Predestined - Bab 106 Memperlakukanmu Sebagaimana Kamu Memperlakukanku

Sekeluarnya dari restoran, langit sudah gelap. Sambil memandangi lampu-lampu yang bersinar terang menerangi jalan, Selena Xu berpikir keras apa yang harus ia lakukan.

Ia seharusnya tidak pulang. Penolakannya waktu itu kurang tuntas, jadi Everett Leng malah mendapat angin segar untuk kembali mengintervensi hidupnya. Ia sekarang bahkan juga mengecewakan Parker Ji. Ini semua salah dirinya!

Memikirkan ini semua membuat tekad Selena Xu untuk meninggalkan kedua pria itu semakin bulat.

Ketika bersiap menyeberang jalan, ia mendengar suara Parker Ji. Pria itu sedang berlari mendekat.

“Selena Xu, aku antar kamu pulang!”

Selena Xu sama sekali tidak ragu dan berpikiran untuk menolak. Daripada di tengah jalan bertemu Everett Leng, ia lebih baik tiba lebih awal di kediaman keluarga Leng agar bisa langsung masuk kamar dan tidak berpapasan dengan pria itu.

Everett Leng ternyata ikut naik mobil itu. Mereka bertiga kembali terjebak dalam tensi yang menegangkan, tetapi kali ini Selena Xu sama sekali tidak merasa canggung. Ia malah merasa rileks dan senang.

Selena Xu larut menikmati pemandangan malam kota. Ia tidak sadar dua pria yang semobil dengannya terus mengamatinya. Parker Ji, yang tengah menyetir, bahkan terus meliriknya melalui kaca spion belakang.

Dibandingkan dengan Parker Ji, tatapan mata Everett Leng jauh lebih agresif. Tetapi pria itu untungnya hanya menatap Selena Xu dengan diam, ia tidak berani mengganggunya.

Kesunyian dalam mobil membuat Selena Xu tanpa sadar memejamkan mata dan terlelap.

Ini bukan salahnya. Ia seharian sudah sibuk, lalu sepulang kerja malah dihadapkan dengan pertengkaran dua lelaki yang menguras emosi. Ia pasti sedikit banyak merasa letih.

Melihat kepala Selena Xu sesekali terantuk kaca jendela mobil, Everett Leng yang duduk di sebelahnya langsung menidurkan kepala wanita itu di bahunya.

Dalam keadaan setengah sadar, Selena Xu merasa kepalanya baru saja terantuk sesuatu yang empuk dan hangat. Ia membuka mata dengan bingung, lalu sadar ia tengah bersandar di bahu Everett Leng.

“…… Maaf, aku tidak sengaja.”

Selena Xu buru-buru mengatur ulang posisi kepalanya.

Ia baru saja bilang ingin putus hubungan dengan pria itu, tetapi ia kini malah bersandar di bahunya. Bukankah ini seperti menjilat ludah sendiri?

Di tengah momen memalukan itu, Everett Leng berkata: “Tidak apa-apa, ini bukan pertama kalinya kamu melakukan ini kok.”

“……”

Selena Xu langsung teringat masa kecilnya, ketika ia terkadang tidur di mobil dan sengaja bersandar di bahu Everett Leng. Kebiasaan memang akan berubah menjadi sesuatu yang natural.

Tetapi sekarang sudah tidak sama dengan dulu!

“Aku mulai sekarang tidak akan seperti itu lagi, Tuan Leng mohon jangan ambil hati.” Selena Xu buru-buru menegaskan keinginannya untuk memutus hubungan dengan Everett Leng.

Selena Xu sama sekali tidak menyangka Everett Leng akan menanggapinya seperti ini: “Kalau aku ambil hati bagaimana?”

Selena Xu tercengang. Tanggapan macam apa ini? Mengapa tanggapan ini keluar dari apa yang ia perkirakan?

“Tuan Leng sendiri inginnya bagaimana?”

Everett Leng mengelus-elus kepala Selena Xu, “Sekarang belum terpikir.”

Selena Xu agak risih dan langsung menghindarkan kepalanya dari tangan pria itu.

Everett Leng pasti sedang menunggunya berjanji sesuatu. Tidak apa-apa, ia tidak takut apa pun!

Melihat Selena Xu dan Everett Leng berbincang di belakang, Parker Ji tidak tahan untuk tidak memotong, “Selena Xu, kita sebentar lagi sampai, mau tidak makan snack malam dulu?”

“Tidak perlu,” Selena Xu menggeleng.

Yang ia inginkan sekarang adalah segera pulang dan istirahat. Ia tidak ingin melihat lagi wajah kedua pria ini.

Parker Ji menarik pandangannya dengan agak kecewa. Mobil akhirnya sampai di tujuan.

Setelah memberi Parker Ji perpisahan singkat, Selena Xu segera beranjak ke ruang tamu tanpa menegok lagi. Ketika membuka pintu, ia malah melihat penjaga rumah tengah berusaha menenangkan Carol, yang matanya sangat merah.

Ketika melihat Selena Xu membuka pintu, Carol langsung melepaskan mainannya dan berlari mendekat. Ia langsung memeluk kaki makannya dan dengan serak memanggil: “Mommy!”

Melihat pemandangan ini, Everett Leng langsung menatap penjaga rumah dengan wajah bertanya-tanya.

Penjaga rumah sontak langsung memberi penjelasan tanpa diminta.

“Carol sudah menunggu sangat lama, tetapi Nyonya Muda tidak juga pulang. Ia kira Nyonya Muda…… sengaja meninggalkan dia.”

Selena Xu sangat kaget. Ia tidak menyangka kesalahpahaman ini bisa berujung begitu serius pada anaknya. Kalau nanti ia benar-benar meninggalkan anaknya di rumah keluarga Leng, apakah anak itu akan bisa bertahan?

Carol mendongakkan kepalanya menatap wajah Selena Xu. Raut wajahnya agak khawatir.

“Mommy, kamu mengapa semalam ini baru pulang?”

Suara lembut anak itu sungguh bisa melelehkan hati siapa pun yang mendengarnya.

“Mommy tadi makan di luar. Maaf ya, Mommy tidak tahu Carol dari tadi menunggu.” Selena Xu berjongkok lalu memeluk Carol.

Carol bertanya hati-hati: “Sungguh? Jadi Mommy bukan berpikir untuk meninggalkan Carol karena Carol terlalu susah diatur?”

“Mommy jelas tidak berbohong. Carol berpikir apa sih, Mommy mana mungkin rela meninggalkanmu?” Hati Selena Xu sedih melihat anaknya seperti ini. Ia langsung berjanji: “Mommy selamanya tidak akan meninggalkan Carol, Mommy jamin!”

Carol menatapnya lekat-lekat, “Benarkah?”

“Iya lah, Mommy waktu itu juga pernah janji seperti ini kok.” Selena Xu kehilangan akal. Anaknya sepertinya tidak begitu percaya dengan janjinya.

Everett Leng tiba-tiba ikut berjongkok, “Carol tenang saja, aku akan bantu Carol jaga Mommy agak dia tidak pergi.”

Mendengar janji ini mata Carol langsung berbinar-binar, “Aku pegang janjimu, Daddy!”

Anak itu kemudian mengulurkan jari kelingking, “Sini kita buat tanda janji!”

Everett Leng tidak menyangka Carol akan merespon seperti ini. Perilaku iseng anak ini sungguh di luar dugaan. Tetapi ia dengan cepat mengembalikan konsentrasinya dan mengulurkan jari kelingking.

“Janji yang sudah diikat tidak boleh diubah selamanya!” Carol dengan puas menempelkan ibu jarinya pada jari-jari Everett Leng. Anak itu lalu tersenyum senang menatap Selena Xu, “Mommy, kami berdua jadi sudah sepakat ya!”

…… Yang membuat kesepakatan dengan Everett Leng bukan dirinya. Lagipula mengapa harus memilih Everett Leng sebagai penjamin?

Selena Xu ingin menumpahkan sumpah serapah, tetapi di hadapan anaknya ia tidak boleh ribut dengan Everett Leng. Ia dengan tangkas menjawab: “Oke, Mommy paham. Sekarang Carol bukannya sudah seharusnya mandi?”

“Iya, aku mau mandi bersama Mommy!” Carol menggandeng jari Selena Xu lalu dengan riang berjalan menuju kamar mandi.

Selena Xu awalnya masih ingin tinggal sebentar untuk berbicara satu-dua kalimat dengan Everett Leng, tetapi anaknya malah menuntunnya pergi.

Setelah mandi, Selena Xu menemani Carol tidur. Anaknya tidak lama kemudian sudah terlelap, tetapi Selena Xu anehnya malah tidak bisa tidur.

Saat ini ia berada dalam posisi terjebak. Meninggalkan rumah keluarga Leng akan membuat anaknya kecewa dan sedih berat. Carol sangat suka dengan ayahnya, juga sangat bergantung padanya. Dalam situasi seperti ini, siapa pun yang pergi akan bisa memberikan dampak negatif yang besar bagi pertumbuhan Carol kedepannya.

Tetapi, kalau tidak pergi, masa ia harus selamanya menerima panggilan sebagai nyonya muda keluarga Leng?

Di tengah kekacauan pikiran, Selena Xu keluar dari kamar. Ia pergi ke dapur lantai bawah untuk mengisi air.

“Masih belum tidur?”

Suara seorang pria tiba-tiba terdengar di tengah kegelapan. Suara itu mengagetkan Selena Xu setengah mati.

Selena Xu menengok. Ia melihat Everett Leng tengah duduk santai di sofa sambil memegang sebotol bir merah. Dari pakaian tidurnya terlihat dadanya yang bidang. Posisi duduknya terlihat sangat liar, sangat berbeda dengan sikapnya pada waktu-waktu biasa yang relatif tertutup dan hati-hati dalam bertindak.

Ketampanan adalah sesuatu yang melekat seumur hidup. Tidak peduli bagaimana posisi duduknya dan apa pakaian yang ia pakai, Everett Leng selalu terlihat memikat setiap saat.

“Kamu bukannya juga sudah harusnya istirahat?” Selena Xu buru-buru mengajukan pertanyaan untuk menyembunyikan keterkejutannya.

Everett Leng dengan anggun meminum segelas birnya. Ia tidak menjawab pertanyaan Selena Xu.

Selena Xu mengernyitkan dahi, ia memberi nasehat: “Minum bir terlalu banyak malam-malam kurang baik. Lebih baik kamu segera tidur, hari sudah sangat larut.”

Setelah mengucapkan ini Selena Xu tidak berani menatap pria itu lagi. Ia langsung berbalik badan dan bersiap berjalan menuju tangga.

Tetapi gerakan Everett Leng lebih cepat dari dirinya. Sebelum ia beranjak pergi, pria itu sudah terlebih dahulu menahan pergelangan tangannya, “Temani aku minum segelas.”

Selena Xu agak sungkan, tetapi setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya juga bagi dia untuk ikut minum, toh ia dari tadi tidak bisa tidur. Kalau ia kembali ke kamar ia juga tidak tahu bagaimana harus melewatkan malam yang panjang ini.

“Baik.”

Everett Leng langsung menuangkan sendiri segelas bir untuk Selena Xu. Pria itu bahkan terlihat tampan berkali-kali lipat hanya dengan menuang bir!

Selena Xu dalam hati bertanya, kapan ia bisa berhenti terpesona pada Everett Leng?

Selena Xu mengambil gelas birnya. Ia segera menegaknya untuk menyembunyikan rasa terpesonanya.

Ia tidak pernah terpesona sampai seperti ini ketika berhadapan dengan Parker Ji. Tetapi Parker Ji waktu itu juga salah satu bintang kampus, dan semakin ke sini ia semakin tampan. Pria itu sama sekali tidak kalah dengan Everett Leng. Ketika berjalan bersama di jalan pun banyak wanita yang diam-diam meliriknya.

Tetapi, ketika berinteraksi dengannya, ia tidak pernah merasa sungkan dan gelisah, berbeda dengan ketika berinteraksi dengan Everett Leng.

Selena Xu kembali menegak birnya. Ia merasa rasa bir ini cukup oke. Ketika ia kembali ingin minum, Everett Leng tiba-tiba bertanya:

“Kamu waktu itu juga seperti ini memberiku obat?”

Selena Xu terdiam. Ia menatap kaku pria itu. Ekspresi wajahnya cemas. Ia tidak bisa berkata apa-apa.

“Coba tebak, bir yang barusan kamu minum ada obat apa?” Everett Leng memicingkan mata lalu bertanya dengan tenang padanya.

Kali ini Selena Xu tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Ia menatap Everett Leng was-was, “Apa yang kamu lakukan?”

Pria itu tersenyum kecil, “Tidak perlu sepanik ini lah?”

Selena Xu gigit-gigit bibir, “Waktu itu aku memang bersalah padamu, terserah kamu ingin memberiku hukuman apa. Tetapi…… tetapi kamu tidak seharusnya mengambil kesempatan di tengah ketidaktahuanku!”

Everett Leng lagi-lagi tersenyum kecil, “Apa yang aku lakukan tidak lebih dari memperlakukanmu sebagaimana kamu memperlakukanku. Kamu waktu itu bukannya juga mengambil kesempatan di tengah ketidaktahuanku?”

Selena Xu berdiri, lalu dengan gagap berkata: “Aku, aku hanya……”

“Hanya agak suka denganmu, jadi tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukan ini.” Everett Mo melanjutkan kalimat Selena Xu seolah bisa membaca apa yang dipikirkan wanita itu.

Wajah Selena Xu memucat. Seperti yang bisa dibayangkan, kalimat berikutnya pria itu langsung membuatnya tersentak.

“Sekarang aku juga tidak bisa menahan diri, jadi kamu, Selena Xu, punya hak apa untuk memprotesku?”

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu