Predestined - Bab 198 Permintaan Pengurus Rumah

Selena Xu tidak bisa lagi terus berbincang dengan sang pria karena itu hanya akan membuatnya semakin marah. Setelah dia membuka pintu mobil, dia pergi tanpa membalikkan kepalanya lagi.

Belum berapa langkah, di belakangnya terdengar suara pria yang rendah dan tersirat kata-kata bersifat ancaman.

“Lena, aku sarankan kamu untuk memikirkannya lagi, atau tidak, kamu akan menyesal.”

Selena Xu hanya menghela nafas dalam hati dan tidak menjawab, bahkan tidak berbalik melihatnya. Dia melangkah pergi dengan amarah.

Benar-benar sangat membuat orang marah. Sebenarnya apa yang dipikirkan pria itu. Apa dia orang yang membalas air susu dengan air tuba? Sangat konyol!

Selena Xu mengembungkan pipinya, marah dan terus berjalan semakin jauh. Tapi, berpikir sejenak, dia langkah kakinya melambat.

Terpikirkan olehnya perkataan Everett Leng, dan terpikirkan juga perihal akun rekening Origins Corp.

Selain pusat Origins Corp, masih ada lima cabang perusahaan. Tapi dua akun rekening dua perusahaan di luar negeri bukan tanggung jawab departemen keuangan.

Parker Ji juga pernah memberikan penjelasan, Selena Xu tidak menanggapinya dengan serius. Tapi hari ini, karena Everett Leng mengungkitnya, tidak dapat dihindari untuk dipikirkan.

Bisa dikatakan Everett Leng sangat yakin dengan yang dia lakukan. Kalau tidak yakin, pasti tidak akan sembarangan mengatakannya. Kecuali dua perusahaan yang berlokasi di luar negeri itu, benar-benar……

Selena Xu menggelengkan kepala sekuat tenanga, seperti ingin menghilangkan kecurigaan dalam hatinya itu.

Tidak. Tidak boleh sembarangan berpikir!

Bisa dikatakan keluarga Leng dan keluarga Ji memang bermusuhan. Mereka ingin mencari kesalahan lawannya. Mencari kesalahan lawannya sejak awal adalah keras kepada dan pandangan mereka. Tidak bisa hanya karena perkataan Everett Leng, malah mencurigai Parker Ji.

Lagipula, tidak ada yang lebih mengerti moral dan karakteristik Parker Ji selain dia. Dia pasti tidak akan melakukan hal seperti itu!

Walaupun setiap saat Selena Xu mengingatkan dirinya untuk tidak percaya pada perkataan Everett Leng dan harus percaya Parker Ji, tapi di pikirannya selalu ada masalah ini. Sampai di rumah juga dia melamun.

Sikapnya yang seperti ini menarik perhatian Laura Wen.

Perempuan itu mengulurkan tangan dan melambai-lambai di depan Selena Xu, bertanya, “Selena, kamu kenapa? Makanan sudah dingin.”

“Ha?” Selena Xu yang sadar dari lamunannya baru menyadari ternyata dirinya sedang melamun saat makan.

“Tidak apa-apa.”

“Kamu pikir kamu membohongi siapa. Jelas-jelas tertulis di wajahmu!”

Laura Wen perlahan mencondongkan badannya ke depan, melihat ke Selena Xu yang ada di seberang meja, memelankan suara dan bertanya, “Beritahu aku. Apa kamu menghadapi masalah?”

Masalah ini, Selena Xu berencana menutupinya, tidak mengatakan pada siapapun. Tapi untuk Laura Wen, dia tidak bisa menutupinya.

Oleh karena itu, dia memberitahukan Laura Wen secara detail mengenai masalah hari ini.

“Lebih baik kamu jangan ikut campur. Ini hutang budi dan pembalasan dendam antara keluarga Leng dan keluarga Ji, tidak ada hubungannya denganmu. Lagipula, kamu juga tidak bisa membalas air susu dengan air tuba, kan?”

Perkataan Laura Wen masuk ke lubuk hati Selena Xu. Dia menganggukkan kepala tanda setuju. Tapi setelah dipikir-pikir, dia terlihat khawatir kembali.

“Akuk tahu. Aku tidak akan melakukan hal seperti itu. Tapi, saat aku hendak pergi, Everett Leng mengancamku, menyuruhku untuk jangan menyesal. Aku merasa dia akan menghukumku.”

“Dia benar-benar berkata seperti itu?”

“Iya.” Kata Selena Xu dengan suram, “Kamu tidak tahu sifat pria itu. Saat dia baik padamu, dia akan menggenggam tanganmu, akan membawamu ke langit. Tapi, kalau kamu menentangnya, tidak patuh padanya, dia tidak akan membiarkan hidupmu tenang.”

Setelah sesaat, Laura Wen menepuk pundakku dan menenangkanku mengatakan, “Jangan khawatir. Sekarang kamu sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan keluarga Leng, dan juga tidak perlu memohon apa pun kepada mereka. Lagipula, sekarang kamu bersandar pada Parker Ji. Apa yang bisa dia lakukan kepadamu?”

Perkataan Laura Wen ada benarnya. Selena Xu menekan semua firasat buruknya, memaksa diri sendiri untuk tidak berpikir terlalu banyak lagi.

Selesai makan, Selena Xu berebut mencuci piring. Ibu Wen menyayangi dia, tidak membiarkan dirinya yang melakukannya. Ini membuatnya terharu dan merasa malu.

Ngomong-ngomong, sejak sekolah, hampir setiap hari dia datang untuk tinggal di sini. tapi, Ibu Wen tetap menyayanginya seperti anak perempuannya sendiri. sejak awal, dia benar-benar merepotkan keluarga Wen.

Tidak mau memikirkannya lagi. Lebih baik pergi mandi saja.

Saat Selena Xu sedang menyimpan pakaian, ada sebuah telepon masuk. Dia mengambilnya dan ternyata itu telepon dari pengurus rumah.

Dengan segera dia menjawabnya, “Paman penjaga rumah, ada masalah apa?”

Di seberang telepon sana, terdengar suara penjaga rumah yang penyayang, “Nona Besar, ada yang selalu ingin aku beritahukan kepadamu. Tapi hari ini karena Tuan ada di tempat tadi, aku tidak bisa mengatakannya.”

“Katakan, aku akan mendengarkan Anda.”

Saat itu, di kediaman Leng sudah hampir berantakan.

Bagaimanapun Carol tidak ingin tidur. Dia terus menangis. Tidak sedikit dari mereka yang marah. Pengurus rumah dan pelayan mengelilingi dia. Tidak ada satupun yang bisa membujuknya.

Diluar pintu, penjaga rumah menarik kembali pandangannya, berkata dengan wajah yang kusut, “Nona kecil menagis dengan dahsyat. Dibujuk bagaimanapun juga tidak berhasil. Sekarang Tuan sedang lembur di kantor dan belum pulang. Aku tidak tahu harus bagaimana.”

“Apa? Carol sedang menangis?” Selena Xu bertanya dengan terkejut, “Karena apa?”

Pengurus rumah menghela nafas yang panajng, “Dia nangis meributkan rindu dengan sang ibu, dan juga mengatakan ingin mendengar dongeng sebelum tidur milikmu. Dia tidak ingin didongeng oleh orang lain, harus kamu.”

Baru selesai mengatakan dua kalimat itu, Selena Xu benar-benar mendengar suara tangis anak perempuannya.

Anak kecil itu berteriak dengan suara yang parau dan menangis dengan suara yang lembut memanggil “Mama” “Aku mau mama”. Mendengar suara anak perempuannya, hati Selena Xu terasa sakit.

Walaupun tidak ingin seperti ini, tapi tidak ada yang bisa dilakukan. Tapi pada akhirnya, dia merasa bersalah pada anak perempuannya.

Dengan suara yang pelan, dengan segera dia berkata, “Paman pengurus rumah, apa Bibi Mei sudah tidur? Kalau tidak, bagaimana kalau kamu suruh dia buatkan puding untuk si kecil itu?”

“Tidak ada gunanya.” Pengurus rumah menghela nafas, “Dia sudah membuat banyak makanan enak, tapi Nona Kecil dia ingin memakannya. Aku tahu ada yang tidak pantas aku katakan, tapi kamu maafkan saja aku karena sudah tidak tahan lagi.”

“Aku tidak tahu apa yang terjadi antara kamu dan Tuan, tapi Nona Kecil sangat merindukanmu. Setiap hari terus menerus mengatakanmu. Semua orang membohong untuk membujuknya, mengatakan kamu dinas kerja ke Prancis. Tapi ini juga bukan rencana yang panjang. Lebih baik kamu mencari waktu untuk datang menjenguknya, walaupun hanya sekali.”

Selesai mendengar perkataan pengurus rumah, dalam hati Selena Xu merasa malu dan bersalah.

“Terima kasih, Paman penjaga rumah. Aku mengerti. Aku akan mencari waktu untuk pergi ke sana menjenguknya. Sudah merepotkanmu.”

Selesai berbicara, nada bicara penjaga rumah menjadi senang, “Nona Besar, sudah dulu, ya. Tuan sudah pulang. Dia pasti bisa menenangkan Nona Kecil!”

Belum sempat Selena Xu mengatakan sesuatu, sang penjaga rumah sudah memutuskan sambungan telepon.

Selena Xu duduk di atas ranjang menatap ke dinding putih dan melamun. Di pikirannya, terngiang jelas sosok anak perempuan yang imut itu.

Anak perempuan itu rindu padanya, bagaimana tidak dia tidak rindu padanya? Hanya saja beberapa hari ini pekerjaan di Origins Corp. sangat banyak. Dia ingin pulang melihat si kecil, tapi selalu tidak ada waktu.

Sekarang tampaknya, bagi anak, menemani mereka adalah hal yang sulit.

……

Keesokan harinya, baru saja selesai bekerja, Selena Xu dengan cepat membereskan barangnya dan keluar dari pintu besar perusahaan.

Dia memberhentikan sebuah taksi, memberitahu sang supir pergi ke taman kanak-kanak. Melihat jam yang ada di jam tangannya, dia mendesak mengatakan, “Pak supir, tolong cepat sedikit.”

Dia berencana pergi untuk menemui anak perempuannya hari ini. Biasanya, yang bertanggung jawab untuk menjemput Carol adalah supir Ben. Dia sangat enak diajak ngobrol. Dengan begini juga bisa menghindari untuk bertemu pria itu dengan canggung.

Dengan segera, Selena Xu akhirnya sampai.

Saat dia sampai di taman kanak-kanak, dia melihat anak perempuannya yang sedang berjalan keluar dari gerbang sekolah. Dia senang dan dengan cepat berjalan kearahnya dan memanggilnya.

Lalu, saat melihat eskpresi dingin pria dengan setelan jas dan sepatu kulit, langkahnya terhenti seperti terpaku pada lantai.

Dalam sesaat, dia agak kacau.

Jelas-jelas biasanya supir Ben yang menjemput anak perempuannya. Kenapa hari ini malah pria ini sendiri yang menjemputnya? Apa dia sesantai itu?

Si kecil Carol tampak senang. Dia membawa tas kartun kecil berwarna pink di punggungnya, dengan rambut dikepang dua, menggenggam tangan Everett Leng dan tersenyum mengatakan sesuatu.

Ada ekspresi senyum pada wajah Everett Leng, dan menggunakan tangannya yang besar itu mengelus kepala si kecil sembari mengganggunya membuatnya mengeluarkan suara tawa.

Melihat pemandangan di depannya, dalam sekejap Selena Xu merasa sakit hati. Jelas-jelas itu anak perempuannya sendiri. Sebagai seorang ibu, dia tidak bisa menemani di sisinya, dan malahan pria menyebalkan ini yang berhubungan baik dengan anak perempuannya.

Selain merasa jengkel, ada rasa cemburu yang ada di hatinya.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu