiasaan memohon pada orang, kalau kamu merasa bisa mendapatkan perasaan sombong dan kepuasan, maka kamu salah.”

Huh! Walaupun dia tidak ada jalan lain, dia tidak akan memohon pada pria menyebalkan ini.

Selena Xu dan Everett Leng kembali bertengkar sebentar, Carol anak itu sudah tertidur berbantalkan paha Selena Xu.

Everett Leng perlahan-lahan bangkit, dia meluruskan kerutan di jasnya, tatapannya ke arah jam di dinding.

"Aku pulang dulu."

Selena Xu melihat wajah anaknya yang tertidur tenang, tiba-tiba sedikit tidak rela, mencoba bertanya.

"Kalau tidak, malam ini Carol....."

"Tidak bisa."

Tidak menunggunya selesai berbicara, Everett Leng memotongnya dan menolak, ini membuat Selena Xu sangat sedih.

Everett Leng berjalan ke depan selangkah, tidak menunggunya menjelaskan dia menggendong Carol, nada suara nya datar.

"Sekarang keadaanmu sudah sangat menyedihkan, aku tidak mengira kamu memiliki waktu dan tenaga mengurusnya."

Everett Leng tidak tinggal lama, dia pun menggendong anaknya pulang.

Selena Xu sedikit tidak rela melepaskan pandangannya, tanpa sengaja, dia melihat sebuah kartu nama yang tergeletak di bawah kakinya.

Ini bukan barangnya, mungkin, Everett Leng tidak sengaja menghilangkannya juga bisa.

Dia ingin mengejar keluar mengembalikan barang ini ke Everett Leng, tapi dia mengambilnya melihat, dia menjadi ragu-ragu.

Ini adalah sebuah kartu nama, nama diatasnya adalah Harry Zheng, sedangkan penjelasan singkat dibawah nama yang menarik perhatian nya.

Ahli public relations.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu