Predestined - Bab 401 Menghilangkan Kesalahpahaman

Dia perlahan berjalan ke balkon, menyambut angin malam, berdiri sejajar dengan Laura Wen.

"Apakah baik-baik saja?" Dia melihat ke arah Laura Wen, malah melihat dengan jelas matanya yang bengkak karena menangis.

Laura Wen tersenyum pahit, "Hati juga sudah mati rasa, apalagi yang baik atau tidak baik."

"Jangan berbicara begitu, sebenarnya, setelah aku berpikir dengan serius....apakah telpon ke Louis Li saja untuk menanyakannya sampai jelas?"

Everett Leng asal-asalan mengatakan beberapa kata, ternyata membuat pikirannya ada sedikit perubahan.

Lingkar mata Laura Wen merah, suaranya serak, "Menanyakan apa? Bertanya padanya sejak kapan bersama dengan Sharon Li, lalu bertanya sebenarnya sudah berapa kali ke hotel?"

"Juga tidak boleh mengatakan seperti itu. Atau kemungkinan ada salah paham, bagaimanapun masih belum jelas."

Sambil bicara, dia sudah mengeluarkan ponsel, mencari nomor telepon Louis Li.

Namun, masih belum menekannya, sudah dihentikan oleh Laura Wen.

"Jangan telpon, Lena. Kamu beritahu aku, hanya seorang pria dan seorang wanita, keluar dari hotel kecil, apa yang sudah mereka lakukan, apa yang bisa mereka lakukan?"

Selena Xu memijit-mijit keningnya yang sakit, seketika kepala agak sakit.

Saat ini, ponsel berdering, telpon dari Louis Li.

Berpikir-pikir, Selena Xu masih mengangkatnya, belum berbicara, Louis Li bergegas mulai bertanya.

"Lena, aku tidak bisa menghubungi Laura Wen, di rumah juga tidak ada orang, apakah kamu tahu dia berada dimana? sebenarnya dia kenapa?"

Selena Xu melihat sebentar Laura Wen yang ada di sampingnya, "Dia....."

"Sini!"

Laura Wen merebut ponselnya, mata yang memerah, menghadap ke ponsel dengan suara keras berteriak.

"Bagaimanapun aku tidak akan mengurus masalahmu lagi, kamu juga jangan pernah mencariku lagi, hari ini aku bicarakan sampai jelas, kamu dengarkan baik-baik, Louis Li, kita putus!"

Setelah mengatakan kata-kata ini, Laura Wen dengan marah menyelesaikan panggilan telpon, membuat Selena Xu terperangah.

"Kamu...sungguh sudah memutuskannya?" Dia mencoba bertanya.

"Sudah diputuskan!"

Laura Wen menghapus airmata yang barusan terjatuh, sengaja bersikap bebas leluasa, "Bukankah cuma seorang pria, tidak ada apa-apa, lebih awal mengetahui sifatnya, juga bagus biar tidak menderita setelah menikah.

Selena Xu tidak ingin melihat sepasang kekasih ini sampai ketahap seperti ini, mencoba membujuk.

"Kalian berdua bisa bersama tidaklah mudah, bilang putus langsung putus juga terlalu mudah. Begini saja, besok kamu ikut bersamaku ke perusahaan, aku bantu kamu menginterogasinya."

Laura Wen merasa enggan dan menggeleng kepala, "Aku tidak ingin bertemu dengannya."

"Tidak bilang kamu harus bertemu dengannya, kamu bisa sembunyi dulu, tunggu setelah aku selesai interogasi dia, kamu baru putuskan mau atau tidak mau memaafkannya."

Mendengarkannya, Laura Wen hanya terdiam, tapi sepertinya sedikit goyah.

Akhirnya, mungkin karena dia masih tidak bisa melepaskan Louis Li, mungkin masih belum rela, lalu menganggukan kepala.

Masalah diputuskan seperti ini. Keesok paginya, Selena Xu membawa Laura Wen ke perusahaan.

Dia baru terduduk di dalam kantor, kopi instant juga masih belum meleleh, Louis Li sudah bergegas kemari.

"Lena, hanya kamu sendirian?" Dia melirik ke samping kantor asisten, "Dimana Laura Wen?"

Selena Xu tersenyum dingin, "Kamu masih berani bertemu dengannya?"

Louis Li kebingungan sambil memegang kepala, "Aku juga tidak melakukan hal yang bersalah padanya, kenapa tidak berani bertemu dengannya?"

"Bagus sekali Louis Li, sudah ketahuan, mulutmu masih bersikeras?"

"Aku......"

Selena Xu mengangkat tangannya dan menepuk meja, penuh dengan energik, hanya saja telapak tangan agak sakit.

Dia mengerutkan alis, menahan rasa sakit itu, menampilkan sebuah tampang yang serius.

"Louis Li, kamu beritahu aku, apakah ada terjadi sesuatu diantara kamu dan Sharon Li?"

"Siapa? Sharon Li?"

"Benar."

Louis Li terpaku beberapa detik, lalu segera tertawa.

Wajah mungil Selena Xu dingin, "Apa yang kamu tertawakan?"

"Lena, rumor konyol seperti ini, kamu dengar dari siapa?"

"Rumor? Tidak, ini bukanlah rumor, ini aku lihat dengan mata kepala sendiri. Jika tidak, kamu kira kenapa kemarin Laura Wen menamparmu dan menangis sampai segitunya?"

Terdiam sesaat, Louis Li sepertinya sudah mengerti.

Dia mengangkat tangan mendorong kacamatanya, menunjukan ekspresi yang sudah mengerti, "Aku sudah merasa agak aneh, akhirnya sekarang aku mengerti."

"Katakan sejujurnya, kemarin kamu dan Sharon Li keluar dari hotel, apakah.....apakah kalian tidur bersama?"

"Tidak ada, aku tidak berbohong dan berbuat salah."

"Masih berani berbohong?"

"Aku sungguh tidak membohongimu! Kemarin aku dan Sharon Li memang pergi ke hotel....."

Selena Xu tersenyum dingin, "Bagus, akhirnya kamu mengakuinya?"

"Bukan, apakah kamu bisa mendengarkan sampai aku selesai bicara?" Louis Li tidak berdaya mengatakannya, "Kami memang sudah pergi hotel, tapi tidak ada hal lain, kami pergi untuk berbisnis."

Begitu dia selesai bicara, pintu di belakangnya didorong terbuka oleh orang.

Adalah Laura Wen, wajahnya suram, penuh amarah menerobos keluar. Karena dia tidak bisa mendengarkannya lagi.

"Laura Wen? Ternyata kamu di sini? Kamu tidak mengangkat teleponku, apakah kamu tahu aku sangat panik?"

"Jangan bercanda! Mohon kamu beritahu aku, bisnis seperti apa yang harus di lakukan di hotel?"

Louis Li mendesah pelan, menggunakan isyarat mata menunjuk ke arah dokumen yang ada di samping tangan Selena Xu.

"Hanya demi ini."

Selena Xu mengambil dokumen dan melihatnya, seketika merasa tak terduga.

Sebelumnya, Selena Xu terus mencari kesempatan untuk bisa bekerja sama dengan Jin Hong Corp, bahkan sudah merencanakan sebuah proyek kerja sama yang bernilai ratusan miliar, tapi dari pihak sana tidak membeli respon yang jelas.

Demi hal ini, dia sudah mengutus banyak orang di departemen Humas untuk berunding, malah setiap kali dimarahi.

Di depan, adalah kontrak untuk proyek kerja sama itu, dia atas bahkan sudah ada tanda tangan nama bos Jin Hong Corp.

Louis Li terbiasa menggunakan jari tengah mendorong bingkai kacamata bulatnya, menjelaskan dengan serius.

"Karena bos Jin Hong Corp tidak mudah dihadapi, jadi aku baru turun tangan sendiri, dan membawa Sharon Li, dia adalah orang baru yang hebat di departemen Humas. Hasilnya sangat jelas, kami sudah berhasil menaklukkan pihak sana."

Laura Wen agak menyipitkan mata, bertanya dengan curiga.

"Louis Li, kamu jangan menyimpang dari topik pembicaraan, berbisnis ya berbisnis, kenapa kamu dan Sharon Li berbisnis sampai ke hotel?"

"Karena sedang berbinis, kita pasti harus mengadakan jamuan tulus di hotel, saat mereka mabuk, tidak mungkin kita lepas tangan tidak mempedulikannya?"

Selena Xu sepertinya sudah mengerti, mencoba bertanya, "Berarti, kamu dan Sharon Li mengatur dan menempatkan mereka sampai selesai di hotel?"

"Benar, inilah kenyataannya."

Mendengarkan, Selena Xu terdiam.

Sebenarnya jika dipikir secara teliti, dia sudah mengabaikan sesuatu.

Kemarin Sharon Li pergi duluan, saat itu di tangannya, memang memegang sebuah dokumen.

Sepertinya, adalah kontrak yang ada di depan ini.

Seketika Laura Wen agak kebingungan, dia menatap Selena Xu tanpa daya, Selena Xu juga menatapnya, dua orang daling bertatapan.

Agak lama, Selena Xu tersenyum mengatakan, "Haiiiisss, sungguh mengejutkanku, ternyata hanya salah paham."

"Memang begitu?" Nada bicara Louis Li terdapat rasa kesal, lanjut mengatakan.

"Kemarin aku sama sekali tidak mengerti apa yang sudah terjadi, bagus sekali, begitu datang langsung menampar, membuat aku kebingungan, tadi malam berpikir semalaman, juga tidak tahu satu tamparan ini gara-gara apa, coba kamu pikirkan aku harus mencari siapa menjelaskannya?"

Laura Wen bertanya sekali lagi, tapi mungkin karena merasa bersalah, emosinya sudah lebih menurun.

"Kalau....begitu berdasarkan apa aku hanya percaya dengan kata-kata sendirian?"

"Baik, jika kamu tidak percaya, aku akan membawa Sharon Li ke sini dan menanyakannya secara langsung."

Begitu selesai bicara, Louis Li langsung membalikan badan pergi, tapi saat berjalan keluar dua langkah, langkah kaki tiba-tiba berhenti.

Dia perlahan membalikan pandangannya, hanya melihat sepasang tangan putih mulus menarik kerah bajunya, Laura Wen sedang menatapnya, hanya saja pandangan mata sedikit menghindar.

"Lebih baik jangan, ini masalah diantara kita, jangan melibatkan orang lain, jika sampai tersebar...."

Matanya menunduk rendah, suara kecil bagaikan bunyi nyamuk.

Louis Li mendesah pelan, "Sekarang, kamu sudah percaya denganku?"

Laura Wen tidak bersuara, hanya mengangguk.

"Aku katakan, apakah kalian para wanita sarafnya terlalu sensitif? Saat itu kamu belum jelas langsung menampar...."

Masih belum selesai bicara, Louis Li sudah menahannya kembali.

Karena Laura Wen tiba-tiba memeluknya, memeluk erat-erat, wajah kecil dibenamkan ke dalam dadanya.

"Maaf, aku yang salah, tidak seharusnya aku begitu impulsif."

Setelah berpikir sebentar, Louis Li mengulurkan tangan memeluknya, jelas sekali terlihat sudah lebih lembut.

"Aku tidak menyalahkanmu. Hanya saja, aku harap kamu bisa memberiku kepercayaan yang paling dasar."

"Eng.....nanti, nantinya aku tidak akan begini lagi."

Pemandangan di depan ini, sungguh membuat Selena Xu melihat orang merajut kasih.

Dia berdiri, nada bicara terdapat rasa malas.

"Sudahlah, kalian jangan merangsangku lagi, aku pergi, ruang kantor aku berikan pada kalian pasangan suami istri muda?"

"Pasangan suami istri muda" panggilan ini, membuat wajah dua orang memerah, barulah melepaskan satu sama lain.

Louis Li memegang wajah Laura Wen, tersenyum.

"Kemarin, aku sudah menerima foto yang dikirimkan Lena padaku, foto kamu memakai gaun pengantin."

Laura Wen merasa sedikit terkekang, wajah kecil memerah, "Menurutmu...apakah cantik?"

"Cantik sekali! Sampai hari pernikahan, kamu memakai gaun pengantin, pasti akan lebih cantik lagi."

"Sebel.....sejak kapan kamu juga belajar kata-kata gombal."

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu